106
Tabel 33. Hasil Uji Beda Data Posttest Uji t Kelas
t df
Sig. Kesimpulan
Eksperimen 2,894
39 0,006
Ada perbedaan
Kontrol 2,931
31,891 0,006
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,006. Nilai tersebut lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa kedua kelas memiliki perbedaan nilai rata-rata yang signifikan. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diasumsikan bahwa terdapat
perbedaan nilai rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan.
3. Analisis Uji Gain Data Pretest dan Posttest
Uji gain merupakan analisis data yang dilakukan dengan mencari selisish nilai anatar pretest dan posttest. Pengujian tersebut dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui perbedaan nilai rata-rata siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum mendapat perlakuan dan sesudah mendapat perlakuan. Selain itu,
analisis data yang didapatkan dari skor gain dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw yang
telah diterapkan di kelas eksperimen dibandingkan dengan model pembelajaran ekspositori yang telah diterapkan di kelas kontrol. Hasil analisis uji gain dapat
dilihat dalam tabel di bawah ini:
107
Tabel 34. Hasil Analisis Gain
Kelompok Rata-
rata Nilai
Pretest Rata-rata
Nilai Posttest
Nilai Maksimum
Nilai Gain
Kriteria Gain Skor
Eksperimen 54,50
82,75 100,00
0,621 Rendah
Kontrol 53,33
69,76 90
0,448
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nilai gain antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Nilai yang lebih tinggi dimiliki
oleh kelas eksperimen, sedangkan yang lebih rendah dimiliki oleh kelas kontrol. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang diberikan di
kelas eksperimen yaitu model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap prestasi belajar siswa daripada perlakuan yang
diberikan di kelas kontrol yaitu model pembelajaran ekspositori. Selisih nilai gain kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah sebesar 0,173.
Nilai gain tersebut termasuk ke dalam kriteria rendah, sehingga dapat disimpulkan bahwa meskipun pengaruh Jigsaw lebih besar, namun perbedaan pengaruh antara
model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw dengan model pembelajaran ekspositori terhadap prestasi belajar masih tergolong rendah.
4. Analisis Data Kuesioner Awal
Analisis data hasil kuesioner dilakukan untuk mengetahui kemampuan kerjasama yang dimiliki sisiwa sebelum dan sesudah diberi perlakuan Data
kuesioner dibedakan menjadi dua yaitu kuesioner awal dan kuesioner akhir. Hasil kuesioner awal kelas IV A sebagai kelas eksperimen dan kelas IV B sebagai kelas
108
kontrol dianalisis dengan bantuan software SPSS 23. Hasil analisis tersebut ditampilkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 35. Hasil Kuesioner Kelas Kontrol
Skor Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
58 2
4,9 9,5
9,5 64
1 2,4
4,8 14,3
66 1
2,4 4,8
19,0 68
1 2,4
4,8 23,8
74 1
2,4 4,8
28,6 75
1 2,4
4,8 33,3
76 1
2,4 4,8
38,1 78
1 2,4
4,8 42,9
80 3
7,3 14,3
57,1 81
1 2,4
4,8 61,9
82 1
2,4 4,8
66,7 83
2 4,9
9,5 76,2
84 1
2,4 4,8
81,0 85
1 2,4
4,8 85,7
87 2
4,9 9,5
95,2 92
1 2,4
4,8 100,0
Total 21
51,2 100,0
Selanjutnya, nilai posttest kelas IV A sebagai kelas eksperimen dianalisis dengan bantuan software SPSS 23, ditampilkan dalam tabel sebagai berikut:
109
Tabel 36. Hasil Kuesioner Kelas Eksperimen
Skor Frekuensi
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
61 1
2,4 5,0
5,0 62
2 4,9
10,0 15,0
64 1
2,4 5,0
20,0 68
1 2,4
5,0 25,0
70 1
2,4 5,0
30,0 73
1 2,4
5,0 35,0
74 1
2,4 5,0
40,0 76
1 2,4
5,0 45,0
77 1
2,4 5,0
50,0 78
1 2,4
5,0 55,0
79 1
2,4 5,0
60,0 81
2 4,9
10,0 70,0
88 1
2,4 5,0
75,0 89
1 2,4
5,0 80,0
90 1
2,4 5,0
85,0 91
1 2,4
5,0 90,0
92 1
2,4 5,0
95,0 98
1 2,4
5,0 100,0
Total 20
48,8 100,0
Hasil kuesioner awal siswa kelas IV A sebagai kelas eksperimen dan kelas IV B sebagai kelas kontrol selanjutnya dianalisa menggunakan software SPSS 23.
