Model Pembelajaran Cooperative Model Pembelajaran Cooperative

29 dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2. Model Pembelajaran Cooperative

Ada banyak sekali model pembelajaran yang dapat digunkan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran tersebut harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai guru. Salah satu model pembelajaran yang digunakan saat ini adalah model pembelajaran cooperative. Model pembelajaran cooperative adalah model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk saling bekerjasama sehingga siswa akan lebih aktif dan lebih sering berinteraksi dengan temannya. Slavin 2009: 4 menyatakan bahwa, pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran.Pendapat tersebut sejalan dengan pemikiran Asma 2006: 12 yang menyatakan bahwa belajar kooperatif mendasarkan pada suatu ide bahwa siswa bekerjasama dalam kelompok dan sekaligus masing-masing bertanggung jawab pada aktivitas belajar anggota kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat menguasai mata pelajaran dengan baik. Lebih lanjut, Sujarwo 2011: 101 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk saling berkomunikasi, bekerjasama serta berinteraksi dengan susunan dan rancangan 30 tugas yang dibuat oleh pendidik, sehingga tercipta kesempatan munculnya suatu aktivitas berupa kerjasama. Dari uraian di atas, definisi pembelajaran kooperatif yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan bertukar pengetahuan dengan temannya serta memungkinkan terjadinya kerjasama antar siswa dalam sebuah kelompok yang heterogen untuk menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan bersama. Tujuan yang paling penting dari pembelajaran kooperatif menurut Slavin 2009: 33 adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi. Lebih lanjut, Asma 2016: 12 menyatakan bahwa tujuan dari pengembangan pembelajaran cooperative adalah untuk pencapaian hasil belajar, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Kedua pendapat di atas sejalan dengan pemikiran Majid 2016: 175 yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tujuan, diantaranya: 1 meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik; 2 agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belakang; 3 mengembangkan keterampilan siswa; berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, dan bekerja dalam kelompok. 31 Penggunaan model pembelajaran kooperatif di dalam kelas sangat dianjurkan karena ada beberapa alasan penting yang mendukung penggunaan model pembelajaran kooperatif ini. Isjoni 2010: 16 menyatakan bahwa, model ini tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerjasama dan membantu teman. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi dan dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya Isjoni, 2010: 16. Pembelajaran cooperative memiliki beberapa karakteristik. Beberapa karakteristik tersebut menurut Sujarwo 2011: 108 antara lain: 1 peserta didik bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya, 2 kelompok dibentuk dari peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, 3 bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku dan jenis kelamin yang berbeda-beda, 4 penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu. Dalam menerapkan pembelajaran cooperative, kerjasama merupakan hal yang paling penting. Oleh sebab itu, penanaman keterampilan kooperatif sangat perlu dilakukan, antara lain menghargai pendapat orang lain, mendorong berpartisipasi, berani bertanya, mendorong teman untuk bertanya, mengambil giliran dan berbagi tugas Isjoni, 2010: 63. Agar kerjasama antar siswa dapat berlangsung dengan baik, ada beberapa komponen atau unsur-unsur dari 32 pembelajaran cooperative yang harus dimunculkan. Komponen-komponen esensial tersebut menurut Johnson, dkk 2012: 43 antara lain: 1 melihat secara jelas interdependensi positif, 2 interaksi mendukung tatap muka yang cukup besar, 3 melihat secara jelas tanggung jawab individual dan tanggung jawab personal untuk mencapai tujuan kelompok, 4 sering menggunakan skil-skil kelompok kecil dan skil interpersonal yang relevan, 5 pemrosesan kelompok yang cukup sering dan teratur terhadap pemfungsian saat ini untuk mengembangkan keefektifan di waktu berikutnya. Kelima unsur tersebut secara ringkas telah dijelaskan oleh Suprijono 2011: 58 yaitu: 1. Positive interdependence saling ketergantungan positif. 2. Personal responsibility tanggung jawab perseorangan. 3. Face to face promotive interaction interaksi promotif. 4. Interpersonal skill komunikasi antaranggota. 