7 KEBIJAKAN TATA RUANG WILAYAH PESISIR
7.1 Simulasi Skenario
7.1.1 Kebutuhan pemangku kepentingan dari
analisis prospektif partisipatif
Kebutuhan para pemangku kepentingan wilayah pesisir Teluk Lampung diketahui dari analisis prospektif partisipatif PPA yang diuraikan pada Bab 5.
Hasil PPA menunjukkan bahwa kebutuhan dipresentasikan oleh variabel yang paling berpengaruh terhadap penataan ruang wilayah pesisir, yang telah dipilih
dan dianalisis secara konsensus oleh para partisipan Godet dan Roubelat 1996; Bourgeois dan Jesus 2004; Gray dan Hatchard 2008; Coates et al. 2010; Durance
dan Godet 2010. Terdapat 6 variabel yang paling berpengaruh, yaitu: 1 kualitas sumberdaya manusia SDM masyarakat pesisir, 2 penegakan hukum, 3
pertumbuhan penduduk, 4 infrastruktur wilayah, 5 aktivitas ekonomi kerakyatan, dan 6 zonasi wilayah.
Melalui eksplorasi variabel yang paling berpengaruh tersebut, secara konsensus partisipan juga membangun skenario, sebagai berikut:
1 Optimis: kualitas SDM masyarakat pesisir meningkat, penegakan hukum baik, pertumbuhan penduduk menurun, infrastruktur wilayah
meningkat, aktivitas ekonomi kerakyatan meningkat, zonasi wilayah baik.
2 Moderat: kualitas SDM masyarakat pesisir meningkat, penegakan hukum baik, pertumbuhan penduduk tetap, infrastruktur wilayah tetap,
aktivitas ekonomi kerakyatan meningkat, zonasi wilayah baik. 3 Pesimis: kualitas SDM masyarakat pesisir tetap, penegakan hukum
tetap, pertumbuhan penduduk tetap, infrastruktur wilayah tetap, aktivitas ekonomi kerakyatan tetap, zonasi wilayah tetap.
4 Sangat Pesimis: kualitas SDM masyarakat pesisir tetap, penegakan hukum tetap, pertumbuhan penduduk meningkat, infrastruktur wilayah
menurun, aktivitas ekonomi kerakyatan menurun, zonasi wilayah tetap.
172 Untuk menerjemahkan skenario dari partisipan ke dalam model,
dikembangkan variabel peubah “kebijakan”, dengan parameter bernilai antara 0 sampai 1. Peubah “kebijakan”, secara langsung mempengaruhi empat peubah
model yaitu: “Peruntukan_Lindung_Darat”, “Laju_perb_BD_Pesisir”, “Prtk_Kw_ Lindung_Perairan”, dan Konversi_kws_lindung_perairan. Secara lengkap,
deskripsi dan nilai awal atau parameter masing-masing peubah, disajikan pada Tabel Lampiran 3, sedangkan persamaan yang melibatkan masing-masing peubah
disajikan pada Lampiran 4. Uraian dari peran dan pengaruh dari keempat peubah, sehingga dianggap dapat mempresentasikan skenario partisipan ke dalam model
adalah sebagai berikut: 1 Peruntukan_Lindung_Darat: Merupakan peubah yang memberlakukan
kawasan lindung darat untuk mencegah perambahan lahan yang harusnya menjadi kawasan lindung, sehingga penggunaan lahan menjadi sesuai
dengan kemampuannya. Keberadaan kawasan lindung darat merupakan perwujudan zonasi wilayah dan penegakan hukum, yang akan
mengendalikan degradasi sumberdaya pesisir, dan pada gilirannya berpengaruh positif terhadap: aktivitas ekonomi kerakyatan melalui
peningkatan investasi dan sektor-sektor perekonomian, kualitas SDM masyarakat pesisir melalui penurunan pengangguran dan peningkatan
kesejahteraan penduduk, pertumbuhan penduduk melalui penurunan kendala ruang dan percepatan imigrasi-emigrasi, infrastruktur wilayah
melalui peningkatan investasi, dan pada sistem secara keseluruhan. 2 Laju_perb_BD_Pesisir: Merupakan peubah yang mengendalikan
pengembangan lahan budidaya pesisir tambak agar hanya berlangsung pada lahan yang memiliki kemampuan untuk mendukung budidaya
tambak, sehingga aktivitas ekonomi tambak yang banyak menyerap tenaga kerja setempat dapat berkelanjutan. Perkembangan tambak yang
berkelanjutan merupakan perwujudan peningkatan ekonomi kerakyatan yang akan berpengaruh positif terhadap: kualitas SDM masyarakat pesisir
melalui penurunan pengangguran dan peningkatan kesejahteraan penduduk, penegakan hukum dan zonasi wilayah melalui pengendalian
konversi wilayah pantai menjadi tambak, pertumbuhan penduduk
173 melalui penurunan kendala ruang dan percepatan imigrasi-emigrasi,
infrastruktur wilayah melalui peningkatan investasi, dan pada sistem secara keseluruhan.
