6 ANALISIS SISTEM
6.1 Pemodelan Sistem Dinamik
Pemodelan sistem merupakan gugus kegiatan pembuatan model yang akan menggambarkan sistem yang dikaji Forrester 1968; HPS Inc. 1994; Eriyatno
1999. Model yang dibangun adalah model simbolik model matematik deterministik. Pemodelan sistem dilakukan dengan menggunakan bantuan
perangkat lunak komputer Stella 7.r. dari HPS, Inc 2001.
6.1.1 Sub-model
Model terdiri dari tiga sub model, yaitu populasi, ekonomi, dan ketersediaan ruang. Ketiga sub-model saling terhubung dengan beberapa peubah,
dengan beragam parameter dan nilai awal. Blok bangunan dasar dalam bahasa Stella adalah meliputi stocks, flows, dan converter, seperti telah diuraikan pada
Sub-bab 3.7.2.
Sub-model populasi menggambarkan dinamika penduduk berikut peubah yang menentukan dan ditentukannya. Peubah yang terlibat dalam sub-model ini
antara lain meliput i: jumlah populasi, kelahiran, imigrasi, kematian, emigrasi, angkatan kerja, pengangguran, dan pertambahan penduduk. Kesemua peubah
berhubungan baik secara langsung maupun tidak, yang diformulasikan secara numerik.
Sub-model populasi
Sub-model populasi terhubung dengan sub-model aktivitas ekonomi melalui peubah lapangan kerja-pengangguran, dan kemudahan tenaga kerja-
percepatan investasi; sedangkan terhadap sub-model ketersediaan ruang melalui peubah kendala ruang-percepatan emigrasi_emigrasi, serta pertambahan
penduduk-kebutuhan permukiman dan prasarana. Sub-model populasi disajikan pada Gambar 30, sedangkan persamaan lengkap disajikan pada Lampiran 4.
Sub-model aktivitas ekonomi menggambarkan dinamika perekonomian berikut peubah yang menentukan dan ditentukannya. Peubah-peubah yang terlibat
dalam sub-model ini antara lain meliputi: aktivitas ekonomi PDRB harga konstan tahun 2000, pertumbuhan ekonomi, angkutan laut, industri, investasi, perikanan,
Sub-model aktivitas ekonomi
140 pertanian, sektor lain, wisata, dan lapangan kerja. Kesemua peubah berhubungan
baik secara langsung maupun tidak, yang diformulasikan secara numerik. Sub-model aktivitas ekonomi terhubung dengan sub-model populasi
melalui peubah lapangan kerja-pengangguran, dan kemudahan tenaga kerja- percepatan investasi; sedangkan terhadap sub-model ketersediaan ruang melalui
peubah percepatan investasi-kendala ruang. Secara singkat sub-model aktivitas ekonomi disajikan pada Gambar 31, sedangkan persamaan lengkap disajikan pada
Lampiran 4.
6.1.2 Nilai awal dan parameter
Sub-model ketersediaan ruang
Sub-model ketersediaan ruang menggambarkan dinamika kebutuhan dan penggunaan ruang berikut peubah yang menentukan dan ditentukannya. Peubah-
peubah yang terlibat dalam sub-model ini antara lain meliputi: kawasan lindung darat, kawasan lindung perairan, lahan budidaya pesisir, lahan bisnis dan
industri, lahan permukiman, lahan pertanian, lahan prasarana, perairan budidaya laut, perairan ikan tangkap, perairan militer, perairan pelabuhan,
terumbu karang, degradasi sumberdaya pesisir, dan kendala ruang. Kesemua peubah berhubungan baik secara langsung maupun tidak, yang diformulasikan
secara numerik. Sub-model ketersediaan ruang terhubung dengan sub-model populasi
melalui peubah kendala ruang-percepatan imigrasi emigrasi, serta pertambahan penduduk-kebutuhan permukiman dan prasarana.; sedangkan terhadap sub-model
aktivitas ekonomi melalui peubah percepatan investasi-kendala ruang. Secara singkat sub-model aktivitas ekonomi disajikan pada Gambar 32, sedangkan
persamaan lengkap disajikan pada Lampiran 4.
