Teori Pendekatan Analisis IPA

didapat adalah tingkat kepuasan yang dirasakan oleh mahasiswa sebagai konsumen yang menggunakan fasilitas TBO-UT untuk memenuhi kebutuhan akan bahan ajar melalui TBO-UT secara keseluruhan baik. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Daulay 2010 tentang efektivitas model distribusi bahan ajar berbasis online. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas pemanfaatan TBO-UT dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan strategi penelitian deskriptif evaluatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi mahasiswa dalam menggunakan TBO-UT masih rendah. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa model distribusi bahan ajar berbasis online masih kurang efektif dalam memenuhi kebutuhan mahasiswa UT. Penelitian yang dilakukan oleh Harsasi 2010 tentang Evaluasi kualitas e- bookstore melalui studi mengenai kepuasan pelanggan di UT. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi mutu pendistribusian bahan ajar melalui studi mengenai kepuasan pelanggan atas pembelian secara online. Hasil analisis konjoin menunjukkan bahwa dari ketiga faktor yang diteliti, desain website, waktu pengiriman serta kualitas bahan ajar merupakan faktor terpenting bagi pelanggan, penelitian ini juga menggunakan analisis kualitatif dengan mewawancara pelanggan serta pihak penyelenggara e-bookstore UT untuk menjaring masukan-masukan yang diperlukan. Hasil wawancara terhadap pelanggan menunjukkan bahwa waktu pengiriman yang lama merupakan permasalahan yang sering dihadapi pelanggan. Dalam hal ini hasil wawancara dengan penyelenggara berisi masukan-masukan untuk perbaikan sistem e- bookstore.

2.3. Teori Pendekatan Analisis IPA

Analisis IPA digunakan untuk mengetahui dan mengkategorikan nilai-nilai kemungkinan yang diperoleh dari variabel yang telah ditentukan. Metode ini digunakan peneliti untuk mencari masalah apa yang harus dijadikan prioritas perbaikan di dalam organisasi. Teknik Important Performance Analysis IPA menggambarkan kinerja performance sebuah merek dibandingkan dengan harapan, atau tingkat pentingnya importance yang dipersepsikan oleh konsumen dalam bentuk matriks IPA. Apabila skor tingkat kinerja sesungguhnya lebih, atau sama dengan harapan, atau tingkat kepentingan maka responden dikategorikan puas sedangkan bila tingkat pelaksanaan sesungguhnya kurang dari harapan atau tingkat kepentingan responden dikategorikan tidak puas. Hasil perhitungan berupa rataan bobot X untuk kinerja perusahaan dan rataan bobot Y untuk kepentingan, dengan rumus berikut : n X x i   n Y Y i   Dimana : X : Skor rataan tingkat pelaksanaan dan kinerja Y : Skor rataan tingkat kepentingan Xi : Total skor tingkat kinerja dari seluruh responden Yi : Total skor tingkat kepentingan dari seluruh responden n : Jumlah responden Matriks IPA yang terdiri dari sumbu X dan Y dibagi atas empat 4 bagian yang dibatasi oleh dua 2 buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik XY dimana X merupakan rata-rataan dari rata-rata skor kinerja perusahaan pada seluruh atribut Y adalah rataan skor tingkat harapan seluruh atribut yang akan mempengaruhi kepuasan konsumen. Adapun rumus yang digunakan adalah: K X n t t x    1 K Y n t t Y    1 Dimana : X : Rataan dari skor tingkat kinerja perusahaan Y : Rataan dari skor rata-rata skor tingkat kepentingan responden X : Skor rataan tingkat kinerja perusahaan Y : Skor rataan tingkat kepentingan responden n : Jumlah responden K : Banyaknya atribut-atribut yang dapat mempengaruhi kepuasan Responden Hasil perhitungan tersebut akan dinyatakan dalam matriks IPA. Matriks IPA diperlukan untuk penjabaran tingkat kinerja dan kepuasan konsumen. Kuadran I merupakan daerah prioritas utama, kuadran II merupakan daerah yang harus dipertahankan, kuadran III merupakan daerah prioritas rendah dan kuadran IV merupakan daerah berlebihan. Y Tingkat Kepentingan Tinggi Kuadran I Prioritas Utama Kuadran II Pertahankan Prestasi Kuadran III Prioritas Rendah Kuadran IV Berlebihan Tinggi Rendah X Tingkat Kinerja Gambar 2. Bentuk MatrikIPA Rangkuti dalam Wasini 2009 Kuadran I : wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh konsumen, tetapi pada kenyataannya faktor-faktor ini belum sesuai seperti yang diharapkan tingkat kepuasan yang diperoleh masih sangat rendah. Peubah-peubah yang masuk dalam kuadran ini harus ditingkatkan. Kuadran II : wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh konsumen dan faktor-faktor dianggap oleh konsumen sudah sesuai dengan yang dirasakannya, sehingga tingkat kepuasanya relatif tinggi. Kinerja suatu peubah dan harapan konsumen berada pada tingkat tinggi, sehingga perusahaan cukup mempertahankan kinerjanya. Kuadran III : wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan pada kenyataanya kinerjanya tidak terlalu istimewa. Konsumen berada pada tingkat rendah, sehingga perusahaan belum perlu melakukan perbaikan. Kuadran IV : wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan dirasakan terlalu berlebih lebihan. Kinerja perusahaan lebih tinggi daripada harapan konsumen, sehingga perlu menurunkan kinerja agar dapat mengefisienkan sumberdaya.

2.4. Teori Pendekatan Analisis SWOT