Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Indikator Motivasi Baca

49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang terletak di Mrican Tromolpos 29 Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester VI kelas A Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia PBSI angkatan 2012 dengan jumlah mahasiswa 36 yang terdiri atas 25 mahasiswa perempuan dan 11 mahasiswa laki-laki. Namun saat penelitian berlangsung, tiga mahasiswa tidak hadir. Peneliti memperoleh data dari observasi kelas, angket faktor membaca, tes kemampuan membaca kritis, wawancara enam mahasiswa yang memperoleh nilai hasil tes tertinggi, dan wawancara dosen. Pengambilan data tes membaca kritis dilakukan pada hari kamis, 16 April 2015 pukul 07.00-08.20 WIB di ruang kelas K.22 dan dilanjutkan pengambilan data pengisian angket faktor membaca dari pukul 08.20-09.00 WIB. Pada hari Senin, 20 April 2015 pukul 07.00-09.30 WIB peneliti melakukan observasi kelas. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara dosen pada Rabu, 22 April 2015 pukul 12.00-12.30 WIB di ruang kantor dosen untuk memperoleh informasi mengenai persiapan pengajaran hingga penilaian. Peneliti tidak hanya wawancara dengan dosen, tetapi juga melakukan wawancara dengan enam mahasiswa pada Rabu, 06 Mei 2015 untuk mengkonfirmasi faktor membaca. Enam mahasiswa ini dipilih berdasarkan hasil tes membaca kritis yang memperoleh nilai tinggi daripada teman-temannya.

4.2 Analisis Data

Analisis data ini terdiri atas analisis data observasi kelas, analisis data angket faktor membaca dengan analisis SWOT, analisis data tes kemampuan membaca kritis dikaitkan dengan analisis SWOT, dan analisis data wawancara dosen dan mahasiswa. Adapun rincian analisis data sebagai berikut:

4.2.1 Analisis Data Observasi Kelas

Penelitian ini menggunakan observasi kelas untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati aktivitas dosen dan mahasiswa. Terdapat 11 aspek dalam mengamati aktivitas dosen yaitu membuka perkuliahan, apersepsi, tujuan pembelajaran, materi, mengajukan pertanyaan, memberikan balikan, penguatan materi, media, metode perkuliahan, memberi tugas, dan memberi kesimpulan diakhir perkuliahan. Pengamatan terhadap aktivitas mahasiswa terdapat sembilan aspek yaitu kesiapan mahasiswa, perhatian, peran aktif mahasiswa, memahami materi, aktif bertanya, aktif memberi tanggapan, kedisiplinan, membuat kesimpulan, dan membuat refleksi. Perkuliahan diawali oleh dosen dengan memberi salam dilanjutkan melakukan apersepsi dengan tanya jawab mengenai materi minggu lalu dan memberi pengantar sedikit mengenai materi yang akan dipelajari. Lalu dosen memberi tahu tujuan pembelajaran dan dilanjutkan dengan presentasi kelompok. Kelompok pertama mempresentasikan materi mengenai Semiotik dan kelompok dua mempresntasikan materi Intertekstual. Saat presentasi berlangsung keadaan sunyi, namun tampak beberapa mahasiswa berbicara dengan teman sebelahnya. Kedua penyaji tampak tidak semua menguasai materi karena saat menjelaskan materi, penyaji hanya fokus membaca teks yang ada di powerpoint. Setelah presentasi selesai, dibuka sesi tanya jawab bagi mahasiswa yang tidak jelas mengenai materi. Beberapa mahasiswa aktif bertanya mengenai semiotik dan intertekstual. Penyaji mencoba menjelaskan supaya teman-temannya paham. Hal yang menarik saat sesi tanya jawab yaitu ada mahasiswa yang bertanya tetapi sebenarnya ia tahu jawabnya. Saat penyaji tidak menjawab sesuai dengan apa yang dimaksud, mahasiswa menjawab pertanyaannya sendiri dan memberi saran supaya kelompok dapat menyajikan materi dengan lebih baik lagi. Setelah dua kelompok selesai presentasi, dosen memberi penguatan dengan menjawab dan menjelaskan pertanyaan-pertanyaan mahasiswa yang ditujukan pada kelompok. Saat dosen memberi waktu kepada mahasiswa untuk menanyakan hal yang kurang dipahami, semua mahasiswa diam saja. Dosen pun memberi tugas supaya minggu depan setiap mahasiswa membuat satu pertanyaan untuk melatih mahasiswa aktif bertanya maupun aktif dalam menanggapi pertanyaan. Selain itu, untuk mengetahui apakah mahasiswa diam itu tanda paham atau tidak paham. Saat perkuliahan dosen tidak menyampaikan materi secara langsung karena dosen menggunakan metode presentasi dan diskusi. Dosen memberi penguatan materi dengan menggunakan media papan tulis dan spidol sedangkan para presentasi menggunakan media powerpoint. Dosen juga tidak memberikan balikan karena tidak ada yang bertanya langsung kepada dosen. Mahasiswa lebih aktif bertanya kepada kelompok. Sebelum mengakhiri perkuliahan, dosen memberi tugas kepada mahasiswa untuk membaca minimal tiga buku. Jenis buku yang diminta adalah novel atau kumpulan puisi atau teks drama. Tugas itu bersifat wajib dan mahasiswa diminta untuk mencoba mengkritik mengenai suatu karya yang telah mahasiswa baca dan dikumpulkan pada akhir semester. Pukul 09.20 WIB mahasiswa bersama dosen melakukan kesimpulan perkuliahan dilanjutkan dosen memberi informasi untuk belajar materi yang akan dipelajari minggu depan. Setelah itu, dosen menutup perkuliahan dan mahasiswa tidak melakukan refleksi perkuliahan. Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa proses perkuliahan kondusif, namun masih banyak mahasiswa yang tidak aktif dalam mengikuti perkuliahan. Hal itu terbukti saat ditanya oleh dosen dan diminta untuk membuat pertanyaan para mahasiswa hanya diam saja. Tugas yang diberikan oleh dosen untuk membuat daftar pertanyaan dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar lagi dalam memahami materi. Selain itu, tugas membaca minimal tiga buku juga meningkatkan motivasi dan minat membaca mahasiswa.

