Perancangan Implementasi Tahapan penelitian

V. ANALISIS SISTEM

Penerapan ilmu sistem dalam manajemen, mempersyaratkan penggunaan teori dasar yang bersifat kuantitatif yang mencakup pemodelan matematis, analisis fungsional terhadap model matematis yang digunakan, teori kontrol, teori estimasi dan teori pengambilan keputusan. Penerapan teori pengambilan keputusan yang dilandasi pendekatan statistik, meminimumkan tingkat kesalahan dalam rekomendasi atau keluaran yang dihasilkan suatu sistem. Dalam sistem yang kompleks yang memiliki peubah cukup banyak dan keluarannya bersifat sangat majemuk, penerapan teori pengambilan keputusan seringkali tidak menghasilkan kinerja yang memuaskan Marimin, 2004; Whitten et al, 2004; Kendall Kendall, 2004; Kusumadewi, 2003; Humphrey Kaolinsky, 1998; Blanchard Fabrycky, 1981; Kauffman, 1968. Secara ringkas, suatu sistem harus memenuhi kriteria falsafah cybernetics, holistik dan efektif. Cybernetics berarti sistem harus berorientasi pada tujuan, sehingga perancangan atau rekayasa suatu sistem dimulai dengan penetapan tujuan melalui analisis sistem. Holistik berarti sistem harus bersifat utuh karena segmentasi atau cara pandang parsial dapat mereduksi kemampuan dan kinerja sistem. Efektif berarti sistem harus lebih mementingkan hasil guna secara operasional dan layak dibandingkan pendalaman teoretik mengenai efisiensi pengambilan keputusan. Tiga persyaratan pertimbangan utama yang harus dipenuhi dalam pengkajian sistem yakni kompleksitas, dinamis dan probabilistik. Pertimbangan mengenai kompleksitas atau kerumitan suatu sistem, mengharuskan interaksi antara subsistem maupun elemen dalam subsistem yang cukup rumit dapat dikenali. Sistem juga harus dinamis, artinya dapat menampung perubahan faktor-faktornya seiring perubahan waktu, serta dapat memprediksikan keadaan di masa mendatang. Sistem juga harus memenuhi persyaratan probabilistik, yang memungkinkan penentuan peluang dalam inferensi kesimpulan maupun pelaksanaan rekomendasi yang dihasilkan Eriyatno, 1998. Rekayasa atau sintesis sistem, ditempuh setelah analisis sistem dirampungkan. Analisis sistem pada umumnya didahului oleh analisis kebutuhan dan identifikasi sistem. Analisis sistem antara lain meliputi formulasi masalah, penyusunan alternatif sistem, penetapan realisasi fisik, sosial, dan politik, yang dilanjutkan dengan penentuan kelayakan ekonomi dan keuangan Gambar 29. Rekayasa sistem harus memenuhi berbagai persyaratan yang sangat karakteristik. Pertama, suatu sistem harus bersifat utuh holistik dan tersusun atas paduan rumit berbagai sumber complex combination of resources dalam bentuk manusia, material, peralatan, fasilitas, dana, data dan lain-lain. Kedua, suatu sistem harus memiliki batas ruang lingkup atau jenjang hierarchy tertentu. Ketiga, suatu sistem dapat diuraikan lagi menjadi sejumlah subsistem dan komponen-komponen yang terkait, sehingga keberadaan sistem tersebut sangat ditentukan oleh kompleksitas dan kinerja fungsi-fungsinya. Gambar 29. Tahap pendekatan sistem.