Instrumen Penelitian Teknik Analisis Data

pengamatan yang dilakukan tanpa mengajukan pertanyaan. Subjek sebagai responden dalam kuesioner atau wawancara dapat diamati dalam lingkungan kerja mereka sehari-hari. Kegiatan yang dilakukan orang seperti studi, gerak- gerik, kebiasaan dalam bekerja, pernyataan yang dibuat, ekspresi wajah yang menunjukkan sukacita, arah, emosi lainnya, dan bahasa tubuh pun dapat diamati diobservasi. Faktor lingkungan yang lain, seperti: tata tuang, kedekatan pengaturan kursi, dan sebagainya. 3. Wawancara Wawancara dilakukan dengan mahasiswa. Hal ini untuk mengetahui pandangan mereka mengenai kemampuan membaca kritis. Suharso 2009:83 mengungkapkan wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh pewawancara interviewer kepada reponden guna menggali informasi atau data yang diinginkan untuk kebutuhan penelitian, khususnya penelitian survei dan eksplorasi.

3.4 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua instrumen yaitu tes dan nontes. Instrumen tes digunakan untuk mengukur kemampuan membaca kritis mahasiswa, sedangkan instrumen nontes berupa angket, pertanyaan wawancara dan pedoman observasi untuk mengetahui keaktifasan mahasiswa dalam membaca kritis. 1. Tes Tes yang diberikan dalam penelitian ini adalah tek kemampuan membaca kritis berupa pertanyaan dari bacaan yang telah diberikan kepada mahasiswa. Adapun kisi-kisi tes kemampuan membaca kritis dan butir soal tes dapat dilihat pada lampiran 2. 2. Angket Kuesioner Angket merupakan serangkaian pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada peserta didik dalam penelitian: responden mengenai masalah-masalah tertentu, yang bertujuan untuk mendapat tanggapan dari peserta didik responden tersebut Nurgiyantoro, 2010:91. Angket digunakan untuk mengetahui faktor membaca mahasiswa. Adapun kisi-kisi daftar angket dapat dilihat dalam lampiran 2. 3. Observasi Observasi merupakan cara untuk mendapatkan informasi dengan mengamati objek secara cermat dan terencana Nurgiyantoro, 2010: 93. Observasi digunakan untuk mengetahui keaktifan mahasiswa dalam perkuliahan dan aktivitas dosen. Adapun kisi-kisi obervasi kelas dapat dilihat dalam lampiran 2. 4. Wawancara Wawancara merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi dari responden peserta didik, orang yang diwawancarai dengan melakukan tanya jawab sepihak Nurgiyantoro, 2010:96. Wawancara digunakan untuk memperoleh data secara langsung dari mahasiswa semester VI dan dosen yang berkiatan dengan perkuliahan membaca kritis. Adapun rambu-rambu daftar pertanyaan wawancara dapat dilihat dalam lampiran 2.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data yaitu menghitung angket faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca kritis. a. Angket Faktor Membaca Peneliti dalam menghitung angket faktor membaca yaitu dengan skala likert. Menurut Riduwan 2002:15 untuk dapat menginterpretasi hasil nilai faktor membaca maka perlu mencari total skor angkat faktor membaca dengan rumus: T = Total jumlah responden yang memilih Pn = Pilihan angka skor likert Apabila total skor sudah diketahui kemudian interpretasi skor perhitungan. Untuk mendapat hasil interpretasi, harus diketahui dulu skor ideal X dan skor rendah Y. Adapun rumus penilaiannya sebagai berikut: Agar dapat menginterpretasi hasil nilai faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca mahasiswa diperlukan rumus index yaitu Sebelum menginterpretasi kita harus mengetahui interval jarak dan interpretasi persen agar mengetahui penilaian dengan metode mencari interval skor persen I. Rumus interval yaitu I = 100 jumlah skor likert I = 1005 =20. Berikut ini disajikan kategori interpretasi skor berdasarkan interval: T x Pn Skor Ideal X = skor tertinggi likert x jumlah responden Skor rendah Y = skor terendah liker x jumlah responden index = total skorskor ideal100 Tabel 3.5 Kategori Faktor Membaca Rentang Skor Kategori 81 - 100 Sangat Tinggi 61 - 80 Tinggi 41 - 60 Cukup 21 - 40 Rendah 0 - 20 Rendah Sekali b. Tes Kemampuan Membaca Agar dapat mengetahui hasil tes kemampuan membaca kritis, peneliti melakukan penilaian tes dengan cara jawaban benar akan diberi skor 1 dan salah diberi skor 0. Jumlah benar dalam satu tes setiap mahasiswa menjadi nilai keseluruhan. Setelah mengetahui nilai masing-masing mahasiswa lalu mencari rata-rata nilai mahasiswa dengan rumus Nurgiyantoro, 2012:219 : Setelah mengetahui nilai rata-rata mahasiswa, peneliti melakukan perhitungan indek tingkat kesulitan ITK butir soal dengan rumus jawaban benar dibagi jumlah responden. Adapun rumus ITK Nurgiyantoro, 2012:196 : Menurut Oller dalam Nurgiyantoro, 2012:195 Semua butir soal dinyatakan layak jika indek tingkat kesulitannya berkisar antara 0,15 sampai Keterangan: X = rata-rata Ʃx = jumlah seluruh skor mahasiswa N = jumlah mahasiwa ITK= Indeks tingkat kesulitan yang dicari FK = Jumlah jawaban benar N = Jumlah responden dengan 0,85. Namun, rentangan interval tersebut masih terlalu luas, indeks 0,15 dan 0,85 masih terlihat ekstrem sulit dan mudah. Maka, ITK yang dapat ditoleransi adalah berkisar 0,20-0,80. ITK 0,20-40 adalah butir soal yang berkategori sulit, 0,40-0,60 berkategori sedang, dan 0,61-0,80 berkategori mudah. Selanjutnya peneliti melakukan penilaian setiap aspek membaca kritis dengan rumus: Penentuan kategori dengan perhitungan persentase hasil tes kemampuan membaca kritis ini menggunakan patokan untuk skala 5 yang diadaptasi dari kategori penilaian milik Nurgiyantoro 2010:253. Tabel 3.6 Kategori Patokan Penilaian Tes Kemampuan Membaca Kritis No. Interval Skala Kategori 1. 