Hasil analisa tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut:
110
Tabel 37. Deskripsi Data Hasil Kuesioner Awal
Eksperimen Kontrol
Jumlah Sampel 20
21 Rata-rata
77,7 77,1
Median 77,5
80 Modus
62 80
Std. Deviation 11,131
9,447 Varian
123,905 89,262
Range 37
34 Minimum
61 58
Maximum 98
92 Jumlah Nilai
1554 1621
Berdasarkan tabel deskripsi data di atas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata, skor minimum dan maksimum. Perbedaan rata-rata
kedua kelas cukup besar, maka penarikan kesimpulan dilakukan dengan menggunakan analisis statistik Uji Beda. Namun, sebelum dilakukan uji beda
perlu diketahui normalitas sebaran nilai kedua kelompok. Sehingga, perlu dilakukan uji normalitas terlebih dahulu untuk menentukan teknik uji beda yang
akan digunakan.
111
a. Uji Normalitas Hasil Kuesioner Awal
Uji normalitas hasil kuesioner awal dilakukan dengan uji Kolmogorov- Smirnov dengan bantuan sofware SPSS 23. Hasil pengujian tersebut telah
dijabarkan dalam tabel di bawah ini: Tabel 38. Hasil Uji Normalitas Data Kuesioner Awal
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kues1_eks kues1_kon N
20 21
Normal Parameters
a,b
Mean 77,70
77,19 Std.
Deviation 11,131
9,448 Most Extreme
Differences Absolute
,123 ,188
Positive ,091
,102 Negative
-,123 -,188
Test Statistic ,123
,188 Asymp. Sig. 2-tailed
,200
c,d
,050
c
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai K-S untuk kelas eksperimen adalah 0,123 dengan nilai signifikansi 0,200. Nilai signifikansi kelas
eksperimen lebih besar dari taraf signifikansi 0,05, hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi secara normal. Kemudian untuk kelas kontrol nilai K-S adalah
0,188 dengan nilai signifikansi 0,05. Nilai signifikansi kelas kontrol tidak lebih besar dari taraf signifikansi 0,05, hal ini menunjukkan bahwa data tidak
berdistribusi secara normal. Berdasarkan hasil analisis tersebut terdapat data yang tidak berdistribusi
secara normal yaitu data di kelas kontrol, maka analisis selanjutnya dialihkan ke teknik analisis non parametrik. Dalam analisis non parametrik tidak dibutuhkan
112
persyaratan apapun termasuk normalitas dan homogenitas, sehingga tidak perlu dilakukan pengujian homogenitas lebih lanjut. Teknik uji beda yang akan
digunakan untuk menganalisis data pretest ini adalah teknik uji non parametrik Mann Whitney.
b. Uji Beda
Hasil uji normalitas data kuesioner awal menunjukkan bahwa data kelas kontrol tidak berdistribusi secara normal. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji
selanjutnya yaitu uji beda yang dianalisis dengan teknik uji statistik non parametrik Mann Whitney karena syarat normalitas data tidak terpenuhi. Analisis
Mann Whitney dilakukan dengan bantuan software SPSS 23. Hasil Mann Whitney disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 39. Hasil Uji Beda Data Kuesioner Awal Uji Mann Whitney
Test Statistics
a
Kuesioner Awal
Mann-Whitney U 208,000
Wilcoxon W 418,000
Z -,052
Asymp. Sig. 2- tailed
,958
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,958. Nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa kedua kelas memiliki perbedaan nilai rata-rata yang tidak
113
signifikan. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diasumsikan bahwa sebelum mendapat perlakuan, kemampuan kerjasama siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol sama.
