Produk domestik regional bruto PDRB Struktur perekonomian

110 pesisir dibandingkan dengan wilayah lain di dalam provinsi, karena ditunjang oleh keuntungan lokasional wilayah pesisir. Tabel 20 Komponen pergeseran-pertumbuhan wilayah pesisir Teluk Lampung No . Sektor Pertum- buhan total wilayah S Pergeseran proporsio- nal P Pergeseran diferensial D 1 Perikanan 0,2155 0,5111 -0,2562 2 Angkutan Laut dan Penyeberangan 0,2155 -0,0251 0,0802 3 Pariwisata 0,2155 -0,0272 -0,0283 4 Pertanian 0,2155 -0,0549 -0,0428 5 Pertambangan dan Penggalian 0,2155 -0,4899 0,2806 6 Industri Pengolahan 0,2155 -0,0041 0,1112 7 Listrik dan Air Bersih 0,2155 0,0646 -0,3864 8 Bangunan 0,2155 -0,0601 -0,0476 9 Perdagangan 0,2155 -0,0188 -0,0202 10 Pengangkutan dan Komunikasi 0,2155 0,0837 0,0066 11 Keu., Persewaan, dan Jasa Prsh. 0,2155 0,5161 0,0859 12 Jasa-jasa 0,2155 -0,1059 0,0004 Sumber: BPS Bandar Lampung 2008a, 2008b, BPS Pesawaran 2008a, 2008b, BPS Lampung Selatan 2008a, 2008b Dengan menggabungkan nilai komponen P dan D dengan LQ, dapat diambil informasi yang lebih banyak mengenai sektor-sektor perekonomian wilayah pesisir. Melalui penggabungan tersebut dikembangkan tipologi daya saing sektor sebagai berikut:  Daya saing tinggi: sektor basis LQ 1, dengan salah satu atau kedua nilai Pj dan Dj 0;  Daya saing rendah: sektor basis LQ 1, nilai Pj 0 dan Dj 0;  Tidak berdaya saing: bukan sektor basis LQ 1. Hasil penggabungan nilai LQ, Pj, dan Dj, secara lengkap disajikan pada Tabel 21. Penggabungan nilai LQ, Pj, dan Dj, menunjukkan bahwa terdapat tujuh sektor ekonomi wilayah pesisir Teluk Lampung yang berdaya saing tinggi, yang merupakan sektor ekonomi basis dengan pertumbuhan yang tinggi danatau memiliki keunggulan lokasional dari wilayah pesisir. Konsisten dengan hasil dari LQ , sektor-sektor ekonomi yang menonjol adalah sektor basis seperti perikanan serta angkutan laut dan penyeberangan. Pengembangan sektor-sektor yang 111 berdaya saing tinggi dapat menjadi kebijakan pengembangan wilayah pesisir Teluk Lampung, dan harus diakomodasi dalam perencanaan tata ruang. Tabel 21 Daya saing sektor ekonomi wilayah pesisir Teluk Lampung No. Sektor LQ Pj Dj Daya Saing 1 Perikanan 1 Tinggi 2 Angkutan Laut dan Penyeberangan 1 Tinggi 3 Pariwisata 1 Rendah 4 Pertanian 1 TBS 5 Pertambangan dan Penggalian 1 TBS 6 Industri Pengolahan 1 Tinggi 7 Listrik dan Air Bersih 1 Tinggi 8 Bangunan 1 Rendah 9 Perdagangan 1 TBS 10 Pengangkutan dan Komunikasi 1 Tinggi 11 Keu., Persewaan, dan Jasa Prsh. 1 Tinggi 12 Jasa-jasa 1 Tinggi Keterangan: TBS = tidak berdaya saing Sumber: BPS Bandar Lampung 2008a, 2008b, BPS Pesawaran 2008a, 2008b, BPS Lampung Selatan 2008a, 2008b

