Molina dan Albir 2002: 507-508 mengartikan metode penerjemahan sebagai cara proses penerjemahan dilakukan dalam kaitannya dengan tujuan penerjemah. Metode
penerjemahan merupakan pilihan global yang mempengaruhi keseluruhan teks. Pada dasarnya metode penerjemahan akan ditetapkan terlebih dulu oleh penerjemah sebelum
dia melakukan proses penerjemahan. Newmark 1998: 45 memperkenalkan sebuah diagram yang dia sebut sebagai
Diagram V untuk menunjukkan dua kutub yang berbeda dari metode penerjemahan.
Kutub yang pertama sangat memperhatikan sistem dan budaya bahasa sumber sedangkan kutub yang kedua sangat menghargai sistem dan budaya bahasa sasaran.
SL Emphasis TL Emphasis
Word-for-word translation Adaptation Literal translation Free translation
Faithful translation Idiomatic translation Semantic translation Communicative translation
Gambar 4 : Diagram V Metode Penerjemahan Newmark, 1998: 45
Metode penerjemahan yang berorientasi pada bahasa sumber direpresentasikan oleh metode penerjemahan kata-demi-kata, metode penerjemahan harfiah, metode
penerjemahan setia, dan metode penerjemahan semantik. Masing-masing dari metode penerjemahan tersebut dibahas di bawah ini.
2.2.2.2.1 Metode Penerjemahan Kata demi Kata Word-for-word translation
Metode penerjemahan kata demi kata sangat terikat pada tataran kata. Dalam menerapkan metode penerjemahan ini, penerjemah hanya mencari padanan kata bahasa
sumber dalam bahasa sasaran, dan pencarian padanan itu tidak dikaitkan dengan konteks. Dia tidak mengubah susunan kata bahasa sumber dalam terjemahannya. Dengan kata
lain, susunan kata dalam kalimat bahasa sumber sama persis dengan susunan kata dalam kalimat bahasa sasaran. Metode penerjemahan kata demi kata ini dapat diterapkan dengan
baik hanya jika struktur bahasa sumber sama dengan struktur bahasa sasaran. Contoh di bawah ini menggambarkan terjemahan yang dihasilkan dengan menerapkan metode
penerjemahan kata-demi-kata.
Bahasa Sumber: When drug therapy is not successful in managing intraocular
pressure or when the glaucoma is acute, operative techniques are necessary to open the spaces of the trabeculae or to create
outflow tracks for the fluid.
Bahasa Sasaran: Jika obat terapi adalah tidak berhasil dalam mengatur
intraokuler tekanan atau jika itu glaukoma adalah akut, operatif teknik adalah penting untuk membuka itu ruang-
ruang dari itu trabekula atau untuk menciptakan pembuangan saluran untuk itu cairan.
2.2.2.2.2 Metode Penerjemahan Harfiah Literal translation
Metode penerjemahan harfiah mempunyai kesamaan dengan metode penerjemahan kata-demi-kata bahwa pemadanan yang dilakukan selalu lepas konteks.
Perbedaannya adalah metode penerjemahan harfiah berusaha mengubah konstruksi
gramatikal bahasa sumber menjadi konstruksi gramatikal bahasa sasaran.
Bahasa Sumber: When drug therapy is not successful in managing intraocular
pressure or when the glaucoma is acute, operative techniques are necessary to open the spaces of the trabeculae
or to create outflow tracks for the fluid.
Bahasa Sasaran: Jika terapi obat tidak berhasil dalam mengatur tekanan
intraokuler atau jika glaukoma itu akut, teknik operatif penting untuk membuka ruang-ruang trabekula tersebut atau
untuk menciptakan saluran pembuangan bagi cairan itu.
2.2.2.2.3 Metode Penerjemahan Setia Faithful translation