Analisis localization index LI

80 s = simpangan baku indeks pelayanan wilayah kecamatan pesisir Teluk Lampung, n = jumlah wilayah kecamatan pesisir Teluk Lampung 10 kecamatan. • Tahap paling akhir adalah menetapkan hierarki wilayah kecamatan berdasarkan nilai indeks pelayanan, yaitu peringkat I, II, dan III, dengan kriteria sebagai berikut. 1 Peringkat I adalah: Jika IP i IP ≥ + 2s; 2 Peringkat II adalah: Jika IP + 2s IP i IP ≥ ; 3 Peringkat III adalah: Jika IP i IP . 3.9.4 Metode manual alokasi pola ruang Untuk menangani keterbatasan kemampuan peneliti dalam pembuatan program komputer antarmuka antara sistem dinamik dan sistem informasi geografis SIG yang ditunjukkan oleh “keterkaitan” pada Gambar 13, analisis dilakukan secara manual. Komponen “keterkaitan” pada kerangka analisis tidak berlangsung secara otomatis, melainkan dilakukan oleh peneliti berupa pemasukan data dan informasi dari sistem dinamik ke SIG dan sebaliknya. Pada metode manual alokasi pola ruang, kebutuhan ruang yang didapatkan dari analisis sistem dinamik disandingkan dengan kesesuaian ruang yang didapatkan dari analisis SIG. Dari persandingan tersebut dapat diketahui apakah secara fisik wilayah pesisir Teluk Lampung dapat memenuhi kebutuhan ruang yang dikehendaki oleh sistem, sesuai dengan skenario yang dipilih. Alokasi pola ruang dilakukan pada skala provinsi, yaitu pada tingkat ketelitian peta dengan skala 1:250.000, yang mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah. Dalam penetapan alokasi pola ruang, tidak dipertimbangkan aspek penguasaanpemilikan lahanruang, melainkan hanya mempertimbangkan status kawasan seperti kawasan lindungkonservasi, perairan TNI-AL, dan daerah lingkungan kerja dan kepentingan DLKr dan DLKp untuk pelabuhan yang telah ada penentapannya. 81 Distribusi spasial alokasi pola ruang, selanjutnya dilakukan dengan mengacu pada kesesuaian ruang pada analisis SIG. Alokasi peruntukan pola ruang dilakukan terutama berbasiskan prinsip kontinum pada pola ruang eksisting yang telah memenuhi kaidah kesesuaian sebelumnya. Metode yang diterapkan adalah melakukan tumpang tindih antarpeta pada pola ruang eksisting dan peta kesesuaian ruang, serta penyanggaan terutama untuk sempadan sungai dan pantai.