4.2.2 Analisis Faktor membaca dengan Analisis SWOT

Data angket ini bertujuan untuk mendapat tanggapan dari responden mengenai faktor membaca. Angket faktor membaca terdapat 101 butir pernyataan dan sudah disediakan lima pilihan dengan skala 5. Format yang digunakan dalam rentangan skor adalah yaitu 5 = Sangat Setuju, 4 = Setuju, 3 = Tidak Memiliki Pilihan, 2 = Tidak Setuju, dan 1 = Sangat Tidak Setuju. Mahasiswa diminta untuk memberi tanda silang X pada kolom yang sudah disediakan dan sesuai dengan keadaan mahasiswa. Adapun skala yang digunakan peneliti untuk mengukur persepsi mahasiswa mengenai faktor membaca adalah skala likert. Agar dapat menginterpretasi hasil nilai faktor membaca mahasiswa, peneliti perlu mengetahui interval likert. Rumus interval I adalah 100 dibagi jumlah skor likert yaitu 5, maka dapat diketahui intervalnya yaitu 20. Berikut ini disajikan kategori interpretasi skor berdasarkan interval: Tabel 4.1 Kategori Faktor Membaca Rentang Skor Kategori 81 - 100 Sangat Tinggi 61 - 80 Tinggi 41 - 60 Cukup 21 - 40 Rendah 0 - 20 Rendah Sekali Mahasiswa dikatakan memiliki faktor membaca sangat tinggi apabila skor mencapai angka 81-100 dan dikatakan memiliki faktor membaca tinggi apabila skor mencapai angka 61-80. Mahasiswa dikatakan memiliki faktor membaca cukup apabila skor mencapai angka 41-60. Apabila hanya mencapai skor angka 21-40 berarti faktor membaca mahasiswa rendah. Dikatakan mahasiswa memiliki faktor membaca rendah sekali apabila skor hanya mencapai angka 0-20.

4.2.2.1 Analisis Faktor membaca

Johnson dan Pearson dalam Amna, dkk. 2013:3 menyatakan bahwa kemampuan membaca mahasiswa dipengaruhi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Pernyataan yang ada di faktor internal maupun eksternal berupa pernyataan positif dan pernyataan negatif. Melalui perhitungan pernyataan tersebut dapat diketahui sikap positif dan sikap negatif mahasiswa. Apabila pernyataan subindikator positif maka rentang skor setuju dan sangat setuju merupakan sikap positif, sebaliknya rentang skor tidak setuju dan sangat tidak setuju merupakan sikap negatif. Namun, apabila pernyataan subindikator pernyataan negatif maka rentang skor setuju dan sangat setuju merupakan sikap negatif dan rentang skor tidak setuju dan sangat tidak setuju merupakan sikap positif. Rentang skor tidak memiliki pilihan netral tidak masuk dalam sikap positif maupun sikap negatif karena tidak diketahui secara jelas sikap mahasiswa tersebut. Adapun rincian analisis data faktor membaca sebagai berikut:

4.2.2.1.1 Faktor Internal

Faktor Internal dibagi menjadi 9 indikator yang mempengaruhi membaca yakni: a indikator motivasi baca, b indikator sikap dan minat pembaca, c indikator kebiasaan membaca, d indikator kondisi emosi dan kondisi kesehatan, e indikator pengetahuanpengalaman yang dimiliki sebelumnya, f indikator pengetahuan tentang cara membaca, g indikator ketertarikan dan kebermanfaatan, h indikator tingkat intelegensi pembaca, dan i indikator penguasaan bahasa. Adapun rincian analisis data faktor internal sebagai berikut:

a. Indikator Motivasi Baca

Indikator pertama dalam faktor internal yaitu motivasi baca. Motivasi baca yang dimaksud adalah dorongan seseorang untuk melakukan suatu tindakan dapat dilihat melalui subindikator seperti 1 dorongan menyelesaikan tugas tepat waktu, 2 dorongan menentukan target membaca, 3 dorongan mencapai prestasi, 4 dorongan membaca yang sangat kuat saat akan UTS dan UAS, 5 dorongan membaca pada bacaan hiburan, dan 6 dorongan membaca atas dasar kesadaran sendiri. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel indikator motivasi baca di bawah ini. Tabel 4.2 Indikator Motivasi Baca No Subindikator Rentangan Skor 1 TST 2 TS 3 TMP 4 S 5 SS 1 Jika diberi tugas membaca oleh dosen, saya berusaha menyelesaikannya tepat waktu. 1 3 5 14 10 2 Target membaca yang saya inginkan tidak pernah saya tentukan ketika membaca. 10 8 11 4 3 Selama perkuliahan, saya ingin mencapai prestasi setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca. 1 1 8 17 6 4 Jika akan menempuh ujian tengah semester atau akhir semester, dorongan membaca saya sangat kuat. 1 3 19 10 5 Dalam keseharian, dorongan membaca saya hanya tertuju pada bacaan-bacaan hiburan. 4 8 13 8 6 Saya membaca bukan karena dorongan orang lain tetapi tumbuh dari kesadaran sendiri. 1 4 4 18 6 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui terdapat enam subindikator. Penjelasan masing-masing subindikator sebagai berikut: subindikator pertama memperlihatkan kondisi yang bervariasi yaitu “jika diberi tugas membaca oleh dosen, mahasiswa berusaha menyelesaikannya tepat waktu”. Pilihan sangat setuju dipilih oleh 10 mahasiswa dan setuju dipilih oleh 14 mahasiswa sehingga dipandang sebagai sikap positif, berarti terdapat 24 72,73 mahasiswa menyatakan bersedia menyelesaikan tugas tepat waktu. Berdasarkan kategori yang ada jumlah tersebut termasuk kategori tinggi. Namun, pilihan tidak setuju dipilih oleh 3 mahasiswa dan sangat tidak setuju dipilih oleh 1 mahasiswa sehingga dipandang sebagai sikap negatif, artinya terdapat 4 12,12 mahasiswa menyatakan tidak menyelesaikan tugas dosen secara tepat waktu. Berdasarkan kritieria yang ada, jumlah tersebut masuk kategori rendah sekali. Selain itu, terdapat 5 15,15 mahasiswa belum jelas sikapnya. S ubindikator kedua yaitu “target membaca yang mahasiswa inginkan tidak pernah mahasiswa tentukan ketika membaca”. Terdapat 4 mahasiswa memilih pilihan sangat setuju dan 11 mahasiswa memilih pilihan setuju. Data tersebut berarti sejumlah 15 45,46 mahasiswa masuk dalam kategori cukup dan memiliki sikap negatif karena setiap kali membaca mahasiswa tidak memiliki target. Namun, 10 mahasiswa mengaku tidak setuju, artinya mahasiswa selalu memiliki target untuk membaca. Sejumlah 10 30,3 mahasiswa tersebut berarti memiliki sikap positif meskipun masuk dalam kategori rendah. Selain itu, terdapat 8 24,24 mahasiswa memiliki sikap yang tidak jelas. Subindikator ketiga yaitu “selama perkuliahan, mahasiswa ingin mencapai prestasi setinggi-tingginya dengan cara ra jin membaca”. Mahasiswa yang memiliki sikap positif yaitu pilihan sangat setuju dipilih oleh 6 mahasiswa dan setuju dipilih 17 mahasiswa. Sejumlah 23 69,70 mahasiswa menyatakan rajin belajar karena ingin mencapai prestasi yang tinggi. Jumlah tersebut masuk dalam kategori tinggi. Namun, sejumlah 2 6,06 mahasiswa bersikap negatif karena 1 mahasiswa memilih pilihan