Arah Penelitian METODE PENELITIAN

Penerjemah Medical Surgical Nursing Proses Penerjemahan Ideologi Penerjemahan Metode Penerjemahan Kualitas Dampak Teknik Penerjemahan Teks BSa Keperawatan Medikal Bedah Teks BSu Gambar 5 : Kerangka Pikir Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Arah Penelitian

Berdasarkan sifatnya, penelitian penerjemahan dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif dan penelitian penerjemahan yang bersifat teoretis. Selanjutnya, penelitian penerjemahan yang bersifat deskriptif dibagi menjadi tiga jenis, yang disesuaikan dengan orientasinya, yaitu: 1 penelitian yang berorientasi pada fungsi terjemahan, 2 penelitian penerjemahan yang berorientasi pada proses penerjemahan, dan 3 penelitian penerjemahan yang berorientasi pada produk atau terjemahan Holmes dalam Sorvali, 1996: 21 Penelitian yang berorientasi pada fungsi terjemahan memusatkan kajiannya pada fungsi terjemahan dalam situasi sosio budaya yang terkait dengan teks bahasa sasaran. Objek kajiannya mengarah pada konteks yang mendasari lahirnya sebuah karya terjemahan. Oleh sebab itu, penelitian yang seperti ini sangat menaruh perhatian pada sejarah penerjemahan Sorvali, 1996: 24. Penelitian yang berorientasi pada proses memusatkan perhatiannya pada proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh penerjemah. Proses pengambilan keputusan tersebut merupakan proses kognitif, yang lazim disebut sebagai kotak hitam black box penerjemah. Sebagai akibatnya, proses kognitif itu tidak bisa diamati secara langsung. Untuk mengungkapkannya para peneliti di bidang ini memanfaatkan teknik TAP Think- Aloud Protocol dan wawancara untuk menggali data tentang proses pengambilan keputusan sebagai objek utama kajian mereka. Kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi informasi telah memberikan peluang bagi para peneliti untuk memanfaatkan perangkat lunak komputer TransLog dalam merekam semua kegiatan yang dilakukan oleh penerjemah pada saat penerjemah melakukan proses penerjemahan Nababan, 2008. Penelitian yang berorientasi pada produk memusatkan perhatiannya pada karya terjemahan. Para peneliti yang menganut paradigma ini memandang bahwa yang menjadi fokus penelitian penerjemahan adalah produk Toury, 1980 bukan proses penerjemahan. Pandangan tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa data yang berupa produk atau karya terjemahan dapat diperoleh dengan mudah dan satuan lingual yang dapat dikaji beragam, mulai dari tataran kata hingga tataran tekstual. Tujuan penelitian ini juga beragam antara lain untuk mengetahui kualitas terjemahan baik dari segi tingkat keakuratan pengalihan pesan, tingkat keterbacaan dan tingkat keberterimaan terjemahan, untuk mengungkapkan tipe-tipe penerjemahan, dan untuk menemukan strategi dan pendekatan yang diterapkan penerjemah dalam mengatasi masalah padanan. Di samping itu, mereka juga berpandangan bahwa proses penerjemahan pada dasarnya dapat diungkapkan dengan jalan mengkaji terjemahan. Sementara itu, kajian terhadap proses penerjemahan, menurut pandangan mereka, tidak mungkin dapat dilakukan karena proses penerjemahan pada hakekatnya merupakan proses kognitif, yang tidak bisa dapat teramati secara langsung. Penelitian ini berorientasi pada produk atau karya terjemahan. Satuan terjemahan translation unit yang dikaji berada pada tataran kata, frasa, klausa, dan kalimat. Satuan terjemahan pada tataran-tataran tersebut sengaja ditetapkan seperti itu agar kajian dapat dilakukan secara rinci, yang pada hakikatnya dapat digunakan sebagai landasan untuk menetapkan kesimpulan kajian pada tataran makro, yaitu tataran teks. Seperti yang telah dijelaskan pada bab pendahuluan, penelitian ini bertujuan untuk 1 merumuskan teknik penerjemahan yang diterapkan dalam menerjemahkan kata, frasa, klausa, dan kalimat yang terdapat dalam teks Medical-Surgical Nursing ke dalam bahasa Indonesia, 2 mendeskripsi metode penerjemahan yang ditetapkan dalam menerjemahkan kata, frasa, klausa, dan kalimat yang terdapat dalam teks Medical- Surgical Nursing ke dalam bahasa Indonesia., 3 menginterpretasikan ideologi penerjemahan yang dianut oleh penerjemah dalam menerjemahkan kata, frasa, klausa, dan kalimat yang terdapat dalam teks Medical-Surgical Nursing ke dalam bahasa Indonesia, dan 4 menilai dampak dari teknik penerjemahan, metode penerjemahan, dan ideologi penerjemahan tersebut pada kualitas terjemahan. Ke empat tujuan penelitian ini disusun secara berurutan dengan pertimbangan yang logis. Pertama, pengidentifikasian terhadap teknik-teknik penerjemahan akan dapat menuntun peneliti dalam menetapkan metode penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemahan. Kedua, pendeskripsian metode penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah dapat digunakan sebagai landasan untuk mengetahui ideologi penerjemahan yang dianut oleh penerjemah. Ketiga, teknik, metode, dan ideologi penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah pada hakikatnya dimaksudkan untuk menghasilkan terjemahan yang berkualitas. Oleh sebab itu, dampak dari teknik, metode, dan ideologi penerjemahan tersebut terhadap kualitas terjemahan tersebut juga perlu dikaji. Istilah kualitas yang digunakan dalam penelitian ini merupakan istilah payung umbrella term, yang mencakup tiga hal, yaitu 1 tingkat kesepadanan pesan antara teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran, 2 tingkat keberterimaan terjemahan, dan 3 tingkat keterbacaan terjemahan.

3.2 Rancangan Penelitian