5. Group processing pemrosesan kelompok. Berdasarkan kelima unsur tersebut, guru perlu melakukan pembagian kerja yang baik agar penerapan model pembelajaran ini berhasil dan tidak membuat siswa merasa kebingungan. Selain itu, guru jugaharus mengetahui beberapa sintak dalam penerapan model pembelajaran ini. Sintak model pembelajaran cooperative terdiri dari enam fase Suprijono: 2011: 65 yang digambarkan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 1. Sintak Pembelajaran Cooperative Fase-fase Perilaku Guru Fase 1: Present goals and setmenyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar. 33 Fase 2: Present information menyajikan informasi Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal. Fase 3: Organize student inti learning teams mengorganisir peserta didik ke dalam tim-tim belajar Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien. Fase 4: Assist team work and study membantu kerja tim dan belajar Membantu tim-tim belajar selam peserta didik mengerjakan tugasnya. Fase 5: Test on the materials mengevaluasi Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok- kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase 6: Provide recognition memberikan pengakuan atau penghargaan Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok. Setiap model pembelajaran pasti memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya. Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli tentang penerapan model pembelajaran cooperative ini ditemukan beberapa kelebihan dan kekurangan. Seperti yang telah dikemukakan oleh Asma 2006: 26, beberapa kelebihan tersebut anatara lain: 34 1. Pembelajaran kooperatif dapat menyebabkan unsur-unsur psikologis siswa menjadi terangsang dan lebih menjadi lebih aktif. 2. Fungsi ingatan siswa menjadi lebih aktif, siwa lebih bersemangat dan berani mengemukakan pendapat saat berdiskusi. 3. Meningkatkan kerja keras siswa, lebih giat dan lebih termotivasi. 4. Membantu siswa mengaktifkan pengetahuan latar mereka dan belajar dari pengetahuan latar teman-temannya. 5. Meningkatkan kecakapan individu dan kelompok dalam memecahkan masalah, meningkatkan komitmen dan menghilangkan prasangka buruk terhadap temannya. 6. Menimbulkan motivasi sosial siswa karena adanya tuntutan untuk menyelesaikan tugas. Kelemahan dari model pembelajaran ini yaitu kontribusi siswa berprestasi rendah menjadi kurang dan siswa berprestasi tinggi akan merasa kecewa, hal tersebut disebabkan karena peran anggota kelompok yang pandai akan lebih dominan. Oleh karena itu, hal yang harus dihindari dalam penerapan model pembelajaran ini adalah terjadinya pertentangan antara siswa yang berprestasi tinggi dan siswa yang berprestasi rendah. Selain itu, Asma 2006: 27 menyatakan bahwa penyelesaian suatu materi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif akan memakan waktu yang relatif lebih lama dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Guru juga membutuhkan persiapan yang matang dan pengalaman yang lama untuk dapat menerapkan model pembelajaran ini dengan 35 baik. Oleh karena itu, dibutuhkan persiapan yang baik dan pengelolaan kelas yang baik dalam menerapkan model pembelajaran ini. Ada banyak sekali metode-metode pembelajaran cooperative yang dapat digunakan oleh guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Slavin 2009: 9 menyatakan bahwa, metode-metode pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran tim siswa antara lain: 1 Student Team- Achievement Division STAD, 2 Team Games-Tournament TGT, 3 Jigsaw II, 4 Team Accelerated Instruction TAI, dan 5 Cooperatif Integrated Reading and

Dokumen yang terkait

Penerapan Metode Cooperative Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Mengenal Sistem Pemerintahan Pusat Di Mi Al-Mujahidin Kota Tangerang

3 24 115

Penerapan Metode Cooperative Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Mengenal Sistem Pemerintahan Pusat di MI Al-Mujahidin Kota Tangerang

3 30 115

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kemampuan Kerjasama dan Hasil Belajar

1 15 62

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran IPS kelas IV dalam materi sumber daya alam di MI Annuriyah Depok

0 21 128

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pkn Melalui Model Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Pada Kelas IV SD N Kendayaan Bl

0 1 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pkn Melalui Model Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Pada Kelas IV SD N Kendayaan Bl

0 1 15

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI.

0 5 31

Meningkatkan kemampuan kerjasama dan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPA kelas V SD N Sarikarya tahun 2014/2015 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.

0 0 342

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I terhadap minat dan prestasi belajar mata pelajaran IPS kelas V SD Kanisius Sengkan.

0 2 165

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN DASAR DESAIN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X DI SMK N 3 KLATEN.

0 4 256