5. Analisis Data Kuesioner Akhir
Analisis data hasil kuesioner akhir dilakukan untuk mengetahui kemampuan kerjasama yang dimiliki siswa setelah diberi perlakuan. Hasil
kuesioner akhir kelas IV A sebagai kelas eksperimen dan kelas IV B sebagai kelas kontrol dianalisis dengan bantuan software SPSS 23. Hasil analisis tersebut
ditampilkan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 40. Hasil Kuesioner Akhir Kelas Kontrol
Skor Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
60 1
2,4 4,8
4,8 63
1 2,4
4,8 9,5
65 1
2,4 4,8
14,3 66
1 2,4
4,8 19,0
68 1
2,4 4,8
23,8 69
1 2,4
4,8 28,6
72 1
2,4 4,8
33,3 73
1 2,4
4,8 38,1
75 2
4,9 9,5
47,6 77
1 2,4
4,8 52,4
79 1
2,4 4,8
57,1 82
1 2,4
4,8 61,9
84 2
4,9 9,5
71,4 85
1 2,4
4,8 76,2
88 3
7,3 14,3
90,5 91
1 2,4
4,8 95,2
93 1
2,4 4,8
100,0 Total
21 51,2
100,0
114
Selanjutnya, nilai posttest kelas IV A sebagai kelas eksperimen dianalisis dengan bantuan software SPSS 23, ditampilkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 41. Hasil Kuesioner Akhir Kelas Eksperimen
Skor Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
76 1
2,4 5,0
5,0 85
1 2,4
5,0 10,0
89 1
2,4 5,0
15,0 90
1 2,4
5,0 20,0
91 2
4,9 10,0
30,0 92
1 2,4
5,0 35,0
93 1
2,4 5,0
40,0 94
1 2,4
5,0 45,0
95 1
2,4 5,0
50,0 100
1 2,4
5,0 55,0
101 1
2,4 5,0
60,0 105
1 2,4
5,0 65,0
107 1
2,4 5,0
70,0 110
1 2,4
5,0 75,0
112 1
2,4 5,0
80,0 113
1 2,4
5,0 85,0
114 2
4,9 10,0
95,0 120
1 2,4
5,0 100,0
Total 20
48,8 100,0
Hasil kuesioner akhir siswa kelas IV A sebagai kelas eksperimen dan kelas IV B sebagai kelas kontrol selanjutnya dianalisa menggunakan software SPSS 23.
Hasil analisa tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut:
115
Tabel 42. Deskripsi Data Hasil Kuesioner Akhir
Eksperimen Kontrol
Jumlah Sampel 20
21 Rata-rata
99,6 77,38
Median 97,5
77 Modus
91 88
Std. Deviation 11,775
9,866 Varian
136,674 97,348
Range 44
33 Minimum
76 58
Maximum 120
93 Jumlah Nilai
1992 1625
Berdasarkan tabel deskripsi data di atas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata, skor minimum dan maksimum. Perbedaan rata-rata
kedua kelas cukup besar, maka penarikan kesimpulan dilakukan dengan menggunakan analisis statistik Uji Beda. Namun, sebelum dilakukan uji beda
perlu diketahui normalitas sebaran nilai kedua kelompok. Sehingga, perlu dilakukan uji normalitas terlebih dahulu untuk menentukan teknik uji beda yang
akan digunakan.
a. Uji Normalitas Hasil Kuesioner Akhir
Uji normalitas hasil kuesioner akhir dilakukan dengan uji Kolmogorov- Smirnov dengan bantuan sofware SPSS 23. Hasil pengujian tersebut telah
dijabarkan dalam tabel di bawah ini:
116
Tabel 43. Hasil Uji Normalitas Data Kuesioner Akhir
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kues2_eks kues2_kon N
20 21
Normal Parameters
a,b
Mean 99,60
77,38 Std.
