4.1.1.1.5 Terbangunnya Suasana Reflektif ketika Kegiatan Refleksi
Kegiatan refleksi digunakan untuk mengetahui kekurangan siswa selama mengikuti proses pembelajaran yang telah dilakukan. Setelah dilakukan refleksi
siswa dapat mengetahui apa yang akan dilakukan selanjutnya. Hasil observasi menunjukkan 17 siswa yang menunjukkan sikap baik atau sebesar 80,66
termasuk dalam kategori baik. Kegiatan refleksi merupakan tahap akhir sehingga harus terbangun suasana yang reflektif pada akhir pembelajaran. Pada tahap ini
guru dan siswa bersama-sama melakukan tahapan evaluasi untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa selama mengikuti pembelajaran menulis puisi. Di
dalam kegiatan refleksi juga dilakukan evaluasi untuk mengetahui perbaikan- perbaikan selanjutnya yang harus dilakukan oleh siswa dalam menulis puisi
menngunakan pendekatan kooperatif team assisted individualization dan teknik tutor sebaya.
Kegiatan refleksi dilakukan dalam suasana yang tenang dan tertib. Kemudian guru memulai dengan menanyakan pesan dan kesan siswa selama
mengikuti pembelajaran menulis puisi menngunakan pendekatan kooperatif team assisted individualization dan teknik tutor sebaya. Terdapat siswa yang
bersemangat dan antusias untuk memberikan kesan dan pesan selama mengikuti pembelajaran. Berdasarkan jurnal siswa juga terdapat siswa yang mengungkapkan
kesulitannya dalam menulis puisi menggunakan pendekatan kooperatif team assisted individualization dan teknik tutor sebaya dan terdapat pula siswa yang
merasa senang karena pembelajaran menggunakan pendekatan kooperatif team
assisted individualization dan teknik tutor sebaya merupakan pembelajaran yang berbeda dengan pembelajaran yang diberikan oleh gurunya.
Berdasarkan jurnal guru menunjukkan sikap siswa yang memperhatikan saat guru memberikan evaluasi pada akhir pembelajaran. Siswa menyimak dengan
sungguh-sungguh saat guru menjelaskan hal-hal yang perlu diperbaiki siswa dalam menulis puisi. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru saat memberikan
penjelasan kembali tentang materi menulis puisi dan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Siswa juga diberikan
motivasi oleh guru untuk belajar lagi tentang materi menulis puisi dan lebih teliti dalam menggunakan pilihan kata pada saat menulis puisi, namun saat guru
memberikan motivasi pada kegiatan refleksi masih terdapat beberapa siswa yang kurang memperhatikan. Siswa terlihat mengobrol sendiri dengan teman
sebangkunya. Guru memberikan pengarahan agar siswa kembali fokus mengikuti pembelajaran.
Selain observasi dan jurnal, suasana reflektif juga terlihat dari hasil dokumentasi foto. Dari dokumentasi foto tersebut terlihat bahwa siswa sudah
memperhatikan dengan seksama ketika kegiatan refleksi berlangsung. Dokumentasi foto tersebut adalah sebagai berikut.
a b
Gambar 5. Suasana Kegiatan Refleksi Siklus I
Gambar 5 memperlihatkan proses kegiatan refleksi pada akhir
pembelajaran. Gambar a menunjukkan siswa dengan sungguh-sungguh memperhatikan pada saat guru memberikan simpulan pada akhir pembelajaran
namun terdapat pula siswa yang tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Gambar b menunjukkan siswa yang sedang bertanya jawab dengan guru dalam
proses kegiatan refleksi untuk mengetahui kemampuan siswa selama mengikuti proses pembelajaran menulis puisi. Berdasarkan hasil observasi, jurnal guru,
jurnal siswa, hasil wawancara, dan dokumentasi foto siklus I dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran menulis puisi menggunakan pendekatan kooperatif
team assisted individualization dan teknik tutor sebaya sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Di dalam
kegiatan siklus I terdapat siswa yang kurang siap dalam mengikuti pembelajaran tetapi terdapat pula siswa yang sejak awal sudah antusias untuk mengikuti
pembelajaran. Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran siklus I merupakan kegiatan untuk mengukur keterampilan menulis puisi menggunakan pendekatan
kooperatif team assisted individualization dan teknik tutor sebaya .