85-100 5 A Kemampuan Membaca Kritis Sangat Tinggi 2. 75-84 4 B Kemampuan Membaca Kritis Tingggi 3. 60-74 3 C Kemampuan Membaca Kritis Cukup 4. 40-59 2 D Kemampuan Membaca Kritis Kurang 5. 0-30 1 E Tidak Memiliki Memampuan Membaca Kritis c. Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan tersebut benar-benar sahih dan handal valid dan reliable yaitu sejauh mana suatu alat ukur mampu memberikan hasil pengukuran yang konsistesi dalam waktu dan tempat yang berbeda, juga untuk melihat sampai sejauh mana responden dapat memahami butir-butir pertanyaan. Penelitian ini menggunakan uji coba terpakai yaitu responden uji coba termasuk anggota penelitian sesungguhnya. Berdasarkan hasil perhitungan ITK itulah diketahui butir soal mana saja yang layak valid dan reliable dan butir soal mana saja yang perlu dihapus tidak digunakan. jumlah butir soal X jumlah responden d. Analisis SWOT Data obervasi kelas, angket faktor membaca, dan wawancara dianalisis dengan menggunakan teori analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang mempengaruhi kemampuan membaca kritis mahasiswa kemudian dikaitkan dengan aspek kemampuan membaca kritis. Pearce dan Robinson 2013:156 mengungkapkan analisis SWOT adalah teknik historis yang terkenal untuk menciptakan gambaran umum secara cepat mengenai situasi strategi. Hasil data observasi kelas dan wawancara diklasifikasi ke analisis SWOT. Faktor membaca dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Pernyataan yang ada di faktor internal maupun eksternal berupa pernyataan positif dan pernyataan negatif. Melalui pernyataan positif dan pernyataan negatif dapat diketahui sikap positif dan sikap negatif mahasiswa. Apabila pernyataan subindikator positif maka rentang skor setuju dan sangat setuju merupakan sikap positif, sebaliknya rentang skor tidak setuju dan sangat tidak setuju merupakan sikap negatif. Namun, apabila pernyataan subindikator pernyataan negatif maka rentang skor setuju dan sangat setuju merupakan sikap negatif dan rentang skor tidak setuju dan sangat tidak setuju merupakan sikap positif. Rentang skor tidak memiliki pilihan netral tidak masuk dalam sikap positif maupun sikap negatif karena tidak diketahui secara jelas sikap mahasiswa tersebut. Sikap positif yang terdapat dalam faktor internal merupakan kekuatan sedangkan sikap negatif yang terdapat dalam faktor internal merupakan kelemahan. Sikap positif yang terdapat dalam faktor eksternal merupakan peluang sedangkan sikap negatif yang terdapat dalam faktor eksternal merupakan ancaman. Hasil observasi dan wawancara juga diklasifikasi ke analisis SWOT. Setelah diketahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari observasi, faktor membaca, dan wawancara kemudian dikaitkan dengan tujuh aspek membaca kritis untuk menentukan strategi pembelajaran kemampuan membaca kritis. 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Peningkatan Kemampuan Membaca Kritis Artikel Dengan Metode Inquiry Pada Siswa Kelas VIII SMP PELITA HARAPAN, PONDOK PINANG, KEBAYORAN LAMA,JAKARTA SELATAN

0 16 255

Strategi pengembangan budaya baca melalui membaca pemahaman pada mahasiswa kelas A semester IV Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2016.

0 0 2

Faktor - faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester V program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 3 172

Pengembangan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa kelas B semester IV program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

0 2 228

Pengembangan modul pembelajaran membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tahun akademik 2015/2016.

3 31 446

Strategi pengembangan budaya baca melalui membaca pemahaman pada mahasiswa semester V angkatan 2013 program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

1 1 216

Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa program studi pendidikan bahasa dan sastra indonesia semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

0 7 265

Strategi kemampuan membaca pemahaman berdasrakan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2014/2015.

0 0 229

Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta tahun aj

0 0 255

Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2

0 1 239