Deviation 11,776
9,866 Most Extreme
Differences Absolute
,152 ,130
Positive ,152
,088 Negative
-,111 -,130
Test Statistic ,152
,130 Asymp. Sig. 2-tailed
,200
c,d
,200
c,d
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai K-S untuk kelas eksperimen adalah 0,152 dengan nilai signifikansi 0,200. Nilai signifikansi kelas
eksperimen lebih besar dari taraf signifikansi 0,05, hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi secara normal. Kemudian untuk kelas kontrol nilai K-S adalah
0,130 dengan nilai signifikansi 0,200. Nilai signifikansi kelas kontrol lebih besar dari taraf signifikansi 0,05, hal ini menunjukkan bahwa data juga berdistribusi
secara normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Uji Levene dengan bantuan software SPSS 23. Uji homogenitas digunakan untuk menguji variansi
antar variabel. Jika hasil uji Levene signifikan pada taraf signifikansi atau lebih
117
besar dari 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa variabel memiliki variansi yang homogen, begitupun sebaliknya. Hasil analisis uji homogenitas hasil kuesioner
akhir disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 44. Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Kuesioner Akhir Uji Levene
Levene Statistic
df1 df2
Sig. 0,931
1 39
0,341
Hasil Uji Levene menunjukkan bahwa nilai F test sebesar 0,931 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,341. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari
taraf signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa setiap kelompok memiliki variansi yang sama atau homogen.
c. Uji Beda
Hasil uji normalitas dan homogenitas data kuesioner akhir menunjukkan bahwa data kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi secara normal dan
homogen. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji selanjutnya yaitu uji beda yang dianalisis dengan teknik uji statistik parametrik Ujji T karena syarat normalitas
data terpenuhi. Analisis uji t dilakukan dengan bantuan software SPSS 23. Hasil uji t disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 45. Hasil Uji Beda Data Hasil Kuesioner Akhir Uji t Kelas
t df
Sig. Kesimpulan
Eksperimen 6,561
39 0,000
Ada perbedaan
Kontrol 6,532
37,131 0,000
118
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,000. Nilai tersebut lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa kedua kelas memiliki perbedaan nilai rata-rata yang sangat signifikan. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diasumsikan bahwa setelah
mendapat perlakuan, kemampuan kerjasama siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda.
6. Analisis Uji Gain Hasil Kuesioner
Uji gain merupakan analisis data yang dilakukan dengan mencari selisih nilai antara kuesioner awal dan kuesioner akhir. Pengujian tersebut dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan hasil kuesioner siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum mendapat perlakuan dan sesudah mendapat
perlakuan. Selain itu, analisis data yang didapatkan dari skor gain dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari model pembelajaran
cooperative tipe Jigsaw yang telah diterapkan di kelas eksperimen dibandingkan dengan model pembelajaran ekspositori yang telah diterapkan di kelas kontrol
terhadap kemampuan kerjasama siswa. Hasil analisis uji gain dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 46. Hasil Analisis Gain
Kelompok Rata-rata
Kuesioner awal
Rata-rata Kuesioner
akhir Nilai
Maksimum Nilai
Gain
Kriteria
Eksperimen 77,7
99,6 120
0,517 Sedang
Kontrol 77,1
77,38 93
0,017
119
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nilai gain antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Nilai yang lebih tinggi dimiliki
oleh kelas eksperimen, sedangkan yang lebih rendah dimiliki oleh kelas kontrol. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang diberikan di
kelas eksperimen yaitu model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kemampuan kerjasama siswa daripada
perlakuan yang diberikan di kelas kontrol yaitu model pembelajaran ekspositori. Selisih nilai gain kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah sebesar 0,5.
Nilai gain tersebut termasuk ke dalam kriteria sedang, sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedaan pengaruh antara model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw
dengan model pembelajaran ekspositori terhadap kemampuan kerjasama siswa termasuk dalam kriteria sedang.
7. Analisis Gain Indikator Kemampuan Kerjasama