4.1.1.2 Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Pendekatan Kooperatif Team Assisted Individualization dan Tenik Tutor Sebaya
Siklus I
Hasil tes siklus I merupakan data awal diterapkannya pembelajaran menulis puisi menggunakan pendekatan kooperatif team assisted individualization
dengan teknik tutor sebaya. Hasil menulis puisi ini didasarkan pada empat aspek yang harus diperhatikan dalam menulis puisi. Keempat aspek tersebut meliputi:
1 kesesuaian isi dengan tema, 2 diksi, 3 rima, dan 4 tipografi. Jumlah siswa yang mengikuti tes siklus I adalah 21 siswa. Hasil menulis puisi menggunakan
pendekatan kooperatif team assisted individualization dengan teknik tutor sebaya pada siklus I dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini.
Tabel 7. Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi Siklus I
Data tabel 7 menunjukkan bahwa hasil tes keterampilan menulis puisi menggunakan pendekatan kooperatif team assisted individualization dengan
teknik tutor sebaya mencapai jumlah nilai 1540 dengan nilai rata-rata 73,33 yang termasuk dalam kategori cukup dan persentase ketuntasan hanya 57,14. Dari 21
siswa sebanyak 1 siswa atau 5,88 memperoleh rentang nilai 85-100 dalam kategori sangat baik dan mencapai ketuntasan, 11 siswa atau 52,38 dengan
rentang nilai 75-84 dalam kategori baik dan mencapai ketuntasan, 4 siswa atau No
Kategori Rentan
g Skor Frekuensi
Bobot Skor
Persentase Rata-rata
Skor Ketuntasan
1. Sangat baik
85-100 1
86 5,88
= 73,33
cukup x100=
57,14 2.
Baik 75-84
11 864
52,38 3.
Cukup 65-74
4 272
19,04 4.
Kurang 55-64
5 310
23,80 5.
Sangat Kurang 0-54
Jumlah 21
1540 100
19,04 dengan rentang nilai 65-74 dalam kategori cukup dan tidak tuntas, 5 siswa atau 23,80 dengan rentang nilai 55-64 dalam kategori kurang dan tidak tuntas,
perolehan nilai dengan kategori sangat kurang tidak dicapai siswa. Jadi ada 12 siswa yang dikatakan tuntas dan 9 siswa lainnya masih berada di bawah standart
ketuntasan. Hasil tersebut merupakan jumlah skor empat aspek keterampilan menulis puisi yang telah diujikan yaitu aspek kesesuaian isi dengan tema, aspek
diksi, aspek rima, dan aspek tipografi.
Tabel 8 Nilai Ketuntasan Keterampilan Siswa pada Tiap Aspek dalam Tes Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Pendekatan Kooperatif
Team Assisted Individualization dan Teknik Tutor Sebaya pada Siklus I
No Aspek yang Dinilai
Skor rata- rata
Ketuntasan Kategori
1. Kesesuaian isi dengan tema
79,09 √
Baik 2.
Diksi 69,52
- Cukup
3. Rima
65,71 -
Cukup 4.
Tipografi 78,09
√
Baik Dari tabel 8 dapat diketahui bahwa tes keterampilan menulis puisi
menggunakan pendekatan kooperatif team assisted individualization dengan teknik tutor sebaya pada siklus I dari tiap aspek. Aspek kesesuaian isi dengan
tema mencapai skor rata-rata 79,09 atau kategori baik, aspek diksi mencapai skor rata-rata 69,52 atau kategori cukup, aspek rima mencapai skor rata-rata 65,71 atau
kategori cukup, dan aspek tipografi mencapai skor rata-rata 78,09 atau kategori baik. Nilai rata-rata klasikal tes keterampilan menulis puisi diperoleh 73,33 atau
dalam kategori cukup.
Rendahnya keterampilan menulis puisi pada siklus I disebabkan masih minimalnya keterampilan siswa dalam menulis puisi, kesulitan dalam menentukan
diksi dan rima yang dapat mendukung makna puisi.
4.1.1.2.1 Aspek Kesesuaian Isi dengan Tema Siklus I