80
Dengan demikian Konstitusi Carmelite Missionaries art. 50, 51 menegaskan bahwa dalam hidup berkomunitas hendaknya setiap anggota
saling mengerti satu sama lain, menerima setiap perbedaan dan saling membantu dalam memikul beban yang dialami oleh setiap anggota
komunitas. Setiap anggota komunitas mempunyai tanggungjawab bersama dalam mengembangkan telenta dan bekerjasama dalam merencanakan dan
melaksanakan proyek komunitas. Setiap suster dalam komunitas berkewajiban untuk menghargai setiap usahanya dalam mengembangkan
kemampuan dan kreativitas demi terwujudnya komunitas persaudaraan.
2. ASPEK HIDUP KOMUNITAS
a. Komunitas Demi Karya
Konstitusi kongregasi CM mengatakan bahwa dalam memilih kegiatan kerasulan, kongregasi CM dipanggil untuk tugas perutusan. Hal ini berarti
dalam memilih karya kerasulan hendaknya sesuai dengan tuntutan cara hidup CM sendiri. Para suster CM lebih memberi perhatian pada kebutuhan orang-
orang miskin yang berada di daerah termiskin dan terpencil. Sejauh tempat itu dapat dijangkau, para suster hendaknya dapat beradaptasi pada hidup dan
kebiasaan dari setiap negara atau daerah, dan mengadopsi semangat dan kebudayaan setempat. Para suster akan menggunakan cara-cara dan metode
yang sesuai dengan pelayanan kerasulan kongregasi art. 99. Dalam karya evangelisasi kongregasi CM, bertujuan menghantar orang
pada suatu pengetahuan yang hidup dari misteri keselamatan, membantu
81
mereka untuk mencapai kepenuhan hidup dalam Kristus, “untuk mewartakan Kabar Gembira, menyembuhkan berbagai penyakit dan setiap kelemahan”.
Maka untuk mencapai hal tersebut para suster melakukan karya kerasulan yang dipercayakan oleh Gereja dan untuk Gereja, serta berkarya di daerah
misi yang ditugaskan oleh Gereja bagi setiap anggota komunitas konst. art. 96.
Keterlibatan para suster Carmelite Missionaries dalam mewartakan kabar Gembira Tuhan melalui bidang pendidikan Kristiani, perawatan dan pelayan
medis, proyek sosial, pelayanan pastoral, pendidikan katekis, media komunikasi sosial, pelayanan kampus, mengasuh anak yatim piatu dan anak
cacat, bimbingan dan konseling, bina hidup rohani dan misi luar negeri, dimaksudkan untuk membawa harapan baru, mengangkat hak dan martabat
hidup dan meneguhkan serta menghantar mereka pada kedewasaan iman, secara khusus pada tempat-tempat yang belum mengenal dan beriman pada
Kristus AG, 1993: 407 6. Oleh karena itu dalam menjalani tugas kerasulan di mana saja, perlu
adanya kesatuan hati dan budi dari setiap anggota komunitas. Dengan demikian setiap anggota Carmelite Missionaries dapat mewujudkan misi
Yesus melalui tugas perutusan yang dipercayakan kepada setiap anggota komunitas. Adapun perutusan utama yang dibaktikan yakni, memberi
kesaksian tentang kebebasan anak-anak Allah. Kebebasan yang diteladankan oleh Kristus yang bebas untuk melayani Allah dan sesama KTHB dan LHK,
2008:17.
82
Dalam melaksanakan karya kerasulan, komunitas Carmelite Missionaries hendaknya sungguh memperhatikan suka duka yang dialami oleh setiap
anggota, karena akan sangat membantu anggota lain untuk tetap bersemangat dan tekun dalam melaksanakan tanggungjawab yang dipercayakan
kepadanya. Setiap anggota komunitas dapat merasa “at home” di tengah komunitasnya sendiri. Maka karya kerasulan bukan menjadi tempat
pelariannya melainkan sungguh-sungguh melaksanakan tugas yang dipercayakan Tuhan melalui kongregasi.
Ketegangan dalam membangaun komunitas persaudaraan yang nyata bukan hanya merupakan persiapan untuk perutusan, melainkan juga
bagiannya yang integral. Mulai dari saat “terjadinya komunio persaudaraan, sudah merupakan kerasulan”. Untuk terus menerus mencari kehendak Allah
dan menjalankan perutusan untuk membangun komunitas, para suster Carmelite Missionaries
mengikuti Yesus Kristus demi mewujudkan hidup bersama dengan cara baru dan manusiawi.
b. Komunitas Untuk Roh