sasaran  organisasi  yang  meliputi  aspek  ekstrinsik  dan  intrinsik.  Aspek  ekstrinsik terdiri  atas,  upahgaji,  tunjangan,  insentif,  penghasilan  tambahan.  Gajiupah
adalah  balas  jasa  yang  dibayar  secara  rutin  kepada  karyawan  tetap  serta mempunyai  jaminan  yang  pasti.  Berpedoman  atas  perjanjian  yang  disepakati
membayarnya.  Insentif  adalah  tambahan  balas  jasa  yang  diberikan  kepada karyawan  tertentu  yang  prestasinya  di  atas  prestasi  standar.  Tunjangan  adalah
tambahan keuntungan yang ditawarkan perusahan pada karyawan. Aspek intrinsik terdiri atas, perasaan mampu: pemberian rasa percaya diri
oleh  perusahaan,  kecakapan:  perusahaan  menghargai  kecakapan  yang  dimiliki karyawan, tanggung jawab: perberian tanggung jawab bagi yang dianggap layak,
pertumbuhan pribadi: perusahaan mendukung perkembangan karyawan.
2.3 Komitmen Organisasi
Menurut  Shane  dan  Von  Glinow  2008  bahwa  organisasi  merupakan kelompok  orang  yang  bekerja  saling  tergantung  bagi  tujuan  tertentu.  Sedangkan
menurut Robbins 1994  yang dimaksud dengan organisasi adalah kesatuan sosial yang  dikoordinasikan  secara  sadar,  dengan  sebuah  batasan  yang  dapat
diidentifikasi,  bekerja  terus  menerus  atas  dasar  untuk  mencapai  suatu  tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Tentang komitmen, para pakar juga memberikan
pandangan secara beragam namun memiliki sejumlah kesamaan. Hal ini misalnya terlihat dari pandangan beberapa pakar berikut ini.
Shaw, Delery  Abdulla 2003 memandang komitmen sebagai hasil dari investasi  atau  kontribusi  terhadap  suatu organsisasi,  atau  pendekataan  psikologis
yang  mengambarkan  suatu  hal  yang  positif,  keterlibatan  yang  tinggi,  orientasi intensitas  tinggi  terhadap  organisasi.  Newstrom  2007  menjelaskan  bahwa
komitmen organisasi adalah suatu tingkat identifikasi diri pegawai dan organisasi dan  keinginan  keinginannya  untuk  meneruskan  partisipasi  aktifnya  dalam
organisasi. Sedangkan  Mowday,  Porter    Steers  1982  memberikan  batasan  yang
lebih  luas,  bahwasannya  yang  dimaksud  komitmen  organisasi  adalah  kekuatan pegawai  dalam  mengidentifikasikan  keterlibatan  dirinya  kedalam  bagian
organisasi,  yang  dapat  ditandai:  penerimaan  terhadap  nilai  nilai  dan  tujuan
organisasi, kesiapan dan kesediaan untuk berusaha dengan sungguh sungguh atas nama  organisasi,  dan  keinginan  untuk  mempertahankan  keanggotaan  di  dalam
organisasi  menjadi  bagian  organisasi. Sedangkan  istilah  komitmen  organisasi
sendiri merupakan istilah lain dari komitmen kerja, yaitu dimensi perilaku penting yang  dapat  digunakan  untuk  menilai  kecenderungan  karyawan  untuk  bertahan
sebagai anggota organisasi Sopiah, 2008. Komitmen    organisasi    memberikan    pengaruh    bahwa    pekerja    yang
mempunyai  komitmen  akan  tetap  tinggal  dengan  organisasi  dalam  keadaan apapun,  bekerja    secara  teratur,  melindungi  aset  perusahaan  dan  mendukung
tujuan    perusahan    Meyer  dan  Allen,  1991.  Pekerja    dengan  komitmen    yang kuat    terhadap    organisasi    lebih    bernilai    dibandingkan    pekerja  yang
komitmennya    kurang.  Komitmen    organisasi    merupakan    sebuah    konsep hubungan  manajemen  yang menggambarkan  hubungan  antara  organisasi  dan
anggotanya.  Ketepatan  hubungan  tersebut    masih  diperdebatkan  tetapi  secara umum  implikasinya  berhubungan  dengan  keinginan,  kebutuhan  dan  pemikiran
anggota  untuk  tetap  tinggal  dalam  organisasi Meyer dan Allen, 1991. Menurut Buchanan 1974 dalam  sebuah penelitian komitmen organisasi
membagi  menjadi  tiga  komponen  yang  bisa  menjelaskan  tentang  komitmen organisasi:  1  identifikasi
–  kebanggaan  berada  dalam  organisasi;  internalisasi tujuan  organisasi  dan  nilai-nilainya  2  Keterlibatan
–  dalam  aktifitasnya menjalani  peran  di  organisasi  mampu  menyerap  dalam  jiwanya  3  Loyalitas
– keterikatan dan kecintaan pada organisasi yang terwujud dalam rasa kepemilikan
yang termanifestasi dalam keinginan tetap bertahan. Senada  dengan  pendapat  Buchanan,  Gibson  et  al.,  2009  menjelaskan
tentang  komitmen  organisasi  itu  terkandung  dalam  tiga  sikap,  yaitu:  rasa keberpihakan terhadap tujuan organisasi, perasaan keterlibatan dalam tugas tugas
organisasi,  dan  perasaan  loyalitas  terhadap  organisasi.  Sementara  McShane  dan Von  Glinow  2008  menekankan,  selain  keberpihakan  dan  keterlibatan  terhadap
organisasi  mengandung  ikatan  emosional  antara  karyawan  dan  perusahaannya. Menurutnya  komitmen  mengacu  kepada  ikatan  emosional,  keberpihakan,  dan
keterlibatan dalam suatu organisasi tertentu. Begitu juga Steers dan Porter 1983 hampir sama mengemukakan adanya
tiga  karakteristik  yang  bisa  digunakan  sebagai  pedoman  telah  komitmen  kerja, yaitu:
a.  Adanya  keyakinan  yang  kuat  dan  penerimaan  tujuan  serta  nilai-nilai  yang dimiliki organisasi kerja.
b.  Terdapatnya  keinginan  untuk  mempertahankan  diri  agar  tetap  dapat menjadi anggota organisasi tersebut.
c.  Adanya  kemauan  untuk    berusaha  keras  sebagai  bagian  dari  organisasi kerja.
Komitmen  organisasi  merupakan  salah  satu  hasil  individu  yang dipengaruhi  berbagai  faktor.  Colquitt,  LePine,  dan  Wesson  2009  menjelaskan
bahwa  hasil  individu  dalam  organisasi  berupa  kinerja  dan  komitmen  organisasi. Kedua  hal  ini  dipengaruhi  oleh:  1  kepuasan  kerja  2  stress  3  motivasi  4
kepercayaan 5 keadilan dan etika 6 pembelajaran dan pengambilan keputusan. Semua  faktor  itu  kemudian  dipengaruhi  oleh:  1  budaya  organisasi  2  struktur
organisasi  3  gaya  dan  pendekatan  kepemimpinan  4  kekuasaan  dan  pengaruh kepemimpinan  5  proses  regu  dan  karakteristik  regu  6  kepribadian  dan  nilai
budaya  7  kemampuan.  Sedangkan  menurut  Mathieu  dan  Zajac  1990 karakteristik  individu  usia,  jenis  kelamin  dan  tingkat  pendidikan, peranan,
karakteristik    pekerjaan,    motivasi    dan    kepuasan    kerja    dapat  meningkatkan komitmen organisasi.
Kanter  1968  mengemukakan  adanya  tiga  bentuk  komitmen  organisasi, yaitu:
a.  Komitmen berkesinambungan continuance commitment, yaitu komitmen yang berhubungan dengan dedikasi anggota dalam menjalankan kehidupan
organisasi  dan  menghasilkan  orang  yang  mau  berkorban  dan  berinvestasi pada organisasi.
b.  Komitmen  terpadu  cohesion  commitment,  yaitu  komitmen  anggota terhadap organisasi sebagai akibat adanya hubungan sosial dengan anggota
lain  di  dalam  organisasi.  Ini  terjadi  karena  karyawan  percaya  bahwa norma-norma  yang  dianut  organisasi  merupakan  norma-norma  yang
bermanfaat.
c.  Komitmen terkontrol control commitment, yaitu komitmen anggota pada norma organisasi  yang  memberikan perilaku ke arah  yang diinginkannya.
Norma-norma  yang  dimiliki  organisasi  sesuai  dan  mampu  memberikan sumbangan terhadap perilaku yang diinginkannya.
