Lingkup Penelitian Sistem perencanaan tata ruang wilayah pesisir Studi kasus Teluk Lampung
18 menunjukkan pemahaman yang lebih komprehensif terhadap wilayah pesisir, dan
dapat diterapkan untuk kepentingan pengelolaan wilayah pesisir Villa et al. 2002; Ramos 2004;
Gangai dan Ramachandran 2010 .
Dari beberapa penelitian di atas, terlihat pendekatan sistem dinamik dalam perencanaan dan pengelolaan telah menunjukkan efektivitas yang baik dalam
mengkaji kompleksitas wilayah. Namun demikian, di sisi lain, aspek partisipatif yang melibatkan pemangku kepentingan di wilayah yang bersangkutan, masih
kurang mendapatkan porsi yang cukup. Padahal pada dasarnya pelibatan pemangku kepentingan dalam perencanaan dan pengelolaan wilayah, merupakan
aspek yang sangat penting. Oleh karena itu, penelitian mengenai perencanaan wilayah pesisir yang kompleks dengan melibatkan pemangku kepentingan melalui
pendekatan sistem dinamik yang dipadukan dengan analisis partisipatif, akan menjadi suatu kebaruan dan penting dilakukan.
Kebaruan novelty yang diajukan adalah pada penerapan metode sistem dinamik dalam perencanaan tata ruang wilayah pesisir, yang memungkinkan
komponen sistem di darat maupu n di perairan dan interaksinya dapat dianalisis secara simultan, serta dilakukan intervensi, sehingga analisis lebih bersifat
komprehensif yang memadukan daratan dan perairan; penyusunan analisis kebutuhan pemangku kepentingan dilakukan
secara partisipatif; serta
mengakomodasi rejim perencanaan spasial yang dilingkup dalam UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dan UU No. 27 tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, yang memadukan ruang daratan dan perairan.
Dengan demikian diharapkan perencanaan yang dihasilkan dapat lebih komprehensif dan akomodatif terhadap berbagai kepentingan, serta tidak terjadi
dikotomi dalam perencanaan spasial wilayah pesisir. Ringkasan pendekatan perencanaan tata ruang yang umum dilakukan disajikan pada Gambar 3, dan
pendekatan perencanaan yang diajukan pada Gambar 4. Ringkasan karakateristik pendekatan perencanaan yang diajukan disajikan pada Tabel 1, adapun perbedaan
dengan metode yang umum dilakukan, secara lengkap disajikan pada Lampiran 1.
19
Persiapan: Administratif
Kajian informasi sekunder
Teknis
Gambar 3 Pendekatan perencanaan tata ruang wilayah yang umum dilakukan Kep. Men. Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 327 tahun 2002 tentang Penetapan 6 Enam Pedoman Bidang Penataan Ruang; yang telah diperbaharui dengan
Per. Men. Pekerjaan Umum No. 15, 16, dan 17 tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, dan Kota
Pengumpulan data dan Informasi Primer dan
Sekunder: Peta-peta
Kebijakan sektoral Kondisi lingkungan
dan sumberdaya alam
Sumberdaya buatan dan prasarana
sarana wilayah Kependudukan dan
sumberdaya manusia
Perekonomian dan sosial budaya
Kelembagaan Data lainnya….
Analisis: Identifikasi daerah
fungsional perkotaan
Sistem pusat-pusat permukiman
perkotaan Daya dukung dan
daya tampung wilayah serta
optimalisasi pemaanfaatan ruang
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah:
Penyusunan Konsep
Pengembangan dan Pemilihan
Konsep Penyusunan
Rencana
Penyusunan Rancangan
Peraturan Daerah
Pemberian informasi ke
masyarakat Penyerapan
informasi dari masyarakat
Penyampaian opini dan
informasi masyarakat
Penyampaian sanggahan
masyarakat Penetapan
Peraturan Daerah