Aktivitas Ekonomi Kecenderungan Sistem

168 pertanian, terus meningkat dari 111.386 ha pada tahun 2003 menjadi 120.290 ha pada tahun 2029. Sementara itu, luas lahan total sedikit bertambah akibat reklamasi pantai dari 127.902 ha tahun 2003 menjadi 129.409 ha tahun 2029. Dengan merujuk pada data kelas kemampuan lahan Tabel 37, dapat diketahui bahwa sejak tahun 2003, sebagian dari lahan budidaya sudah merambah pada lahan berkemampuan rendah lahan kelas 5 sampai dengan kelas 8, dengan luas sekitar 27.651 ha pada tahun 2003 dan meningkat menjadi 36.599 ha pada tahun 2029. Dengan demikian, luas lahan yang masih dapat dipergunakan untuk fungsi lindung hanya sekitar 16.516 pada tahun 2003, dan 9.080 ha pada tahun 2029. Kondisi ini harus diperbaiki melalui penetapan dan pengendalian kawasan lindung yang ideal dalam penataan ruang. Kecenderungan sistem untuk peubah lahan total dan lahan budidaya terpakai, disajikan pada Gambar 46. Berbeda dengan penggunaan lahan budidaya, luas pemanfaatan umum perairan perikanan dan bukan perikanan hanya sedikit berubah, yaitu dari 128.009 ha pada tahun 2003 menjadi 130.407 ha pada tahun 2029. Luas perairan total sedikit berkurang akibat reklamasi pantai, yaitu dari 161.178 ha pada tahun Gambar 46 Kecenderungan luas lahan total dan lahan budidaya di wilayah pesisir Teluk Lampung 110 114 118 122 126 130 2003 2008 2013 2018 2023 2028 R ib u h e k ta r Lahan Total Lahan Budidaya Terpakai 169 2003 menjadi 159.666 ha pada tahun 2029. Oleh karena itu, luas perairan yang belum terpakai masih cukup besar yaitu 33.169 ha pada tahun 2003 dan 29.259 ha pada tahun 2029. Namun demikian, penggunaan perairan tidaklah bersifat kaku seperti penggunaan lahan, dan lebih bersifat temporal seperti alur pelayaran dan wilayah tangkap, di samping itu kecenderungan penggunaan ruang perairan adalah terkonsentrasi di perairan tepi dengan kedalaman 0-20 m. Oleh karena itu, penentuan kawasan konservasi perairan menjadi lebih sulit, karena pada perairan yang seharusnya dilindungi yaitu terumbu karang dan padang lamun, justru merupakan perairan yang cenderung digunakan oleh berbagai aktivitas seperti perikanan budidaya dan tangkap, serta wisata. Kecenderungan sistem untuk peubah perairan total dan pemanfaatan umum perairan, disajikan pada Gambar 47. Gambar 47 Kecenderungan luas perairan total dan pemanfaatan umum perairan di wilayah pesisir Teluk Lampung 125 133 141 149 157 165 2003 2008 2013 2018 2023 2028 R ib u h e k ta r Perairan Total Pemanfaatan Umum Perairan 170 7 KEBIJAKAN TATA RUANG WILAYAH PESISIR

7.1 Simulasi Skenario

7.1.1 Kebutuhan pemangku kepentingan dari

analisis prospektif partisipatif Kebutuhan para pemangku kepentingan wilayah pesisir Teluk Lampung diketahui dari analisis prospektif partisipatif PPA yang diuraikan pada Bab 5. Hasil PPA menunjukkan bahwa kebutuhan dipresentasikan oleh variabel yang paling berpengaruh terhadap penataan ruang wilayah pesisir, yang telah dipilih dan dianalisis secara konsensus oleh para partisipan Godet dan Roubelat 1996; Bourgeois dan Jesus 2004; Gray dan Hatchard 2008; Coates et al. 2010; Durance dan Godet 2010. Terdapat 6 variabel yang paling berpengaruh, yaitu: 1 kualitas sumberdaya manusia SDM masyarakat pesisir, 2 penegakan hukum, 3 pertumbuhan penduduk, 4 infrastruktur wilayah, 5 aktivitas ekonomi kerakyatan, dan 6 zonasi wilayah. Melalui eksplorasi variabel yang paling berpengaruh tersebut, secara konsensus partisipan juga membangun skenario, sebagai berikut: 1 Optimis: kualitas SDM masyarakat pesisir meningkat, penegakan hukum baik, pertumbuhan penduduk menurun, infrastruktur wilayah meningkat, aktivitas ekonomi kerakyatan meningkat, zonasi wilayah baik. 2 Moderat: kualitas SDM masyarakat pesisir meningkat, penegakan hukum baik, pertumbuhan penduduk tetap, infrastruktur wilayah tetap, aktivitas ekonomi kerakyatan meningkat, zonasi wilayah baik. 3 Pesimis: kualitas SDM masyarakat pesisir tetap, penegakan hukum tetap, pertumbuhan penduduk tetap, infrastruktur wilayah tetap, aktivitas ekonomi kerakyatan tetap, zonasi wilayah tetap. 4 Sangat Pesimis: kualitas SDM masyarakat pesisir tetap, penegakan hukum tetap, pertumbuhan penduduk meningkat, infrastruktur wilayah menurun, aktivitas ekonomi kerakyatan menurun, zonasi wilayah tetap.