Hubungan Pelatihan Terhadap Komitmen Organisasi Hubungan Imbalan terhadap Komitmen

4.6 Tingkat Keeratan Hubungan

Setelah empat asumsi klasik analisa regresi terpenuhi, yaitu: 1 Uji asumsi tidak adanya Multikolinearitas 2 Uji Asumsi Kenormalan dan 3 Uji Asumsi Homoskedastisitas lihat lampiran 6. Selanjutnya dilakukan analisa regresi berganda mengunakan software SPSS. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan efek efek pelatihan dan imbalan terhadap komitmen karyawan BPR Syariah Amanah Ummah Bogor, selanjutnya dilakukan analisa regresi berganda mengunakan software SPSS. Setelah memasukan seluruh variabel x, kemudian melakukan uji ANOVA untuk melihat hubungan pelatihan dan imbalan secara bersamaan apakah berpengaruh terhadap komitmen organisasi. Berdasarkan uji F, diperoleh nilai p- value 0.000 alpha 0.05, artinya peubah-peubah penjelas imbalan dan pelatihan yang ada dalam model berpengaruh secara serempak terhadap respon komitmen. Bermakna, jika pelatihan dan imbalan secara bersamaan diberikan kepada pegawai BPRS Amanah Ummah maka akan berpengaruh positif terhadap komitmen pegawai pada perusahaan.

4.6.1 Hubungan Pelatihan Terhadap Komitmen Organisasi

Uji signifikansi untuk pelatihan X1 dengan komitmen organisasi Y Berdasarkan hasil koefiensi yang dihasilkan dari penelitian pada BPR Syariah Amanah Ummah didapatkan kesimpulan. Secara parsial, variabel pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen dimana p-value = 0.049 alpha 0,05 lihat tabel 6. Hal ini menjelaskan bahwa pelatihan memengaruhi komitmen organisasi para pegawai. Pelatihan memang ada kaitannya dengan komitmen karyawan. Hasil ini konsisten dengan riset lainnya yang menemukan hubungan antara pelatihan dengan komitmen karyawan bagi organisasi. Heyes dan Stuart 1996 mengatakan bahwa komitmen karyawan ditemukan lebih tinggi pada organisasi yang mengizinkan untuk mengakses dan secara bebas mendukung pelatihan karyawan Brum, 2007. Artinya organisasi atau perusahaan yang mendukung pelatihan bagi karyawan dan melaksanakan pelatihan dengan baik akan menjadikan komitmen kayawan tinggi terhadap organisasi tersebut. Kebijakan melakukan pelatihan bagi perusahaan berarti adalah keluarnya biaya. Akan tetapi jika perusahaan menganggap biaya pelatihan itu sebagai investasi maka hal tersebut tidaklah berat. Dengan pelatihan selain mampu meningkatkan kemampuan karyawan dalam menyelesaikan tugasnya, juga mampu memperkuat komitmen organisasi karyawan. Apalagi banyak penelitian menunjukan bahwa pelatihan mempunyai hubungan dengan komitmen karyawan. Dimana komitmen karyawan mampu menjadikan perusahaan mencapai tujuannya, tanpa ada hambatan pada faktor SDM, seperti misalnya tingginya tingkat turnover karyawan.

4.6.2 Hubungan Imbalan terhadap Komitmen

Uji signifikansi untuk variabel imbalan, didapatkan hasil bahwa secara terpisah imbalan berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen p-value = 0.000 alpha 0,05. Hal ini membuktikan bahwa yaitu imbalan mempunyai hubungan positif dengan pelatihan. Pemberian imbalan selama ini yang telah dilakukan oleh perusahaan mempunyai hubungan yang signifikan, artinya perusahaan agar semakin memperhatikan faktor imbalan bagi karyawan ini. Dengan memberikan imbalan bagi karyawan BPR Syariah Amanah Ummah maka akan memengaruhi komitmen organisasi karyawan atas perusahaan. lihat lampiran. Ini sejalan dengan Penelitian penelitian terdahulu menunjukan bahwa imbalan berpengaruh signifikan atas komitmen organisasi. Penelitian yang dilakukan oleh Painter et al 1994 menunjukan hasil bahwa komitmen organisasi ditentukan oleh imbalan tugas tugas secara instrinsik berupa dukungan, gaji, dan kesempatan promosi. Begitupun hasil penelitian Cohen dan Gattiker 2001 menunjukan bahwa ada hubungan yang sedang antara imbalan yang berbentuk kepuasan pembayaran terhadap komitmen organisasi.

4.6.3 Hubungan Imbalan, Pelatihan dan Faktor Demografi terhadap Komitmen