pendidikan, faktor demografi status perkawinan, faktor demografi umur. Sebelum dilakukan uji dilakukan penyesuaian data guna meningkatkan kualitas data untuk
analisis. Diantara penyesuaian itu adalah membuat dummy variable. Dummy variable dibuat untuk dijadikan sebagai independen variabel. Dummy variable
mengambarkan variabel yang memiliki nilai dalam bentuk dua kategori dan biasanya diberikan skor satu dan nol Sumarwan, 2012.
Tabel 23. Analisis Regresi Hubungan Imbalan, Pelatihan dan Demografi Generasi terhadap Komitmen
Variabel Koefisien
Sig
Konstanta 0,823
0,000 Pelatihan
0,299 0,014
Imbalan 0,476
0,000 Umur
0,196 0,048
F 23,147
R
2
0,563
Berdasarkan analisis regresi ditemukan koefisien deteminasi R-square adalah 0,563 atau 56,3. Artinya 56,3 keragaman variabel respon komitmen
organisasi dapat dijelaskan oleh variabel x imbalan, pelatihan dan faktor demografi sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain.
Maka dari hasil penelitian menunjukan signifikansi hubungan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelatihan, imbalan dan faktor demografi
kelahiran berpengaruh terhadap komitmen. Hal tersebut sejalan dengan semua penelitian terdahulu dan menegaskan hipotesis bahwa pelatihan memiliki dampak
positif terhadap komitmen karyawan Owoyemi et al, 2011. Sejalan juga dengan penelitian-penelitian terdahulu menunjukan bahwa imbalan berpengaruh
signifikan atas komitmen organisasi, seperti yang dilakukan Cohen dan Gattiker 2001, Steers 1983, dan Taba 2010.
4.7 Analisis Demografi Responden Terhadap Komitmen Organisasi
Berdasarkan uji Anova dan uji T, untuk melihat korelasi variabel demografi penelitian yaitu jenis kelamin, generasi kelahiran, dan status perkawinan terhadap
komitmen organisasi. Variabel demografi jenis kelamin baik pria atau wanita tidak mempunyai korelasi signifikan dengan komitmen organisasi. Hanya ada satu
variabel demografi yang menunjukan hasil signifikan yang berkorelasi dengan komitmen organisasi, yaitu variabel generasi kelahiran, karena hasil perhitungan
statistik menunjukan bahwa alpha Sig. atau 0,286 0,048. Artinya kelompok berumur lebih tua lebih kuat komitmennya dibandingkan dengan karyawan yang
berumur lebih muda. Sejalan dengan penelitian terdahulu Sneed dan Herman, 1990
menemukan karyawan yang lebih muda kurang berkomitmen terhadap organisasi daripada yang karyawan tua. Shen, Pitt-Catsouphes, dan Smyer, 2007
melaporkan bahwa karyawan yang lebih tua lebih memiliki komitmen yang tinggi untuk organisasi dari baik karyawan lebih muda.
V IMPLIKASI MANAJERIAL
5.1 Pentingnya Pelatihan, Imbalan, dan Komitmen Organisasi
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia melaju dengan cepat, tentu saja perlu diimbangi dengan tersedianya sumber daya manusia yang siap pakai.
Dalam menjalankan operasional bank syariah masih ada sumber daya manusia bank syariah yang belum memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baik. Tidak
jarang ditemui karyawan bank syariah yang kurang bisa memberikan penjelasan yang benar dan akurat. Sehingga menimbulkan keraguan bagi calon nasabah
dalam menggunakan produk dan layanan bank syariah. Hal ini berlaku juga bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS Amanah Ummah sebagai bank yang
sudah tumbuh selama 10 tahun. Idealnya kegiatan pengembangan sumber daya manusia merupakan
kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan karyawan sehingga dapat sesuai dengan keinginan perusahaan. Kegiatan pengembangan itu salah satunya bisa
dilakukan dengan pelatihan dan pendidikan bagi karyawan. Pelatihan ini merupakan kegiatan untuk menambah pengetahuan karyawan, keterampilan dan
perbaikan sikap. BPRS Amanah Ummah sendiri telah mengalokasikan setiap tahunnya lima persen untuk anggaran pelatihan dari seluruh biaya tenaga kerja.
Artinya BPRS Amanah Ummah telah memberikan perhatian dalam bidang alokasi dana untuk pelatihan dan pengembangan karyawan.
Bagi BPRS Amanah Ummah, selain memberikan pelatihan bagi para karyawannya agar mencapai target perusahaan tentu saja adalah memberikan
imbalan. Baik imbalan yang intrinsik dan ekstrinsik. Karena imbalan akan
menjaga para karyawan untuk senantiasa berkerja dengan penuh dedikasi dan mempunyai komitmen yang tinggi.
Karyawan yang berkomitmen adalah karyawan yang memiliki keterikatan secara emosional, memiliki loyalitas dan menyatu dengan nilai-nilai perusahaan.
Komitmen karyawan terhadap perusahaan adalah menjadi sangat penting, karena pada umumnya individu-individu yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi
akan terus menerus berikhtiar demi kemajuan organisasi, sehingga perusahaan bisa mencapai visi dan misi yang sudah dirumuskan.
Berdasarkan analisa yang telah disampaikan pada analisa persepsi responden dan analisa hubungan keeratan. Maka terdapat beberapa impilkasi
manajerial yang dapat dikembangkan antara lain
4.2 Upaya Perbaikan Pelatihan Untuk Komitmen Karyawan