3 Prtk_Kw_Lindung_Perairan: Merupakan peubah yang mengendalikan pengembangan perairan perikanan budidaya laut agar tidak merambah
perairan terumbu karang dan padang lamun yang seharusnya menjadi kawasan konservasi. Dengan demikian perikanan budidaya laut hanya
berlangsung pada perairan yang sesuai tanpa harus mengorbankan ekosistem terumbu karang dan padang lamun, sehingga perikanan
budidaya laut dan perikanan tangkap dapat berkelanjutan. Keberadaan kawasan konservasi perairan merupakan perwujudan zonasi wilayah dan
penegakan hukum, yang akan mengendalikan degradasi sumberdaya pesisir, dan pada gilirannya berpengaruh positif terhadap: aktivitas
ekonomi kerakyatan melalui peningkatan investasi dan sektor perikanan, kualitas SDM masyarakat pesisir melalui penurunan pengangguran dan
peningkatan kesejahteraan penduduk, pertumbuhan penduduk melalui penurunan kendala ruang dan percepatan imigrasi-emigrasi, infrastruktur
wilayah melalui peningkatan investasi, dan pada sistem secara keseluruhan.
4 Konversi_kws_lindung_perairan: Merupakan peubah yang mengendalikan terjadinya konversi kawasan konservasi perairan menjadi kawasan
pemanfaatan umum perairan baik perikanan maupun non-perikanan. Dengan demikian kerusakan ekosistem terumbu karang dan padang lamun
dapat dikendalikan, sehingga aktivitas pemanfaatan perairan dapat berkelanjutan. Pengendalian konversi kawasan konservasi perairan
merupakan perwujudan penegakan hukum dan zonasi wilayah, yang akan mencegah degradasi sumberdaya pesisir, dan pada gilirannya berpengaruh
positif terhadap: aktivitas ekonomi kerakyatan melalui peningkatan investasi dan sektor perikanan, kualitas SDM masyarakat pesisir melalui
penurunan pengangguran dan peningkatan kesejahteraan penduduk, pertumbuhan penduduk melalui penurunan kendala ruang dan percepatan
174 imigrasi-emigrasi, infrastruktur wilayah melalui peningkatan investasi,
dan pada sistem secara keseluruhan. Peubah “kebijakan” dalam model akan langsung menyetir drive keempat
peubah di atas, dengan proporsi yang sama secara simultan. Pengaruh dari peubah “kebijakan” dapat dibuat bervariasi mengikuti nilai parameternya. Dalam
pengembangan model untuk simulasi skenario, tingkat pengaruh peubah “kebijakan” terhadap keempat peubah model, ditentukan oleh nilai parameter
yang divariasikan antara 0 sampai 1. Variasi nilai parameter tersebut merupakan terjemahan dari skenario partisipan ke dalam model, sehingga skenario dalam
model adalah sebagai berikut: 1 Optimis: parameter peubah “kebijakan” bernilai 1, yaitu dilakukan
intervensi maksimal terhadap sistem, sehingga sistem berjalan ke arah yang lebih baik dengan upaya maksimal.
