81 Distribusi spasial alokasi pola ruang, selanjutnya dilakukan dengan
mengacu pada kesesuaian ruang pada analisis SIG. Alokasi peruntukan pola ruang dilakukan terutama berbasiskan prinsip kontinum pada pola ruang eksisting yang
telah memenuhi kaidah kesesuaian sebelumnya. Metode yang diterapkan adalah melakukan tumpang tindih antarpeta pada pola ruang eksisting dan peta
kesesuaian ruang, serta penyanggaan terutama untuk sempadan sungai dan pantai.
4 KONDISI UMUM DAN ANALISIS WILAYAH PESISIR TELUK LAMPUNG
4.1 Fisik Wilayah
4.1.1 Luas wilayah
Wilayah pesisir Teluk Lampung yang termasuk di dalam wilayah penelitian adalah meliputi daratan dan perairan, dengan posisi geografis terletak
antara 104
o
56’-105
o
45’ BT dan 5
o
25’-5
o
Tabel 5 Luas daratan wilayah penelitian 59’ LS. Secara administratif, wilayah
penelitian terletak pada Kabupaten Pesawaran, Kota Bandar Lampung, dan Kabupaten Lampung Selatan. Luas total wilayah daratan adalah 127.902 ha, dan
luas perairan adalah 161.178 ha. Gambaran luas wilayah pesisir Teluk Lampung disajikan pada Tabel 5 dan Tabel 6.
No. KabupatenKota
Kecamatan Luas ha
Persentase 1
Lampung Selatan Katibung 18.863
14,75 2
Lampung Selatan Sidomulyo 15.900
12,43 3
Lampung Selatan Kalianda 17.983
14,06 4
Lampung Selatan Rajabasa 10.039
7,85 5
Lampung Selatan Bakauheni 5.713
4,47 6
Bandar Lampung Teluk Betung Barat
2.099 1,64
7 Bandar Lampung
Teluk Betung Selatan 1.007
0,79 8
Bandar Lampung Panjang
2.116 1,65
9 Pesawaran
Padang Cermin 31.763
24,83 10
Pesawaran Punduh Pidada
22.419 17,53
Jumlah 127.902
100,00
Sumber: BPS Kota Bandar Lampung 2008a, BPS Kabupaten Lampung Selatan 2008a, BPS Kabupaten Pesawaran 2008a
Tabel 6 Luas perairan wilayah penelitian No.
Kedalaman m Luas ha
Persentase 1
0-20 37.797
23,45 2
20-25 48.172
29,89 3
25-30 32.432
20,12 4
30-50 40.290
25,00 5
50-80 2.369
1,47 6
80 119
0,07 Jumlah
161.178 100,00
Sumber: Dishidros TNI-AL 1998, Bakosurtanal 2000
84
4.1.2 Geologi pantai dan sistem lahan
Secara geomorfologis, daratan wilayah pesisir Teluk Lampung tergolong sebagai pedataran pantai sempit dan perbukitan, dengan batuan dominan meliputi
endapan aluvium dan rawa, batu gamping terumbu, dan endapan gunung api muda berumur quarter Qhv. Topografi wilayah yang berbatasan langsung dengan laut
Teluk Lampung memiliki kelerengan datar 0-3, dengan elevasi 0-10 m dari permukaan laut dpl; sedangkan wilayah ke arah daratan memiliki kelerengan
beragam mulai dari landai 3-8 sampai dengan sangat curam 40, dengan elevasi beragam mulai dari 10 sampai dengan 1.000 m dpl. Kelompok relief
pada wilayah ke arah laut tergolong dataran flat; dan ke arah daratan beragam yaitu berombak undulating, bergelombang rolling, dan berbukit hummocky,
hillocky, dan hilly Wiryawan et al., 1999. Satuan geologi lingkungan wilayah
ke arah pantai meliputi pedataran GL-1, GL-2, dan GL-5 dan kaki perbukitan dan pergunungan GL-3 dan GL-4, yang secara ringkas disajikan pada Tabel 7.
Topografi pesisir Teluk Lampung sangatlah beragam, mulai dari dataran pantai sampai kawasan perbukitan hingga bergunung, dengan ketinggian
permukaan 0 sampai 1.281 m dpl. Daerah dengan topografi perbukitan hingga bergunung membentang dari arah utara ke selatan dengan puncak tertinggi pada
gunung Rajabasa di Kabupaten Lampung Selatan, dengan ketinggian 1.280 m dpl; dan Gunung Ratai di Kabupaten Pesawaran, dengan ketinggian 1.681 m dpl.
Sistem lahan land system di wilayah pesisir Teluk Lampung sangat beragam, mulai dari dataran rawa pantai sampai pada pegunungan terjal.
Berdasarkan Peta Land systems and sand suitability Sumatra, Series RePPProt 1988 Sheet 1110 Tanjungkarang, dapat diidentifikasi 22 sistem lahan di dalam
wilayah penelitian. Sistem lahan dominan adalah Bukit Balang BBG dan Tanggamus TGM, yang keduanya merupakan pegunungan dengan kemiringan
lereng yang sangat curam 41-60. Adapun sistem lahan dataran yang dominan adalah Sungai Aur SAR dan Muara Beliti MBI, dengan kemiringan lereng 9-
15. Berdasarkan klasifikasi Soil Taxonomy, tanah di wilayah pesisir Teluk Lampung meliputi 5 ordo, yaitu Entisols Fluvaquents, Hydraquents, Sulfaquents,
Troporthents, dan Tropofluvents, Inceptisols Dystropepts, Humitropepts, Tropaquepts, Dystrandepts, Eutropepts, dan Hydrandepts, Alfisols Tropudalfs,