Discernment, Wewenang dan Ketaatan Ketaatan Persaudaraan

105 Hal itu dapat terwujud bila disertai dengan doa dan refleksi pribadi maupun bersama untuk memilih apa yang benar dan menyenangkan hati Allah KTHB dan LHK, 2008:23e. Paul Suparno 2007:212 mengatakan bahwa kedewasaan setiap pribadi dapat dilihat pada sikap kita dalam menaati apa saja yang telah disetujui bersama dalam komunitas. Orang yang berkepribadian dewasa tampak pada komitmen atas perjanjian dan konsensus bersama. Menepati konsesus bersama dalam rapat menjadi sangat penting dalam hidup komunitas. Dalam KTHB dan LHK 2008:24 dikatakan: Discernment komunitas bukan pengganti hakekat dan fungsi pemimpin yang diharapkan membuat keputusan akhir. Dengan demikian pemimpin tidak menyangkal bahwa komunitas adalah tempat terbaik untuk mengenal dan menerima kehendak Allah. Bagaimanapun juga, discernment adalah salah satu moment puncak dalam komunitas hidup bakti, yang menempatkan Allah sebagai pusat dan tujuan akhir pencarian hidup setiap anggota komunitas. Komunitas Carmelite Missionaries melakukan discernment secara terus menerus melalui dialog antara pemimpin dan anggota. Pemimpin komunitas sebagai pengantara Allah dalam pelayanannya kepada setiap anggota dalam komunitas. Maka seorang pemimpin hendaknya memiliki kasih, perhatian, bijaksana dan diskresi Leterst, 7, 2-4.

f. Discernment, Wewenang dan Ketaatan

Seorang pemimpin hendaknya sabar dalam proses discernment yang sulit, di mana ia mengikuti tahap-tahapnya dan memberi dukungan di langkah-langkah yang paling kritis. Pemimpin perlu bertindak tegas dalam 106 menuntut pelaksanaan dari apa yang sudah diputuskan. Maka, pemimpin harus bertanggung jawab untuk tidak menghindari situasi yang perlu dijernihkan, dan kadang-kadang keputusan yang tidak menyenangkan. Sebagaimana ditegaskan lagi dalam anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II tentang Hidup Bakti VC, 43, bahwa komunitas tidak bisa terus menerus dalam keadaan discernment. Setelah masa discernment ada waktu untuk taat, yakni melaksanakan keputusan yang telah disepakati bersama. Keduanya adalah waktu untuk menghayati semangat ketaatan. Maka komunitas Carmelite Missionaries dalam suasana yang banyak diwarnai oleh individualisme sungguh tidak mudah memupuk sikap mengakui dan menerima peranan yang dilakukan oleh pemimpin demi kesejahteraan semua anggota. Meskipun demikian, relevansinya harus ditegaskan lagi sebagai peneguhan dalam persekutuan persaudaraan serta tidak menyia-nyiakan ketaatan yang diikrarkan. Seorang pemimpin harus bersifat memimpin dan tahu bagaimana melibatkan anggota komunitasnya dalam proses pengambilan keputusan, meskipun keputusan terakhir ada pada pemimpin. Seorang pemimpin berhak mengusahakan agar keputusan- keputusan yang telah diambil juga dihormati.