tidak setuju dan 1 mahasiswa memilih sangat tidak setuju. Kedua mahasiswa tersebut tidak rajin membaca meskipun ingin mencapai prestasi yang tinggi. Hasil persentase tersebut menunjukkan masuk dalam kategori rendah sekali. Selain itu, terdapat 8 24,24 mahasiswa memiliki sikap yang belum jelas. Subindikator keempat yaitu “jika akan menempuh ujian tengah semester atau akhir semester, dorongan membaca mahasiswa sangat kuat”. Mahasiswa yang memilih sangat setuju sejumlah 10 mahasiswa dan setuju dipilih oleh 19 mahasiswa. Berdasarkan data tersebut terdapat 29 87,87 mahasiswa mengakui dorongan membaca mahasiswa meningkat sangat kuat ketika akan ujian. Hal ini masuk kategori tinggi dan menunjukkan sikap negatif mahasiswa karena saat tidak ujian dorongan membaca mahasiswa rendah. Adapun sikap positif hanya dimiliki oleh 1 3,03 mahasiswa. Mahasiswa tersebut mengaku tidak setuju apabila dorongan membacanya tinggi hanya saat akan ujian. Persentase tersebut masuk dalam kategori rendah sekali dan terdapat 3 9,09 mahasiswa tidak jelas sikapnya. Subindikator kelima yaitu “dalam keseharian, dorongan membaca mahasiswa hanya tertuju pada bacaan- bacaan hiburan”. Terdapat 8 mahasiswa memilih pilihan sangat setuju dan 13 mahasiswa memilih pilihan setuju. Berdasarkan data tersebut 21 63,64 mahasiswa memiliki sikap negatif karena mahasiswa hanya membaca bacaan yang bersifat hiburan bukan untuk menambah ilmu pengetahuan. Sikap negatif tersebut masuk dalam kategori tinggi. Namun, terdapat 4 mahasiswa memilih pilihan tidak setuju yang artinya mahasiswa membaca tidak hanya tertuju pada bacaan hiburan tetapi membaca bacaan yang menambah ilmu pengetahuan. Sejumlah 4 12,12 mahasiswa tersebut memiliki sikap positif, tetapi masuk dalam kategori rendah sekali. Selain itu, 8 24,24 mahasiswa masih belum jelas sikapnya. Subindikator keenam yait u “mahasiswa membaca bukan karena dorongan orang lain tetapi tumbuh dari kesadaran sendiri”. Mahasiswa yang memilih sangat setuju berjumlah 6 mahasiswa dan setuju dipilih oleh 18 mahasiswa. Sejumlah 24 72,73 mahasiswa bersikap positif dan masuk dalam kategori tinggi karena mahasiswa membaca atas kesadaran sendiri. Namun, pilihan tidak setuju dipilih oleh 4 mahasiswa dan sangat tidak setuju dipilih oleh 1 mahasiswa. Hal ini menunjukkan 5 15,15 mahasiswa memiliki sikap negatif dan masuk dalam kategori rendah sekali karena mahasiswa membaca hanya jika ada dorongan dari orang lain. Selain itu, terdapat 4 12,12 mahasiswa belum jelas sikapnya.

b. Indikator Sikap dan Minat Baca

Dokumen yang terkait

Peningkatan Kemampuan Membaca Kritis Artikel Dengan Metode Inquiry Pada Siswa Kelas VIII SMP PELITA HARAPAN, PONDOK PINANG, KEBAYORAN LAMA,JAKARTA SELATAN

0 16 255

Strategi pengembangan budaya baca melalui membaca pemahaman pada mahasiswa kelas A semester IV Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2016.

0 0 2

Faktor - faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester V program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 3 172

Pengembangan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa kelas B semester IV program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

0 2 228

Pengembangan modul pembelajaran membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tahun akademik 2015/2016.

3 31 446

Strategi pengembangan budaya baca melalui membaca pemahaman pada mahasiswa semester V angkatan 2013 program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

1 1 216

Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa program studi pendidikan bahasa dan sastra indonesia semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

0 7 265

Strategi kemampuan membaca pemahaman berdasrakan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2014/2015.

0 0 229

Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta tahun aj

0 0 255

Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2

0 1 239