Asumsi-asumsi dalam pengembangan model
180 2016. Perbedaan antar skenario tersebut diakibatkan oleh berkurangnya luas lahan
pertanian secara signifikan pada skenario optimis sekitar 50 dari luas lahan saat awal simulasi, karena dibatasi oleh kawasan lindung. Sektor pertanian akan
menyumbang aktivitas ekonomi sebesar Rp 0,68 triliun pada tahun 2029 pada skenario optimis, dan sebesar Rp 0,80 triliun pada skenario sangat pesimis. Upaya
intervensi yang kuat pada skenario optimis, hanya mampu sedikit mempertahankan peningkatan sektor pertanian, sehingga nilai pada tahun 2029
dapat lebih tinggi dibandingkan pada awal simulasi tahun 2003 Rp 0,43 triliun. Sumbangan sektor pertanian yang relatif kecil menunjukkan bahwa
pengembangan sektor ini, akan terkendala oleh ketersediaan lahan. Hal ini konsisten dengan daya saing sektoral disajikan pada Bab 4, yang menunjukkan
bahwa sektor pertanian tidak memiliki daya saing di wilayah pesisir Teluk Lampung.
Sektor perikanan menunjukkan bahwa pada skenario sangat pesimis, pertumbuhannya akan terus melambat sampai pada tahun 2029 Gambar 57.
Perlambatan tersebut merupakan gambaran bahwa sektor ini sangat bergantung pada kelestarian sumberdaya pesisir dan kualitas lingkungan. Untuk dapat
mempertahankan kenaikan sektor perikanan dibutuhkan upaya yang kuat, melalui intervensi sistem pada skenario moderat dan optimis, dengan bertumpu pada
pengembangan perikanan budidaya laut. Dengan demikian, sektor ini dapat terus meningkat, dan pada skenario optimis mampu menyumbang aktivitas
perekonomian pada tahun 2029 mencapai Rp 1,55 triliun.
60 90
120 150
180 210
2003 2008
2013 2018
2023 2028
R p
m ily
a r
Sangat Pesimis Pesimis
Moderat Optimis
Gambar 58 Skenario perkembangan sektor pariwisata Gambar 59 Skenario perkembangan sektor industri
300 840
1.380 1.920
2.460 3.000
2003 2008
2013 2018
2023 2028
R p
m ily
a r
Sangat Pesimis Pesimis
Moderat Optimis
181 Sektor pariwisata, pada dasarnya juga rentan terhadap perubahan
sumberdaya pesisir dan kualitas lingkungan, namun penurunan sektor ini tidak setajam sektor perikanan dan pertanian. Hal tersebut disebabkan oleh penunjang
sektor pariwisata tidak hanya bersumber dari wisata alam pantai, melainkan juga meliputi aktivitas perkotaan seperti hotel, restoran, dan tempat hiburan. Oleh
karena itu, sektor ini dapat lebih bertahan dan tidak menurun drastis, pada skenario sangat pesimis dan pesimis, masih dapat terus meningkat sampai akhir
tahun simulasi Gambar 58. Berlainan dengan sektor primer seperti pertanian dan perikanan, sektor
sekunder yaitu industri pengolahan relatif masih dapat meningkat pada skenario sangat pesimis. Namun sektor ini akan menjadi lebih terpacu dengan adanya
intervensi terhadap sistem yaitu pada skenario pesimis, moderat, dan optimis. Pada skenario optimis, sektor industri pengolahan dapat berkembang pesat
menjadi Rp 2,84 triliun pada tahun 2029, yang pada tahun 2003 baru bernilai kurang dari Rp 0,37 triliun Gambar 59. Sektor industri pengolahan memiliki
daya saing tinggi, dan berpeluang untuk menjadi sektor perekonomian utama leading sector di wilayah pesisir Teluk Lampung.
Secara relatif sama dengan sektor industri, sektor angkutan laut dan penyeberangan masih dapat meningkat pada skenario sangat pesimis. Kondisi
tersebut utamanya ditentukan oleh letak geografis wilayah pesisir Teluk Lampung yang dilalui oleh lintasan penyeberangan antar pulau dan terdapatnya pelabuhan
laut internasional Panjang. Namun demikian, dengan adanya peningkatan sektor- sektor ekonomi lainnya pada skenario pesimis, moderat, dan optimis, sektor
Gambar 60 Skenario perkembangan sektor angkutan laut
100 300
500 700
900 1.100
2003 2008
2013 2018
2023 2028
R p
m ily
a r
Sangat Pesimis Pesimis
Moderat Optimis
Gambar 61 Skenario perkembangan PDRB per kapita berdasarkan harga konstan tahun 2000
4 8
12 16
20
2003 2008
2013 2018
2023 2028
R p j
ut a
Sangat Pesimis Pesimis
Moderat Optimis
182 angkutan laut dan penyeberangan dapat tumbuh lebih pesat lagi, yaitu pada
skenario optimis dapat mendekati nilai Rp 1,08 triliun pada tahun 2029, dari nilai semula hanya Rp 0,12 triliun pada tahun 2003 Gambar 60.
Pada akhirnya, peningkatan aktivitas ekonomi diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir Teluk Lampung. Walaupun relatif
kasar, nilai PDRB per kapita digunakan sebagai indikator kesejahteraan masyarakat. Pada skenario optimis, PDRB per kapita berdasarkan harga konstan
tahun 2000, dapat terus meningkat pesat mencapai Rp 18,41 juta per orang pada tahun 2029. Sedangkan untuk skenario sangat pesimis, PDRB per kapita
meningkat lebih lambat, dan hanya mencapai nilai Rp 11,18 juta per orang pada tahun 2029, dibandingkan pada tahun 2003 yang bernilai Rp 4,93 juta per orang
Gambar 61. Tabel 40 Rekapitulasi simulasi sub-model aktivitas ekonomi
No. Peubah
Satuan Skenario serta tahun awal dan akhir simulasi
Sangat Pesimis
Pesimis Moderat
Optimis 2003
2029 2003
2029 2003
2029 2003
2029 1
Aktivitas ekonomi
Rp milyar 2.629 7.415 2.629 7.537 2.629 12.280 2.629 14.062 2
Investasi Rp milyar
188 1.408 188 1.468
188 2.875 188 3.334
3 Pertanian
Rp milyar 432
796 432
706 432
678 432
678 4
Perikanan Rp milyar
380 564
380 601
380 1.204 380 1.554
5 Pariwisata
Rp milyar 63
139 63
141 63
187 63
202 6
Industri Rp milyar
372 1.491 372 1.533
372 2.508 372 2.839
7 Angkutan
Laut Rp milyar
124 474
124 488
124 925
124 1.082 8
PDRB per Kapita
Rp jutaorang
4,93 11,18 4,93 11,30
4,93 16,59 4,93 18,41