92
yang diataati bukanlah kehendak Allah, melainkan kehendak sendiri, pemimpin menyuruh anggota untuk melakukan kehendaknya sendiri bukan
kehendak Allah. Maka agar dapat menjadi taat pada hidup bersama, para suster Carmelite Missionaries ditantang untuk bersama-sama mencari
kehendak Allah bagi diri dan bagi komunitasnya. Dalam pencarian tersebut sangat dibutuhkan keterbukaan hati dan pikiran kepada Tuhan sendiri. Hal ini
dapat tercapai jika baik pemimpin maupun anggota sungguh menghidupi hidup doanya dengan baik. Sebab jika relasinya dengan Tuhan dalam doa
sungguh-sungguh di jalankan dengan baik, maka dalam hidup bersama akan selalu menemukan kehendak Tuhan sehingga keputusan pemimpin dan
anggota sama. Dengan demikian, taat dengan cara penghayatan hidup bersama sebagai ketaatan pada jiwa dan semangat hidup bersama, melalui
sikap rendah hati, saling memberi, meringankan beban penderitaan sesama.
3. Taat Kepada Yang Memimpin Kepada Persatuan
Panggilan Allah yang satu dan sama telah mengumpulkan para anggota komunitas bersama-sama bdk Kol. 3:15. Mereka dibimbing oleh keinginan
yang satu dan sama untuk mencari kehendak Allah. Bagi Gereja dan masyarakat, hidup komunitas merupakan tanda khusus dari ikatan yang
berasal dari panggilan yang sama, dan hasrat bersama untuk taat kepada panggilan tersebut, meskipun ada perbedaan suku, bangsa, keturunan, bahasa
dan budaya. Berlawanan dengan semangat perpecahan dan pengkotak- kotakan, wewenang dan kataatan bersinar sebagai tanda Kebapaan yang unik
93
yang berasal dari Allah, sebagai tanda persaudaraan yang lahir dari Roh
Kudus VC, 92.
Dalam pelayanan wewenang dan ketaatan KTHB dan LHK, 2008:19
dikatakan:
Roh Kudus membuka tiap-tiap orang bagi Kerajaan Allah, sementara ia tetap menjalankan peranan dan karunianya yang berbeda-beda bdk
1Kor. 12:11. Ketaatan kepada tindakan Roh Kudus mempersatukan komunitas dalam kesaksian dan kehadiran-Nya, dan membuat mereka
melangkah dengan penuh sukacita bdk Mzm. 37:23.
Dengan demikian ketaatan hidup membiara merupakan suatu kesediaan untuk terus menerus mengadakan pembaharuan sesuai dengan gerakan Roh,
yang selalu bekerja di dunia. Tugas setiap anggota komunitas berbeda satu sama lain, tetapi masing-masing anggota komunitas memegang semangat dan
karisma kongregasi yang sama. Maka dari itu sangat dibutuhkan kepekaan dalam hidup bersama. Roh itu berbicara dengan cara yang terbatas dan
berbeda-beda kepada setiap anggota komunitas dalam keterbatasannya. Dalam suratnya kepada para suster di Lérida dan Aytona, Francisco
Palau menasehati para pengikutnya bahwa dalam hidup berkomunitas, hendaknya selalu mencari dan menyadari akan cinta Bapa yang dilimpahkan
melalui Roh Kudus dalam hati setiap anggota Let, 4; 2006:1055. Dengan demikian para suster sebagai tanda kesaksian yang memberi kegembiraan
kepada dunia bagaikan sebuah komunitas yang diikat oleh cinta dan digerakkan oleh satu hati dan satu Roh yang sama Kons. art. 49.
Para suster CM hendaknya tidak mencari kelemahan dan kekurangan dari pemimpin yang dapat menciptakan perpecahan, karena kita sama-sama
94
dipanggil oleh Allah untuk menjadi pengikut-Nya, dan melayani-Nya melalui karya kerasulan yang dipercayakan kepada setiap pribadi.
4. Spiritualitas Komunio dan Kekudusan Komuniter