Rule I If BEP sangat tinggi dan IRR sangat tinggi dan PBP sangat tinggi dan BCR
sangat tinggi dan NPV sangat tinggi maka nilai krisis finansial sangat tinggi. Rule II
If BEP tinggi dan IRR tinggi dan PBP tinggi dan BCR tinggi dan NPV tinggi maka nilai krisis finansial tinggi.
Rule III If BEP sedang dan IRR sedang dan PBP sedang dan BCR sedang dan NPV
tinggi maka nilai krisis finansial sedang. Rule IV
If BEP rendah dan IRR rendah dan PBP rendah dan BCR rendah dan NPV sedang maka nilai krisis finansial rendah.
Rule V If BEP sangat rendah dan IRR sangat rendah dan PBP sangat rendah dan BCR
rendah dan NPV rendah maka nilai krisis finansial sangat rendah.
8. ANALISISI KRISIS TEKNOLOGI a. Rancangan Fuzzy Krisis Teknologi
Penentuan dampak krisis teknologi berdasarkan asupan fuzzy tentang ketersediaan teknologi perpanjangan masa simpan, ketersediaan suku cadang dan komponen peralatan, ketersediaan sistem
penunjang atau cadangan dan tingkat kelancaran utilitas. Rancangan fuzzy asupan krisis teknologi disajikan pada gambar di bawah ini:
Himpunan fungsi keanggotaan ketersediaan teknologi perpanjangan masa simpan disusun menggunakan fungsi Gaussian. Dengan nilai konstanta gamma dan c sebagai berikut:
Himpunan Fuzzy Teknologi Perpanjangan Masa Simpan
σ
c
Sangat Tinggi 10
100 Tinggi 10
75 Sedang 10
50 Rendah 10
25 Sangat Rendah
10
Himpunan fuzzy ketersediaan suku cadang, ketersediaan sistem penunjang atau cadangan, maupun ketersediaan jasa perawatan juga menggunakan fungsi Gaussian dengan nilai gamma dan c sebagai
berikut:
Himpunan Fuzzy
σ
c
Sangat Tinggi 10
100 Tinggi 10
75 Sedang 10
50 Rendah 10
25 Sangat Rendah
10
b. Rule Fuzzy Krisis Teknologi
Dalam mengevaluasi dampak krisis digunakan sejumlah aturan. Aturan yang digunakan untuk menghasilkan nilai akhir dampak krisis adalah sebagai berikut:
Rule I If ketersediaan Sangat Tinggi dan Penyediaan Teknologi Sangat Tinggi dan Sistem
Penunjang sangat tinggi dan kelancaran pasokan utilitas sangat tinggi maka nilai krisis sangat tinggi.
Rule II If ketersediaan Tinggi dan Penyediaan Teknologi Tinggi dan Sistem Penunjang
sangat tinggi dan kelancaran pasokan utilitas sangat tinggi maka nilai krisis tinggi. Rule III
If ketersediaan Rendah dan Penyediaan Teknologi Rendah dan Sistem Penunjang sangat tinggi dan kelancaran pasokan utilitas sangat tinggi maka nilai krisis rendah.
Rule IV If ketersediaan Sangat Rendah dan Penyediaan Teknologi Rendah dan Sistem
Penunjang sangat tinggi dan kelancaran pasokan utilitas sangat tinggi maka nilai krisis Rendah.
Rule V If ketersediaan Sangat Rendah dan Penyediaan Teknologi Sangat Rendah dan
Sistem Penunjang sangat tinggi dan kelancaran pasokan utilitas sangat tinggi maka nilai krisis sangat rendah.
9. ANALISIS KRISIS SOSIAL a. Rancangan Fuzzy Krisis Sosial
Fuzzy krisis sosial digunakan untuk menentukan dampak krisis akibat adanya tingkat pengaruh- pengaruh masalah sosial. Rancangan fuzzy tersebut terdiri dari masukan-masukan sosial seperti
pada gambar di bawah ini.
Himpunan fungsi keanggotaan untuk masing-masing masukan menggunakan fungsi Gaussian. Untuk tingkat ketidakpuasan karyawan , masukan menggunakan fungsi Gaussian dengan konstanta
gamma dan c sebagai berikut:
Himpunan Fuzzy Tingkat Ketidakpuasan karyawan
σ
c
Sangat Tinggi 10
100 Tinggi 10
75 Sedang 10
50 Rendah 10
25 Sangat Rendah
10
Plot grafik di bawah ini menunjukkan fungsi keanggotaan tingkat ketidakpuasan karyawan.
Asupan masing-masing tingkat keresahan karyawan, tingkat pengunduran diri karyawan, pemogokan karyawan, tingkat teror, maupun tingkat ancaman kekerasan juga menggunakan fungsi
Gaussian dengan konstanta gamma dan c sebagai berikut:
Nama Himpunan Fuzzy
σ
c
Sangat Tinggi 10
100 Tinggi 10
75 Sedang 10
50 Rendah 10
25 Sangat Rendah
10
b. Rule Fuzzy Krisis Sosial
Dalam menentukan dampak krisis digunakan sejumlah aturan-aturan yang menentukan tingkat peran masing-masing fungsi keanggotaan dalam menentukan hasil akhir dampak krisis. Dengan
rule ini diperoleh gambaran mengenai tingkat peran masing-masing dalam mempengaruhi tingkat dampak krisis sosial. Rule tersebut antara lain:
Rule I If Tingkat Ketidakpuasan Karyawan Sangat Tinggi dan Tingkat Keresahan
Karyawan Sangat Tinggi dan Tingkat Pengunduran Diri Sangat Tinggi dan Tingkat Pemogokan Sangat Tinggi dan Tingkat Teror Sangat Tinggi dan Tingkat
Ancaman Sangat Tinggi then Nilai Krisis Sangat Tinggi
Rule II If Tingkat Ketidakpuasan Karyawan Tinggi dan Tingkat Keresahan Karyawan
Tinggi dan Tingkat Pengunduran Diri Sangat Tinggi dan Tingkat Pemogokan Sangat Tinggi dan Tingkat Teror Tinggi dan Tingkat Ancaman Tinggi then
Nilai Krisis Tinggi
Rule III If Tingkat Ketidakpuasan Karyawan Sedang Tingkat Keresahan Karyawan
Sedang dan Tingkat Pengunduran Diri Sangat Tinggi dan Tingkat Pemogokan Sangat Tinggi dan Tingkat Teror Sedang dan Tingkat Ancaman Tinggi then
Nilai Krisis Sedang
Rule IV If Tingkat Ketidakpuasan Karyawan Rendah dan Tingkat Keresahan Karyawan
Rendah dan Tingkat Pengunduran Diri Sangat Tinggi dan Tingkat Pemogokan Sangat Tinggi dan Tingkat Teror Rendah dan Tingkat Ancaman Sedang then
Nilai Krisis Rendah
Rule V If Tingkat Ketidakpuasan Karyawan Sangat Rendah dan Tingkat Keresahan
Karyawan Sangat Rendah dan Tingkat Pengunduran Diri Sangat Tinggi dan Tingkat Pemogokan Sangat Tinggi dan Tingkat Teror Sangat Rendah dan
Tingkat Ancaman Rendah then Nilai Krisis Sangat Rendah
10. ANALISIS KRISIS GLOBAL a. Rancangan Fuzzy Analisis Krisis Global
Rancangan fuzzy analisis krisis global digunakan untuk menentukan tingkat krisis keseluruhan yang merupakan gabungan dari krisis bahan, krisis finansial , krisis teknologi dan krisis sosial.
Rancangan untuk penentuan krisis global adalah sebagai berikut: