Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam perunahan perilaku aspek keantusiasan siswa berjalan dengan
baik dan mengalami peningkatan. Siswa cenderung lebih bersikap lebih positif, lebih antusias, dan lenih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
4.2.3.2 Keaktifan Siswa
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran menulis puisi berlangsung cukup baik yaitu meningkat
19,52 dari siklus I yang tercatat 16 siswa atau 76,19 menjadi 18 siswa atau 85,71 aktif dalam pembelajaran pada siklus II. Pada siklus I siswa sudah terlihat
cukup aktif dalam mengemukakan pendapat, merespon, bertanya, dan menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru. Siswa juga sudah cukup aktif dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan pancingan dari guru saat awal pembelajaran. Saat guru menyampaikan materi siswa juga merespon apa yang disampaikan guru
dengan cukup baik, dan ketika siswa merasa kesulitan selama proses pembelajaran, siswa juga sudah cukup aktif bertanya terutama kesulitan siswa
saat menentukan diksi. Pada siklus II terjadi peningkatan yaitu semakin banyak siswa yang aktif dalam pembelajaran menulis puisi. Pada siklus II siswa menjadi
lebih aktif dalam mengemukakan pendapat, merespon, bertanya, dan menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru. Siswa juga lebih aktif dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan pancingan dari guru saat awal pembelajaran. Saat guru menyampaikan materi siswa juga lebih merespon apa yang disampaikan guru
dengan baik, dan ketika siswa merasa kesulitan selama proses pembelajaran,
siswa juga sudah semakin aktif bertanya terutama kesulitan siswa saat menentukan diksi dan rima.
Keaktifan siswa juga dapat diketahui dari hasil jurnal guru siklus I dan siklus II yang mengalami peningkatan. Siswa sudah aktif dalam pembelajaran.
Namun, pada siklus I ketika guru menjelaskan materi, ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan guru dan masih berbicara sendiri dengan temannya,
sedangkan pada siklus II saat guru menjelaskan materi siswa memperhatikan dengan baik. Pada siklus I dan siklus II ada juga siswa yang bertanya kepada guru
tentang materi yang belum paham. Pada siklus I maupun siklus II, siswa sangat antusias dan merespon baik penggunaan pendekatan kooperatif team assisted
individualization dan teknik tutor sebaya tersebut. Siswa dengan seksama memperhatikan objek yang mereka amati. Siswa juga lebih aktif mendata kata-
kata dari objek yang mereka amati. Dari hasil dokumentasi foto siklus I dan siklus II ini, keaktifan siswa
selama proses pembelajaran sudah baik, yaitu menunjukkan peningkatan, hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
Siklus I Siklus II
Gambar 27 Keaktifan Siswa Siklus I dan Siklus II
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa berdasarkan instrumen nontes yaitu observasi, jurnal siswa, wawancara, dan dokumentasi gambar 27, pada
siklus I dan siklus II menunjukkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan pendekatan kooperatif team assisted individuaization
dengan teknik tutor sebaya sudah mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Hasil perubahan perilaku aspek keaktifan siswa pada penelitian yang dilakukan peneliti memiliki persamaan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Amanda 2011 yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui Teknik Melanjutkan Puisi dan Metode Mengalirkan Bayangan Image
Streaming Siswa Kelas VIIC SMP N 01 Boja”. Selama proses pembelajaran siklus II di kelas, siswa yang sebelumnya tidak mengikuti pembelajaran menulis
puisi dengan baik, pada siklus II ini siswa mulai mengikuti pelajaran dengan baik dan melaksanakan tugas-tugas guru dengan serius dan sungguh-sungguh. Pada
saat pembelajaran menulis puisi menggunakan pendekatan kooperatif team assisted individualization dan teknik tutor sebayadimulai, sebagian besar siswa
telah siap mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat para siswa duduk dengan rapi dan tenang di bangku masing-masing dan cukup antusias mengikuti pembelajaran
keterampilan menulis puisi dengan baik dibandingkan pada siklus I. Meskipun masih ada beberapa siswa yang duduk di bagian belakang belum siap mengikuti
pembelajaran. Siswa tersebut berbicara sendiri dan mengganggu temannya. Adapun jumlah siswa yang belum siap mengikuti pelajaran jumlahnya lebih
sedikit dibandingkan pada pembelajaran siklus I.
Pada saat guru memberikan penjelasan tentang materi, sebagian besar siswa mendengarkan penjelasan guru dengan penuh konsentrasi dan merespon
materi yang diberikan guru, suasana kelas pun tenang. Siswa aktif bertanya apabila menemukan kesulitan dalam materi yang disampaikan. Jumlah siswa yang
bertanya meningkat dibandingkan pada siklus I. Demikian juga saat memberikan tanggapan atau jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru. Peningkatan
keaktifan siswa dalam bertanya dan memberikan tanggapan menunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahu siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan.
Namun, masih ada beberapa siswa yang enggan bertanya saat menemukan kesulitan. Hal ini dikarenakan siswa malu, takut salah, dan kurang percaya diri.
Pada saat guru memperkenalkan pendekatan kooperatif team assisted individualization dan teknik tutor sebaya, semua memperhatikan dan tertarik
mendengarkan penjelasan cara kerja pendekatan dan teknik tersebut. Suasana kelas berubah lebih hidup, terlihat dari siswa-siswa yang memfokuskan matanya
pada satu titik yaitu penjelasan guru. Siswa lebih antusias dan bersungguh- sungguh mengerjakan tugas yang diberikan guru dibandingkan pada siklus I.
Berdasarkan uraian perbandingan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian Amanda 2011 membuktikan adanya peningkatan keaktifan siswa setelah
mengikuti tindakan dari siklus I ke siklus II.
4.2.3.3 Kemampuan Bekerja Sama dan Berbagi dalam Diskusi Kelompok