Dalam model yang dibangun, terdapat banyak variabel peubah, yang setiap atau sekelompok peubah mewakili komponen sistem. Setiap atau
sekelompok peubah akan berinteraksi dengan satu atau sekelompok peubah lain, dan menggambarkan karakteristik sistem. Interaksi antar peubah berlangsung
melalui persamaan-persamaan, yang meliputi: stock, flow, auxilary, dan delay, seperti telah diuraikan pada Bab 3. Untuk melengkapi persamaan-persamaan
tersebut, yang dapat menggambarkan karakteristik dan pola interaksi antar peubah
141 dalam komponen sistem, maka dibutuhkan nilai awal untuk stock dan parameter
untuk peubah lainnya. Oleh karena itu, sesuai dengan tujuan pemodelan yaitu untuk mempelajari dinamika sistem dalam jangka panjang, maka penentuan nilai
awal dan parameter dari berbagai peubah, menjadi penting.
Penentuan nilai awal dan parameter, dilakukan berdasarkan data sekunder empirik yang telah dikumpulkan, serta interpretasi citra satelit dan analisis SIG.
Dalam hal tidak ditemuinya data sekunder untuk nilai awal dan parameter, maka Gambar 30 Sub-model populasi
Gambar 31 Sub-model aktivitas ekonomi
AKTIVITAS EKONOMI
Perst Ekonomi Investasi
Industri Angkutan
Laut W
isata Pert Industri
Sektor Lain
Pert Investasi Pertumbuhan
Ekonomi
Perikanan Pert Angkt Laut
Pert Perikanan Pert Sektor Lain
Pert W
isata Kebangkrutan
~
Percp Invest
~
Percp Invest
~
Percp Invest
~
Percp Invest
~
Percp Invest Tgkt Kebangkrutan
Lapangan Kerja Keb Naker Investasi
Fraksi pert invest
~
Dampak Penganggur
~
Percp Invest
~
Naker PDRB Naker per Invest
Fraksi Pert Lain
Fraksi Pert Wisata
Fraksi Pert Industri
~
Fraksi Pert Perikanan
Fraksi Pert Angkt Laut
Pertanian Lap Kerja dari Perekonomian
Pert Pertanian
Fraksi Pert Pertanian
~
Percp Invest
~
Kendala Ruang Lapangan Kerja Awal
Rasio Perairan LDG BD
Perst Indst Perst Tani
Perst Lain
Perst W isata
Perst Ikan Perst Angklaut
Ikan awal
~
Pengrh angktlaut
~
Pengrh angktlaut Perst Ikan
Rasio lhn tani Sub Model Aktivitas Ekonomi
142 dilakukan perkiraan dari pengolahan data yang tersedia, atau melalui simulasi
model yang meliputi simulasi per sub-model sektor atau penggunaan fungsi grafik yang terdapat dalam perangkat lunak Stella. Beberapa nilai awal dan
parameter model, disajikan pada Tabel 34, dan secara lengkap disajikan pada Tabel Lampiran 3
.
Gambar 32 Sub-model ketersediaan ruang
Terumbu Karang Kawasan
Lindung Darat
PERAIRAN TOTAL
Lahan Tersedia Lahan Permukiman
Lahan Militer Lahan Prasarana
LAHAN TOTAL
Penambahan Lahan
Lahan Pertanian
Laju perb pertanian Keb Lahan Militer
Laju kebutuhan lahan
Keb Pemukiman
Penetapan Lindung Darat
Keb Prasarana Pert Lahan Militer
Mukim per kapita
Prasarana per Kapita
~
Pert Lhan Tani
Lahan BD Pesisir Laju perb
BD Pesisir Lahan Bisnis
dan Industri Keb Bisnis dan Industri
Lahan BD Ideal
~
Tahapan Kw Lindung
Ruang per Investasi Pert Industri
Lahan Wisata Pantai Laju perb lhn wisata
Lahan BD Terpakai
Perairan Militer
Pengurangan Perairan Total
Perairan Pelabuhan
Perb Perairan Pel
KEBIJAKAN Lahan Pelabuhan
Keb Pelabuhan Perluasan pelabuhan
Peruntukan Lindung Darat
Kawasan Lindung Darat
Pertambahan Penduduk
Penyediaan Lahan
Semp Pantai Semp Sungai
Keb Pemukiman
Lindung Lahan Atas
Peruntukan Semp Pantai
Peruntukan Lindung Darat
Konversi Semp Pantai
Konversi Semp Sungai
Konversi Lahan Atas
Keb Prasarana
Peruntukan Semp Sungai