2 Moderat: parameter peubah “kebijakan” bernilai 0,75, yaitu dilakukan intervensi kuat terhadap sistem, sehingga sistem berjalan ke arah yang
lebih baik dengan upaya kuat. 3 Pesimis: parameter peubah “kebijakan” bernilai 0,25, yaitu dilakukan
intervensi minimal terhadap sistem, sehingga sistem berjalan ke arah yang lebih baik namun dengan upaya lemah.
4 Sangat Pesimis: parameter peubah “kebijakan” bernilai 0, yaitu tidak ada intervensi terhadap sistem, sehingga sistem berjalan seperti yang telah
berlangsung. Masing-masing skenario optimis, moderat, pesimis, dan sangat pesimis di
atas, selanjutnya disimulasikan dalam sub-model populasi, ekonomi, dan ketersediaan ruang. Kajian dilakukan terhadap berbagai peubah yang saling
berinterkasi di dalam dan antar sub-model.
7.1.2 Asumsi-asumsi dalam pengembangan model
Pengembangan model untuk simulasi skenario tidak terlepas dari penyusunan berbagai asumsi. Asumsi-asumsi tersebut menjadikan model lebih
bersifat “black box”, namun tidak dapat dihindari untuk dapat menjalankan
175 simulasi skenario
Godet dan Roubelat 1996 ;
Deal dan Schunk 2004 ;
Walz et al.
2007; Wiek
dan Walter 2009. Secara numerik, asumsi yang dilakukan dalam pengembangan model
ditunjukkan oleh nilai parameter peubah “kebijakan”. Variasi nilai parameter peubah “kebijakan”, juga merupakan perwujudan dari intervensi terhadap sistem.
Bila nilai parameter peubah “kebijakan” lebih besar dari nol, maka berlaku berbagai asumsi yaitu untuk skenario optimis, moderat, dan pesimis. Asumsi yang
dibuat adalah sebagai berikut. 1 Lahan dengan kemampuan rendah yang telah dikonversi menjadi lahan
pertanian dan penggunaan lain, harus dikembalikan fungsinya sebagai kawasan lindung.
2 Aktivitas pertanian akan cenderung berada pada lahan berkemampuan tinggi dan produktivitas tinggi, dan diikuti dengan penerapan teknologi
pertanian yang ramah lingkungan, sehingga penurunan sektor pertanian tidak berlangsung tajam.
3 Sebagian tenaga kerja yang semula diserap sektor pertanian akan beralih terutama ke sektor industri manufaktur dan perikanan budidaya.
4 Perkembangan sektor industri manufaktur pada skala mikro, kecil, menengah, dan besar, akan mengikuti kaidah industri bersih, sehingga
pertumbuhan yang tinggi tidak akan diikuti oleh peningkatan pencemaran dari limbah industri yang tinggi pula.
5 Pertumbuhan sektor perikanan terutama akan ditunjang oleh perikanan budidaya laut.
6 Perikanan budidaya laut akan berbasis pada teknologi budidaya ramah lingkungan, sehingga daya dukung dan daya tampung perairan Teluk
Lampung tetap terjaga. 7 Pertumbuhan populasi di wilayah pesisir Teluk Lampung akan diikuti oleh
peningkatan permukiman dan prasarana dasar sanitasi lingkungan, sehingga peningkatan pencemaran dari limbah domestik dapat terkendali.
8 Pertumbuhan investasi akan semakin terpacu dengan semakin jelasnya alokasi peruntukan ruang untuk kawasan budidaya dan kawasan
lindungkonservasi.
176
7.1.3 Simulasi sub-model populasi
Simulasi skenario pada sub-model populasi disajikan pada Gambar 48 sampai dengan Gambar 53. Rekapitulasi simulasi skenario, disajikan pada Tabel
39, serta data secara lengkap disajikan pada Lampiran 9. Perilaku antar skenario ternyata menunjukkan perbedaan pada berbagai peubah yang dikaji, akibat adanya
perbedaan parameter peubah “kebijakan”. Perbedaan perilaku akibat adanya perbedaan pengaruh dari peubah tertentu, juga telah ditunjukkan oleh
Deal dan Schunk 2004
, Wiek
dan Walter 2009.
