102
Seorang pemimpin dalam komunitas Carmelite Missionaries, yang hidup saling mencintai, dituntut supaya segala-galanya disatukan, harta materi dan
spiritual, kepandaian dan intuisi, proyek rasuli dan keinginan misioner Mat. 18:20. Hal lebih mendasar yang perlu dikembangkan oleh seorang pemimpin
adalah berbagi bakat dan hal-hal rohani, mendengarkan Sabda Allah, berbagi iman, karena semakin banyak kita membagikan hal-hal yang penting dan
pokok itu, semakin kuatlah tumbuh ikatan persaudaraan. Untuk mewujudkan semuanya itu pemimpin akan mengalami
kemungkinan penolakan dari beberapa anggota komunitas. Dengan demikian pemimpin diharapkan jangan membatalkan proyek tersebut. Pemimpin
dengan bijaksana mencari keseimbangan antara dorongan untuk mencapai persatuan yang bersemangat, dinamis dan sabar. Dalam usahanya untuk
mencapai persatuan dalam komunitas pemimpin jangan berharap untuk segera dapat melihat hasil dari segala usahanya. Maka, baik pemimpin
maupun anggota komunitas mengakui hanya Allah satu-satunya yang dapat menyentuh dan mengubah hati manusia KTHB dan LHK, 2008:22c.
d. Pelayanan Pribadi dan Komunitas
KTHB dan LHK 2008:22d dalam menyerahkan berbagai tanggung jawab kepada para anggota komuunitas, pemimpin harus mempertimbangkan
kepribadian dari setiap anggota dengan kesulitan dan kecenderungan masing- masing. Pemimpin perlu memberi kesempatan kepada setiap anggota untuk
mengekspresikan bakat-bakat pribadinya, dan menghormati kebebasan dari
103
masing-masing anggota. Pemimpin juga perlu mempertimbangakan kepentingan komunitas dan pelayanan bagi karya yang dipercayakan kepada
setiap anggota komunitas. Komunitas Carmelite Missionaries yang memiliki karisma khusus
persatuan dan persaudaraan dalam hidup bersama, dalam mengatur semuanya itu tidak selalu mudah. Hal ini sangat dibutuhkan keseimbangan pemimpin,
yang nampak dalam kemampuannya untuk melihat segi-segi positif dari setiap anggotanya, serta memanfaatkan segala daya yang ada dengan sebaik-
baiknya. Hal itu dapat dilakukan dengan tujuan yang benar, yang memberi kebebasan batin kepada pemimpin. Ini dilakukan bukan untuk menyenangkan
hati pribadi tertentu melainkan dengan jelas menunjukkan arti yang benar dari perutusan bagi orang yang dibaktikan.
Hal penting yang perlu diingat oleh setiap pribadi dalam komunitas bahwa mereka adalah orang yang dibaktikan menerima, dalam semangat
iman dan dari tangan Bapa, tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya, meskipun itu tidak sesuai dengan keinginan dan harapannya. Dengan
demikian setiap anggota diberi kesempatan untuk bersikap jujur dan dengan terus terang menyampaikan kepada pemimpin kesulitan-kesulitan khusus
sebagai sumbangan kepada kebenaran. Bagi setiap pribadi taat dalam hal semacam itu berarti mengandalkan keputusan akhir dari pemimpin, dengan
keyakinan bahwa itu merupakan sumbangan berharga bagi pembangunan
Kerajaan Allah, meskipun ada kesulitan dan penderitaan.
104
e. Discernment Komunitas
Dalam hidup berkomunitas yang diilhami oleh Roh Kudus, setiap anggota ikut serta dalam dialog yang subur dengan para anggota lainnya
untuk menemukan kehendak Bapa. Sekaligus para anggota komunitas bersama-sama melihat pribadi pemimpin sebagai pernyataan dari ke-Bapaan
Allah dan pelaksanaan wewenang yang diterimanya dari Allah, bagi pelayanan discernment dan komunio VC, 92.
Konstitusi Carmelite Missionaries art. 44-45 menegaskan bahwa dalam melaksanakan kehendak Allah para suster melatih ketaatan yang bertanggung
jawab, dengan sepenuh hati mencari kehendak Allah dalam hidup komunitas maupun pribadi, serta memperkuat persatuan persaudaraan dalam doa,
discernment , dialog and tanggung jawab bersama. Dengan demikian ketaatan
akan memelihara kita untuk tetap hidup dalam kedamaian dan persatuan. Para suster harus menerima dengan patuh segala keputusan terakhir dari pemimpin
baik secara pribadi maupun komunitas serta selalu bersedia untuk mengerjakan pekerjaan dan pelayanan apa saja yang diminta dari kita.
Dalam hidup bersama di komunitas bukan hanya pemimpin komunitas yang ditaati, tetapi juga aturan main bersama, keputusan-keputusan bersama
yang dilakukan komunitas. Semua keputusan rapat komunitas ataupun hasil discernment
bersama, baru akan dapat ditindaklanjuti jika setiap anggota menaati keputusan itu.
Untuk menentukan suatu keputusan bersama semangat discernment harus bercirikan setiap proses pengambilan keputusan yang melibatkan komunitas.
105
Hal itu dapat terwujud bila disertai dengan doa dan refleksi pribadi maupun bersama untuk memilih apa yang benar dan menyenangkan hati Allah KTHB
dan LHK, 2008:23e. Paul Suparno 2007:212 mengatakan bahwa kedewasaan setiap pribadi
dapat dilihat pada sikap kita dalam menaati apa saja yang telah disetujui bersama dalam komunitas. Orang yang berkepribadian dewasa tampak pada
komitmen atas perjanjian dan konsensus bersama. Menepati konsesus bersama dalam rapat menjadi sangat penting dalam hidup komunitas.
Dalam KTHB dan LHK 2008:24 dikatakan:
Discernment komunitas bukan pengganti hakekat dan fungsi pemimpin
yang diharapkan membuat keputusan akhir. Dengan demikian pemimpin tidak menyangkal bahwa komunitas adalah tempat terbaik untuk
mengenal dan menerima kehendak Allah. Bagaimanapun juga, discernment
adalah salah satu moment puncak dalam komunitas hidup bakti, yang menempatkan Allah sebagai pusat dan tujuan akhir pencarian
hidup setiap anggota komunitas.
Komunitas Carmelite Missionaries melakukan discernment secara terus menerus melalui dialog antara pemimpin dan anggota. Pemimpin komunitas
sebagai pengantara Allah dalam pelayanannya kepada setiap anggota dalam komunitas. Maka seorang pemimpin hendaknya memiliki kasih, perhatian,
bijaksana dan diskresi Leterst, 7, 2-4.
f. Discernment, Wewenang dan Ketaatan