Meyer    Allen  1991  mengemukakan  bahwa  ada  tiga  dimensi  komitmen organisasi, yang sebetulnya relatif mempunyai kesamaan dengan pendapat Kanter
1968 yaitu: a.
Komitmen  afektif  merupakan  perasaan  emosional  untuk  organisasi  dan keyakinan  dalam  nilai-nilainya.  Terjadi  apabila  karyawan  ingin  menjadi
bagian  dari  organisasi  karena  adanya  ikatan  emosional  dimana  individu memiliki  hasrat  yang  kuat  untuk  tetap  bekerja  pada  organisasi  karena  ada
kesamaan  atau  kesepakatan  antara  nilai-nilai  personal  individu  dengan organisasi yang lebih menekankan kepada sikap emosional individu.
b. Komitmen berkelanjutan continuance commitment. Adanya nilai ekonomi
yang dirasa dari bertahan dalam suatu organisasi bila dibandingkan dengan meninggalkan  organisasi  tersebut.  Ini  muncul  apabila  karyawan  tetap
bertahan pada suatu organisasi karena membutuhkan gaji dan keuntungan- keuntungan  lain,  atau  karena  karyawan  tersebut  tidak  menemukan
pekerjaan lain. Komitmen ini juga dapat diartikan sebagai keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi karena adanya kesadaran akan biaya yang
terkait dengan itu ketika meninggalkan organisasi c.
Komitmen  normatif  normative  commitment.  Menurut  Meyer    Allen 1991  komitmen  ini  adalah  memperhatikan  kewajiban  untuk  bertahan
dalam  organisasi  karena  alasan-alasan  moral  atau  etika.  Ini    timbul  dari nilai-nilai  dalam  diri  karyawan.  Karyawan  bertahan  menjadi  anggota
organisasi  karena  adanya  kesadaran  bahwa  komitmen  terhadap  organisasi merupakan hal yang seharusnya dilakukan. Dimensi normatif menimbulkan
perasaan  kewajiban  pada  anggota  untuk  memberi  balasan  atas  apa  yang telah diterimanya dari organisasi.
Komitmen  organisasi  bagi  sebuah  organisasi  adalah  sesuatu  yang  sangat penting.  Menurut  Greenberg  dan  Baron  1993,  karyawan  yang  memiliki
komitmen  organisasi  yang  tinggi  adalah  karyawan  yang  lebih  stabil  dan  lebih
produktif    sehingga  pada  akhirnya  juga  lebih  menguntungkan  bagi  organisasi. Mengenai  komitmen,  para  pakar  memberikan  padangan  secara  beragam  namun
memiliki sejumlah kesamaan.
.
t
Gambar 1. Model Integratif Pendekatan Organisasi
Sumber: Colquitt,  LePine, and Wesson, Organizational Behavior and Commitment in the  Workplace New York: McGraw-HillIrwin, 2009,p.8.
Pada gambar 3. bisa dilihat bahwa komitmen organisasi dipengaruhi oleh banyak  faktor  diantaranya:  kemampuan,  pembelajaran,  kepribadian,  motivasi,
kepercayaan, dan kemampuan. Semua hal tersebut dapat dicapai dengan program pelatihan  yang  baik.  Dalam  pelatihan  menurut  Dessler  2007  peserta  akan
Organizational Culture
Organizational Structure
Leadership Styles Behavior
Personality Cultural Values
Ability Teams:
Characteristics Teams:
Processes Leadership:
Power
Learning Decision
Making
Trust, Justice, Ethies
Motivation Strees
Job Satisfaction
Organizational Commitment
Job Performance
mendapatkan  motivasi  dan  kemampuan.  Bahkan  dalam  pelatihan  program orientasi  karyawan  diharapakan  dapat  memenuhi  empat  hal  utama:  a  merasa
nyaman dan diterima, b  memahami organisasi dalam arti  luas masa  lalu,  masa kini, budaya kerja, dan visi masa depan, c memahami pekerjaan dan tujuannya,
serta d menjalankan proses dengan produktif cara perusahaan tersebut. Sedangkan  pada  penelitian  Cohen    Gattiker  1994  yang  dilakukan
melalui studi meta analisis menunjukan bahwa ada hubungan antara imbalan yang berbentuk pendapatan riil dengan komitmen organisasi.
2.4 Hasil Penelitian yang Relevan