Pada Gambar 48 ditunjukkan bahwa populasi pada skenario optimis akan meningkat lebih besar daripada skenario lainnya, yaitu lebih dari 763 ribu orang
pada tahun 2029, sedangkan pada skenario sangat pesimis hanya mencapai 663 ribu orang. Populasi skenario optimis yang lebih tinggi, disumbang dari imigrasi
yang masuk ke wilayah pesisir lebih besar daripada skenario lainnya. Pada tahun 2029, imigrasi pada skenario optimis berjumlah lebih dari 17 ribu orang,
Gambar 48 Skenario perkembangan populasi
500 560
620 680
740 800
2003 2008
2013 2018
2023 2028
R ibu or
ang Sangat Pesimis
Pesimis Moderat
Optimis
Gambar 49 Skenario perkembangan angkatan kerja
250 280
310 340
370 400
2003 2008
2013 2018
2023 2028
R ibu or
ang
Sangat Pesimis Pesimis
Moderat Optimis
Gambar 50 Skenario perkembangan lapangan kerja
240 268
296 324
352 380
2003 2008
2013 2018
2023 2028
R ibu or
ang
Sangat Pesimis Pesimis
Moderat Optimis
Gambar 51 Skenario perkembangan tingkat pengangguran
4 7
11 14
18
2003 2008
2013 2018
2023 2028
Sangat Pesimis Pesimis
Moderat Optimis
177 sedangkan pada skenario sangat pesimis hanya sekitar 6 ribu orang Gambar 52.
Di sisi lain, Gambar 53 menunjukkan emigrasi yang keluar dari wilayah pesisir pada skenario optimis menurun tajam yaitu menjadi nol, dan pada skenario sangat
pesimis mencapai lebih dari 8 ribu orang. Dinamika peubah imigrasi dan emigrasi tersebut merupakan akibat dari peubah kendala ruang dan dampak penganggur
yang berbeda antar skenario, sehingga merubah kecenderungan penduduk untuk keluar emigrasi atau masuk imigrasi ke wilayah pesisir.
Tingginya populasi pada skenario optimis, diikuti oleh angkatan kerja yang juga menjadi lebih tinggi, yaitu mendekati 374 ribu orang pada tahun 2029,
sedangkan pada skenario sangat pesimis hanya sekitar 324 ribu orang Gambar 49. Di sisi lain, karena perekonomian pada skenario optimis menjadi lebih baik,
lapangan kerja juga menjadi lebih tinggi. Sebagai hasilnya, dinamika tingkat pengangguran pada skenario optimis menjadi lebih rendah daripada skenario
lainnya. Skenario optimis pada tahun 2029 memberikan tingkat pengangguran sekitar 1,51, sementara pada skenario sangat pesimis mencapai 10,64
Gambar 51.
Secara dinamik, skenario sangat pesimis sempat menunjukkan tingkat pengangguran yang sama dengan skenario lainnya sampai tahun 2017, namun
kemudian pengangguran pada skenario moderat dan optimis menurun tajam menjadi lebih rendah. Kondisi tersebut dapat terjadi karena peubah pengangguran
merupakan salah faktor pendorong dan kendala ruang merupakan faktor penahan investasi. Walaupun awalnya tingkat pengangguran pada semua skenario adalah
sama, tetapi pada skenario sangat pesimis dan pesimis, terjadi peningkatan
Gambar 52 Skenario perkembangan imigrasi
2 6
9 13
16 20
2003 2008
2013 2018
2023 2028
R ibu or
ang Sangat Pesimis
Pesimis Moderat
Optimis
Gambar 53 Skenario perkembangan emigrasi
2 4
6 8
10
2003 2008
2013 2018
2023 2028
R ibu or
ang
Sangat Pesimis Pesimis
Moderat Optimis