Keb Bisnis dan Industri Keb Pelabuhan
Laju penambahan perairan pel
Prtk Lindung Lahan Atas
Penurunan Lhn Tani
Laju perb BD Pesisir
LAHAN TOTAL
Lahan BD Terpakai
Lahan sisa Laju perb lhn wisata
Keb Pemukiman Pert Lahan Wisata
Lahan Rawa Pantai
Laju perb BD Pesisir
Pertambahan Reklamasi
Penyedian Lhn tak ramah lingk
Konversi Semp Sungai
Penyedian Lhn tak ramah lingk
Pertambahan Reklamasi
Kecepatan Reklamasi Penetapan
Lindung Darat
Reklamasi Pertambahan
Reklamasi Rasio Lhn
LDG BD
Perairan BD Laut
Perairan Ikan Tangkap
Kaw Lindung Perairan
Perairan BD Ideal Perairan BD
Terpakai
Penambahan perairan BD Laut
~
Fraksi Pert Perikanan
Prtk Kw Lindung Perairan
Terumbu Karang
~
Tahapan Kw Lindung
Kaw Lindung Perairan
Rasio Perairan LDG BD
Landuse tak sesuai
Perambahan TK
~
Degradasi SD Pesisir Konversi kws
lindung perairan LAHAN
TOTAL Rasio lhn tani
Inkonsistensi tata ruang Rasio Perairan
LDG BD Rasio Lhn
LDG BD
~
Gap penggunaan ruang
~
Kendala Ruang Penurunan
Lhn Tani
Keb Pemukiman
Penggunaan Lahan Lain
Penetapan status menjadi lindung
Penetapan status menjadi lindung
Keb Pemukiman KEBIJAKAN
KEBIJAKAN KEBIJAKAN
Penetapan Lindung Darat
Sbr lind darat
Landuse tak sesuai
Penggunaan Lahan Lain
~
Pert BD Pesisir
Penurunan Lhn Lain Laju prb lhn lain
Keb Bisnis dan Industri Keb Prasarana
Peruntukan Lindung Darat
Perambahan TK Peruntukan
Lindung Darat Sub Model Ketersediaan Ruang
143 Tabel 34 Ringkasan beberapa nilai awal dan parameter model
No. Peubah Deskripsi
Nilai Awal Parameter
Satuan Pendugaan
1 AKTIVITAS_
EKONOMI Digambarkan dari nilai besarnya PDRB harga konstan di wilayah penelitian.
2.628.969 Rp juta
S 2
POPULASI Jumlah penduduk total
533.298 orang
S 3
Kawasan_ Lindung_Darat Merupakan luas total kawasan lindung yang ditetapkan sesuai dengan kriteria. ha
E 4
Kaw_Lindung_ Perairan Merupakan luas total kawasan lindung perairan.
ha E
5 Lahan_ Permukiman
Lahan yang digunakan untuk pemukiman penduduk. 1.531
ha PS
6 Lahan_BD_ Pesisir
Lahan yang digunakan untuk tambak. 2.477
ha PS
7 Lahan_Bisnis_
dan_Industri Lahan yang digunakan untuk bisnis dan industri.
880 ha
PS 8
Lahan_Militer Lahan yang digunakan untuk pangkalan TNI-AL di Teluk Ratai.
115 ha
PS 9
Lahan_Pelabuhan Luas lahan areal pelabuhan.
210 ha
PS 10
Lahan_Pertanian Ruang yang digunakan untuk pertanian.
105.223 ha
PS 11
Lahan_Prasarana Lahan untuk prasarana, termasuk fasos dan fasum.
890 ha
PS 12
Lahan_Wisata_ Pantai Lahan yang digunakan untuk areal wisata pantai.
60 ha
PS 13
Perairan_BD_Laut Merupakan luas perairan yang digunakan untuk kegiatan budidaya perikanan.
8.000 ha
S 14
Perairan_Ikan_ Tangkap Merupakan perairan yang secara tradisional untuk menangkap ikan.
80.262 ha
S 15
Perairan_Militer Merupakan perairan yang ditetapkan untuk pelatihan tempur laut TNI-AL.
35.417 ha
S 16
Perairan_Pelabuhan Merupakan perairan pelabuhan, dan alur pelayaran.
4.330 ha
S 17
KEBIJAKAN Merupakan faktor pengali yang mewakili kebijakan penetapan kawasan lindung dan
budidaya darat dan perairan . 0 - 1
- E
18 Kendala_Ruang
Menunjukkan kendala pengembangan wilayah. graph
- E
19 Degradasi_SD_ Pesisir
Degradasi sumberdaya pesisir akibat terjadinya konversi kawasan lindung maksimum. graph
- E
Keterangan: S = data sekunder; PS = Pengolahan data sekunder, analisis citra satelit, dan SIG; E = simulasi model, graph = fungsi grafik dari Stella.