4.3.5 Investasi

Investasi langsung direct investment merupakan pemacu pertumbuhan ekonomi wilayah. Pertumbuhan ekonomi wilayah pesisir Teluk Lampung yang lebih tinggi dari Provinsi Lampung, tampaknya dipengaruhi secara nyata oleh laju investasi di wilayah ini. Demikian juga pola pertumbuhan ekonomi wilayah pesisir Teluk Lampung yang fluktuatif Gambar 23, tampaknya juga dipengaruhi oleh pola investasi yang sangat fluktuatif, seperti disajikan pada Gambar 25. Dalam kurun waktu 2000-2007, investasi langsung di wilayah pesisir Teluk Lampung secara kumulatif berjumlah sekitar Rp 1,5 triliun, dengan angka rata-rata sekitar Rp 188 milyar per tahun. Investasi tersebut dilakukan oleh 50 perusahaan domestik dan asing, dengan sektor utama adalah industri pengolahan dan penunjang angkutan laut BPMD Prov. Lampung 2008. Lapangan kerja yang tercipta dari investasi tersebut adalah sebanyak 11.238 orang. Nilai investasi terbesar dicapai pada tahun 2006 yaitu sekitar Rp 463 milyar, dan pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2004, yaitu lebih dari 700. Pada ekstrim yang lain, investasi terkecil terjadi 2002 hanya Rp 9,8 milyar, dan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2002 dan 2007 yaitu sekitar -90. 112 Terkait dengan pemodelan sistem dinamik diuraikan pada Bab 6, peubah investasi yang sangat fluktuatif tersebut dapat menimbulkan bias yang sangat besar terhadap pemodelan. Oleh karena itu, nilai awal tahun 2003 pada model, diambil dari besaran rata-rata investasi dalam kurun waktu 2000-2007, dengan fraksi pertumbuhan merupakan rata-rata pertumbuhan dalam kurun waktu yang sama.

4.4 Prasarana dan Sarana Wilayah

4.4.1 Jalan dan rel kereta api

Di wilayah pesisir Teluk Lampung, terdapat jalan nasional, provinsi, serta kabupatenkota dan desa, dengan panjang total 1.389 km. Jalan tersebut tersebar di berbagai kecamatan, terutama di Kabupaten Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung. Adapun rel kereta api hanya terdapat di Kota Bandar Lampung, yaitu di Kecamatan Panjang dengan panjang 19 km, sebagai ujung dari koneksi jaringan rel kereta api Sumatera Bagian Selatan. Rel kereta api berujung pada Pelabuhan Gambar 25 Investasi langsung swasta di wilayah Pesisir Teluk Lampung BPMD Prov. Lampung, 2008 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 In vest asi R p m il yar -200 -100 100 200 300 400 500 600 700 800 P e rt u m b u h a n Investasi Pertumbuhan 113 Panjang, serta dermaga untuk kepentingan sendiri DUKS batubara milik PT. Bukit Asam PTBA, dan DUKS pulp milik PT. Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper TELPP. Data mengenai prasarana jalan dan rel kereta api, disajikan pada Tabel 22. Tabel 22 Jalan dan rel kereta api di wilayah pesisir No. Klasifikasi Jalan Panjang km Kerapatan Jalan kmkm 2 1 Jalan Nasional 104 0,08 2 Jalan Provinsi 245 0,19 3 Jalan KabupatenKota dan Desa 1.040 0,81 4 Rel Kereta Api 19 - Jumlah Panjang Jalan 1.389 1,09 Panjang Rel Kereta Api 19 - Sumber: BPS Bandar Lampung 2008a, BPS Pesawaran 2008a, BPS Lampung Selatan 2008a, Pemprov Lampung 2010 Kerapatan jalan di wilayah pesisir masih jarang, dan di samping itu kondisi jalan masih banyak yang rusak. Berdasarkan hasil studi lapangan, juga diketahui bahwa sebaran jalan masih tidak merata, terutama pada wilayah pesisir di Kabupaten Pesawaran, prasarana jalan masih sangat kurang. Sebagai penunjang pergerakan angkutan jalan, di wilayah pesisir Teluk Lampung juga sudah terdapat terminal tipe B dan C. Terminal angkutan jalan tersebut berada di Bandar Lampung dan Lampung Selatan. Pada wilayah pesisir Kabupaten Pesawaran, belum terdapat terminal. Data mengenai terminal, disajikan pada Tabel 23. Tabel 23 Lokasi terminal di wilayah pesisir No. Terminal Nama Lokasi 1 Tipe B Panjang Bandar Lampung 2 Tipe C Sukaraja Bandar Lampung 3 Tipe C Kalianda Lampung Selatan Sumber: Pemprov Lampung 2006a, BPS Bandar Lampung 2008a, BPS Pesawaran 2008a, BPS Lampung Selatan 2008a.

4.4.2 Pelabuhan dan dermaga

Wilayah pesisir Teluk Lampung merupakan jalur utama pergerakan angkutan laut dan penyeberangan yang menuju dan keluar wilayah Provinsi Lampung, bahkan Sumatera Bagian Selatan. Oleh karena itu, berbagai prasarana pelabuhan terdapat di wilayah ini. Selain sebagai prasarana angkutan laut dan