1.6 Asumsi Penelitian
Data yang dikaji dalam penelitian ini bersumber pada buku teks di bidang kedokteran yang berjudul Medical-Surgical Nursing yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia menjadi Keperawatan Medikal Bedah oleh dr.Joko Setyono. Karena buku ini diterjemahkan oleh seorang dokter dan diperuntukkan bagi para mahasiswa kedokteran,
perawat, atau para dokter, diasumsikan bahwa istilah-istilah kedokteran yang digunakan dalam buku terjemahan mempunyai tingkat keberterimaan yang tinggi. Diasumsikan pula
bahwa tingkat keterbacaan buku terjemahan itu tinggi dengan pengertian mudah dipahami oleh pembaca sasaran. Namun, karena penerjemah tidak berlatar pendidikan di
bidang kebahasaan, tingkat keberterimaan terjemahan dari sudut struktur kalimat menjadi rendah dan demikian pula dengan tingkat keakuratan pengalihan pesan.
1.7 Klarifikasi Istilah
Di dalam disertasi ini digunakan istilah di bidang studi penerjemahan yang perlu diklarifikasikan untuk menghindari kesalahpahaman. Dikatakan demikian karena dalam
literatur teori penerjemahan, istilah tersebut muncul dalam wujud yang berbeda walaupun mengacu pada konsep yang sama. Bahkan ada pula istilah di bidang penerjemahan yang
digunakan secara tidak konsisten. Di samping istilah di bidang penerjemahan, digunakan istilah yang terkait dengan penelitian penerjemahan. Keseluruhan istilah yang
dimaksudkan tersebut adalah sebagai berikut. 1.
Bahasa sumber dan bahasa sasaran. Bahasa sumber merujuk pada bahasa yang
diterjemahkan sedangkan bahasa sasaran adalah bahasa yang menjadi tujuan penerjemahan. Jika seseorang menerjemahkan teks dari bahasa Inggris ke dalam
bahasa Indonesia, bahasa Inggris tersebut menempati posisi sebagai bahasa sumber dan bahasa Indonesia diposisikan sebagai bahasa sasaran.
2. Teknik penerjemahan merupakan prosedur untuk menganalisis dan
mengklasifikasikan bagaimana kesepadanan terjemahan berlangsung dan dapat diterapkan pada berbagai satuan lingual Molina Albir 2002.
3. Metode penerjemahan merupakan cara proses penerjemahan dilakukan dalam
kaitannya dengan tujuan penerjemahan. Metode penerjemahan merupakan pilihan global yang mempengaruhi keseluruhan teks Molina Albir 2002.
4. Strategi penerjemahan merujuk kepada cara penerjemah dalam mengatasi
persoalan penerjemahan yang terkait dengan ketidaksepadanan non-equivalence baik yang disebabkan oleh perbedaan sistem kebahasaan maupun oleh perbedaan
budaya antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Strategi penerjemahan merupakan bagian dari proses penerjemahan.
5. Ideologi penerjemahan merupakan gagasan, sudut pandang, mitos, dan prinsip
yang dipercayai kebenarannya oleh kelompok masyarakat. Ideologi juga dapat diartikan sebagai nilai budaya yang disepakati dan dimiliki oleh kelompok
masyarakat dan berfungsi sebagai landasan dalam berpikir dan bertindak. Dalam bidang penerjemahan, ideologi diartikan sebagai prinsip atau keyakinan tentang
“benar atau salah” Hoed, 2003 terhadap suatu terjemahan. Ideologi penerjemahan ini mempunyai dua kutub polar. Kutub yang pertama disebut
foreignisasi dan kutub yang kedua dinamai domestikasi. Ideologi foreignisasi sangat berorientasi pada budaya bahasa sumber. Para penerjemah yang menganut
ideologi foreignisasi berupaya untuk mempertahankan apa yang asing dan tidak