Implikasi Strategis dan Aksi Antisipatif

143 Tabel 34 Ringkasan beberapa nilai awal dan parameter model No. Peubah Deskripsi Nilai Awal Parameter Satuan Pendugaan 1 AKTIVITAS_ EKONOMI Digambarkan dari nilai besarnya PDRB harga konstan di wilayah penelitian. 2.628.969 Rp juta S 2 POPULASI Jumlah penduduk total 533.298 orang S 3 Kawasan_ Lindung_Darat Merupakan luas total kawasan lindung yang ditetapkan sesuai dengan kriteria. ha E 4 Kaw_Lindung_ Perairan Merupakan luas total kawasan lindung perairan. ha E 5 Lahan_ Permukiman Lahan yang digunakan untuk pemukiman penduduk. 1.531 ha PS 6 Lahan_BD_ Pesisir Lahan yang digunakan untuk tambak. 2.477 ha PS 7 Lahan_Bisnis_ dan_Industri Lahan yang digunakan untuk bisnis dan industri. 880 ha PS 8 Lahan_Militer Lahan yang digunakan untuk pangkalan TNI-AL di Teluk Ratai. 115 ha PS 9 Lahan_Pelabuhan Luas lahan areal pelabuhan. 210 ha PS 10 Lahan_Pertanian Ruang yang digunakan untuk pertanian. 105.223 ha PS 11 Lahan_Prasarana Lahan untuk prasarana, termasuk fasos dan fasum. 890 ha PS 12 Lahan_Wisata_ Pantai Lahan yang digunakan untuk areal wisata pantai. 60 ha PS 13 Perairan_BD_Laut Merupakan luas perairan yang digunakan untuk kegiatan budidaya perikanan. 8.000 ha S 14 Perairan_Ikan_ Tangkap Merupakan perairan yang secara tradisional untuk menangkap ikan. 80.262 ha S 15 Perairan_Militer Merupakan perairan yang ditetapkan untuk pelatihan tempur laut TNI-AL. 35.417 ha S 16 Perairan_Pelabuhan Merupakan perairan pelabuhan, dan alur pelayaran. 4.330 ha S 17 KEBIJAKAN Merupakan faktor pengali yang mewakili kebijakan penetapan kawasan lindung dan budidaya darat dan perairan . 0 - 1 - E 18 Kendala_Ruang Menunjukkan kendala pengembangan wilayah. graph - E 19 Degradasi_SD_ Pesisir Degradasi sumberdaya pesisir akibat terjadinya konversi kawasan lindung maksimum. graph - E Keterangan: S = data sekunder; PS = Pengolahan data sekunder, analisis citra satelit, dan SIG; E = simulasi model, graph = fungsi grafik dari Stella. 144

6.1.3 Validasi model

Validasi model merupakan pembuktian bahwa suatu model dapat secara konsisten memenuhi kisaran akurasi sesuai dengan rancangannya, hal ini merupakan titik kritis dalam pengembangan model. Namun demikian, tidak ada uji tertentu yang tersedia untuk menilai “kebenaran” suatu model. Lebih jauh lagi, tidak tersedia suatu algoritma tertentu yang dapat digunakan untuk menentukan teknik atau prosedur apa yang sesuai untuk digunakan. Oleh karena itu, setiap pengembangan model akan menghadirkan tantangan tersendiri Sargent 1998. Dalam penelitian ini, validasi dilakukan untuk mengetahui validitas model yang telah dibangun, sehingga dapat dianggap layak untuk digunakan. Proses validasi yang dilakukan melibatkan dua kategori tahap pengujian, yaitu pengujian struktur dan pengujian perilaku model. Kedua proses tersebut dapat dianggap layak dalam proses validasi Sushil 1993; Sargent 1998. 1 Validasi struktur model Validasi struktur model merupakan pengujian apakah model tidak bertentangan dengan mekanisme yang terjadi di dalam sistem nyata. Oleh karena itu, validasi struktur berhubungan dengan informasi dari literatur mengenai mekanisme sistem nyata. Proses validasi struktur, meliputi uji kesesuaian struktur dan konsistensi dimensi Sushil 1993; Qudrat-Ullah 2005. Dalam model yang dibangun, sifat hubungan antar peubah tersebut harus dapat dibuktikan bersesuaian dengan mekanisme sistem nyata di wilayah pesisir Teluk Lampung. Untuk itu, dilakukan pengoperasian model yang telah dibangun, dan hasilnya disajikan pada Gambar 33 sampai Gambar 35 data selengkapnya disajikan pada Lampiran 8. Hasil pengujian menunjukkan bahwa model yang Kesesuaian struktur model Model yang menggambarkan interaksi antara komponen populasi, aktivitas ekonomi, dan ketersediaan ruang, haruslah bersesuaian dengan kondisi sistem nyata. Dalam sistem yang demikian, hubungan antar peubah populasi dan penggunaan ruang, aktivitas ekonomi dan penggunaan ruang, aktivitas ekonomi dan populasi lapangan kerja, haruslah bersifat positif Graham 1976 in HPS 1990; Oppenheim 1980.