g. Ketaatan Persaudaraan

Konstitusi Carmelite Missionaries art. 50 mengatakan bahwa sebuah komunitas dikatakan ideal apabila seorang pemimpin berusaha untuk memahami dan menerima pribadi masing-masing anggota serta dengan penuh 107 perhatian membantu memikul beban mereka dengan kesabaran. Baik pemimpin maupun anggota bersama-sama saling melayani, menjadi pelayan bagi semua orang, dan pelayan bagi masing-masing suster dalam komunitas. Maka pelayanan ketaatan bukan hanya kepada pemimpin melainkan taat kepada semua anggota dan keputusan bersama. Sto. Benediktus menegaskan bahwa para saudara harus memberikan pelayanan ketaatan bukan hanya kepada Abbas, tetapi mereka juga harus menaati satu sama lain, karena mereka menghadap Allah melalui jalan ketaatan. Mereka juga harus saling menghormati, memikul kelemahan mereka, baik jasmani maupun rohani dengan penuh kesabaran KTHB dan LHK, 2008:24. Dasar persaudaraan sejati ialah mengakui martabat sesama saudara dalam komunitas dan bersyukur atas anugerah-anugerah dan pemenuhannya. Setiap pribadi dalam komunitas dapat menyediakan waktu yang tepat untuk mendengarkan dan mendapat pencerahan. Namun hal itu sangat diperlukan adanya suatu kebebasan batin. KTHB dan LHK 20.g, 2008:25 menjelaskan mengenai ciri-ciri orang yang tidak mempunyai kebebasan batin antara lain, mereka yakin bahwa ide dan solusinya selalu yang paling baik, mereka mengira dapat memutuskan sendiri tanpa bantuan siapa pun untuk mengetahui kehendak ilahi, mereka berpikir bahwa dirinya selalu benar dan tidak ragu-ragu mengatakan orang lainlah yang harus berubah, mereka hanya memikirkan diri sendiri dan memperhatikan kebutuhan orang lain. Sebaliknya, ciri-ciri orang yang bebas 108 selalu penuh perhatian dan terbuka untuk menerima nasihat dalam setiap situasi hidupnya, terutama dari setiap orang yang hidup berdampingan dengannya. Francisco Palau menegaskan dalam suratnya kepada para suster di Ciudadela bahwa suster yang akan memikul tanggung jawab bagi saudara- saudaranya, karya kasih yang harus dilakukannya pertama-tama adalah menjadi hamba dan pelayan bagi semua. Dalam menjalankan tugas kepemimpinannya, seorang pemimpin hendaknya selalu mencari apa yang enak, menyenangkan dan mudah bagi orang lain, sedangkan bagi dirinya sendiri apa yang sulit untuk didapatkan; penilaian yang menyenangkan bagi orang lain sedangkan bagi dirinya sendiri tidak menyenangkan, menghukum dirinya sendiri dan memberi pujian kepada orang lain, mempertimbangkan sesuatu yang baik dan bijaksana apa yang dipikirkan orang lain dan melupakan apa yang pikirkannya sendiri Letters, 99 6, 2006:1269. Dengan demikian para suster Carmelite Missionaries yang diberi wewenang untuk memimpin suatu komunitas dapat menjalankan tugas kepemimpinannya melalui kebajikan dan perilaku yang suci daripada kebajikan jabatannya. Maka para suster yang diilhami oleh teladannya, akan menaati pemimpin bukan karena jabatannya melainkan karena kasih.

h. Taat Pada Suara Hati

Dokumen yang terkait

Makna pengampunan dalam hidup berkomunitas Suster-suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus.

0 32 170

Pengaruh penghayatan kaul kemiskinanterhadap persaudaraan Suster-Suster Misi dan Adorasi dari Santa Familia di Indonesia.

1 14 203

Pengaruh penghayatan kaul kemiskinanterhadap persaudaraan Suster Suster Misi dan Adorasi dari Santa Familia di Indonesia

4 39 200

Peningkatan penghayatan kaul kemiskinan bagi para suster Jesus Maria Joseph dalam karya melalui katekese - USD Repository

0 0 119

UNDANGAN SPIRITUALITAS PERSEKUTUAN MENURUT DOKUMEN “BERTOLAK SEGAR DALAM KRISTUS” BAGI PENGHAYATAN CITA-CITA HIDUP KOMUNITAS KONGREGASI SUSTER FRANSISKUS MISIONARIS MARIA SKRIPSI

0 0 177

Peningkatan penghayatan spiritualitas Santa Theresia dari kanak-kanak Yesus bagi Suster Yunior Abdi Kristus melalui katekese dengan pendekatan transformasi - USD Repository

0 0 187

Usaha meningkatkan hidup komunitas suster-suster Santo Paulus dari Chartres di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin sesuai pedoman hidup suster-suster Santo Paulus dari Chartres melalui katekese Modelshared Christian Praxis - USD Repository

0 0 182

Pengampunan dan kerjasama sebagai kekuatan dalam upaya membangun hidup berkomunitas suster-suster Amalkasih Darah Mulia melalui katekese - USD Repository

0 2 176

Penghayatan spiritualitas pelayanan Santo Fransiskus Assisi untuk kesaksian hidup injili masa sekarang, para suster Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia (KSFL) Pematangsiantar - USD Repository

0 1 140

Meningkatkan penghayatan spiritualitas kaul ketaatan menurut Beato Francisco Palau dalam hidup berkomunitas suster-suster Carmelite Missionaries melalui katekese - USD Repository

0 2 210