Validasi model Pemodelan Sistem Dinamik
50 Tabel 36 Penutupan lahan wilayah penelitian
No Kecamatan Penutupan Lahan ha
Jumlah A
B C
D E
F G
H I
J K
L M
1 Katibung
- 8
- -
- 6.357
12.299 -
- 3
12 184
- 18.863
2 Sidomulyo
- -
- - 2.457
- 12.898
- 44
- 12
489 -
15.900 3
Kalianda - 1.274
- 1.350 3.483 -
10.477 62
250 -
14 1.073 -
17.983 4
Rajabasa 1.585 6.320
- 932
- -
826 -
15 -
125 236
- 10.039
5 Bakauheni
- 14
- -
- -
5.361 -
150 -
- 188
- 5.713
6 Teluk Betung Barat
- -
- -
- 1.396
- -
- -
- 703
- 2.099
7 Teluk Betung Selatan
- -
- -
- -
18 -
- -
- 989
- 1.007
8 Panjang
- -
- -
- -
1.199 -
- -
- 917
- 2.116
9 Padang Cermin
- 561
219 -
- 29.266
- 294
815 -
277 110
221 31.763
10 Punduh Pidada
- 1.780 123
- -
15.228 -
240 4.969 -
19 60
- 22.419
Jumlah 1.585 9.957
342 2.282 5.940 52.247
43.078 596 6.243
3 459 4.949
221 127.902
Keterangan: A = Hutan Primer; B = Hutan Bekas Tebangan; C= Mangrove; D = Semak belukar; E = Dominan Tanaman Pangan; F = Campuran Pangan, Kebun, dan Semak; G = Dominan Tanaman Kebun; H = Sawah; I = Tambak; J = Tanah Terbuka; K = Rawa; L = Tertutup Bangunan; M = Tertutup Awan.
Tabel 37 Kelas kemampuan lahan wilayah penelitian
No. Kecamatan Kemampuan Lahan ha
Jumlah Kelas 1
Kelas 2 Kelas 3
Kelas 4 Kelas 5
Kelas 6 Kelas 7
Kelas 8 1
Katibung 543
6.086 4.435
2.804 47
4.880 68
- 18.863
2 Sidomulyo
881 9.469
5.171 -
379 -
- -
15.900 3
Kalianda 1.496
10.467 5.035
- 985
- -
- 17.983
4 Rajabasa
- 462
1.103 2.742
- 1.621
1.892 2.219
10.039 5
Bakauheni -
506 1.155
983 -
3.069 -
- 5.713
6 Teluk Betung Barat
- 427
779 5
125 764
- -
2.100 7
Teluk Betung Selatan -
343 487
8 169
- -
- 1.007
8 Panjang
- 687
369 490
2 568
- -
2.116 9
Padang Cermin 562
2.832 5.731
4.280 953
6.470 4.941
5.995 31.764
10 Punduh Pidada
638 3.517
4.835 4.407
586 5.867
1.179 1.388
22.417 Jumlah
4.120 34.796
29.100 15.719
3.246 23.239
8.080 9.602
127.902
51
Gambar 36 PETA PENUTUPAN
LAHAN
151
52
Gambar 37 PETA KEMAMPUAN
LAHAN
153 Berdasarkan klasifikasi kemampuan lahan di atas, dan kondisi lahan yang
ada, terutama sistem lahan dan kelerengan seperti telah disajikan pada Sub-Bab 4.1.3, dilakukan analisis pengelompokan kelas lahan di wilayah studi. Hasil
analisis kemampuan lahan, disajikan pada Tabel 37 dan Gambar 37. Dari analisis kelas kemampuan lahan, nampak bahwa wilayah pesisir
Teluk Lampung memiliki lahan dengan faktor penghambat besar kelas 6, 7, dan 8, seluas 40.921 ha sekitar 32 dari luas lahan total. Sebaran lahan dengan
faktor penghambat besar tersebut, terutama terdapat di Kabupaten Pesawaran Kecamatan Padang Cermin dan Punduh Pidada, yaitu mencapai 25.840 ha.
Sebaran lahan dengan faktor penghambat lebih kecil kelas 1, 2, 3, dan 4 berjumlah 83.735 ha 65,47, dan terutama terdapat di Kabupaten Lampung
Selatan yaitu seluas 53.338 ha 41,70. Adapun kelas lahan dengan penghambat khusus berupa genangan air dan drainase buruk kelas 5, terdapat seluas 3.246 ha
2,54. Lahan kelas 5 terdapat pada pantai yang berlereng datar dan berawa, umumnya merupakan habitat vegetasi mangrove, namun pada saat ini sebagian
besar telah telah dikonversi menjadi tambak. Dari sebaran kelas lahan, tampak bahwa wilayah pesisir Teluk Lampung,
hanya mampu mendukung aktivitas budidaya daratan pertanian dan non- pertanian yang terbatas sekitar 65,47 dari luas lahan. Merujuk pada penutupan
lahan saat ini, tampak bahwa sebagian aktivitas budidaya pertanian dan non- pertanian sudah mencapai luas sekitar 113.055 ha Tabel 36, sudah menunjukkan
bahwa sebagian dari aktivitas budidaya telah menggunakan lahan yang berpenghambat besar. Jumlah tersebut belum lagi termasuk tutupan vegetasi hutan
yang telah dirambah dan berubah menjadi hutan bekas tebangan dan semak belukar, yang mencapai luas 12.239 ha.
Penggunaan lahan berpenghambat besar untuk aktivitas budidaya, harus dikurangi dan dihentikan. Terdapat dua alasan bagi kepentingan tersebut, yaitu
pertama lahan yang bersangkutan memiliki fungsi lindung dan selayaknya dijadikan kawasan lindung, dan kedua produktivitas lahan berpenghambat besar
adalah rendah bagi aktivitas budidaya. Oleh karena itu, lahan berpenghambat besar selayaknya ditetapkan sebagai kawasan lindung, yang berfungsi melindungi
kawasan di bawahnya.