Membaca  ekstensif  berarti  membaca  secara  luas.  Objeknya  meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Membaca ekstensif
ini  meliputi  membaca  survei,  membaca  sekilas,  dan  membaca  dangkal.  Tarigan 1994:36  mengemukakan  membaca  intensif  adalah  studi  saksama,  telaah,  teliti,
dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang  pendek  kira-kira  dua  sampai  empat  halaman  setiap  hari.  Membaca  intensif
ini  meliputi  membaca  telaah  isi  dan  membaca  telaah  bahasa.  Adapun  membaca telaah  isi  meliputi  membaca  teliti,  membaca  pemahaman,  membaca  kritis,
membaca  ide,  dan  membaca  kreatif.  Membaca  telaah  bahasa  meliputi  membaca bahasa  dan  membaca  bahasa.  Berdasarkan  jenis-jenis  membaca  di  atas,  dalam
penelitian ini akan lebih mendalam membahas mengenai membaca kritis.
2.2.4 Hakikat Membaca Kritis
Membaca  kritis  merupakan  level  tertinggi  dari  membaca  pemahaman. Tarigan,  2008:91  dalam  Hagaman,  J.L.  dkk.  2010,  kemampuan  membaca
pemahaman  merupakan  dasar  bagi  membaca  kritis.  Membaca  pemahaman terdapat  tiga  level,  yaitu  1  pemahaman  literal,  pembaca  memahami  ide  dan
informasi yang tertera langsung dalam teks, 2 pemahaman interpretatif, pembaca memahami ide dan informasi  yang tidak secara langsung dinyatakan dalam  teks,
dan  3  pemahaman  kritis,  pembaca  dituntut  untuk  menganalisis,  mengevaluasi, memberi  tanggapan  terhadap  informasi  dalam  teks.  Pernyataan  tersebut
maksudnya  yaitu  saat  membaca,  kita  juga  harus  berpikir  kritis  tentang  pesan penulis dan memberi apresiasi dengan memberi tanggapan mengenai tulisannya.
Membaca  kritis  adalah  cara  membaca  dengan  melihat  motif  penulis  dan menilainya.  Pembaca  tidak  sekadar  menyerap  apa  yang  ada,  tetapi  ia  bersama-
sama  penulis  berpikir  tentang  masalah  yang  dibahas.  Kita  membaca  dengan nuansa  dan  arti.  Membaca  kritis  berarti  kita  harus  mampu  membaca  secara
analisis  dan  dengan  menilai.  Membaca  harus  merupakan  interaksi  antara  penulis dan  pembaca,  kedua  belah  pihak  “saling  mempengaruhi”  hingga  terbentuk
pengertian baru Soedarso, 2005:71-72. Dalam membaca kritis ini pembaca tidak hanya  sekedar  memahami  isi  bacaan,  namun  pembaca  dituntut  untuk  berpikir,
menilai,  dan  membuat  batasan-batasan.  Penilaian  terhadap  bacaan  bisa  berupa kelebihan dan kekurangan sebuah teks. Penilain ini juga sangat bermanfaat untuk
penulis dan pembaca lain. Pengertian  membaca  kritis  di  atas  sejalan  dengan  pendapat  Albert  dalam
Tarigan,  2008:92  menyebutkan  bahwa  membaca  kritis  adalah  sejenis  membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluasi, serta
analistis,  dan  bukan  hanya  mencari  kesalahan.  Pendapat  lain  yang  sama menyebutkan  membaca  kritis  merupakan  proses  membaca  yang  bertujuan  untuk
memberikan  penilaian  terhadap  suatu  karya  tulis  dengan  jalan  melibatkan  diri sebaik-baiknya  ke  dalam  bacaan  itu  dan  membuat  analisis  yang  diandalkan
Harjasujana, 2005: 11 dalam Pujiono, 2008:5. Meskipun  pembaca  boleh  menilai  terhadap  bacaan  tetapi  tidak  berarti
penilaian  itu  berisi  kekurangan  seutuhnya.  Pembaca  harus  membandingkan, menganalisis,  menilai,  dan  memberi  opini  dan  fakta  dari  penulis.  Pembaca
menghargai  pendapat  penulis,  memberi  evaluasi  dan  menginterpretasi  tulisan
berdasarkan  realitas,  dan  menolak  yang  tidak  sesuai  dengan  fakta.  Dalam membaca,  pembaca  harus  mengikuti  jalan  pikiran  penulis  dengan  1  cepat,  2
akurat, dan 3 kritis. Pujiono  2008,  membaca  kritis  adalah  kemampuan  pembaca  mengolah
bahan  bacaan  secara  kritis  untuk  menemukan  keseluruhan  makna  bahan  bacaan, baik  makna  tersurat  maupun  makna  tersiratnya  melalui  tahap  mengenal,
memahami,  menganalisis,  mensintesis,  dan  menilai.  Mengolah  secara  kritis artinya  dalam  proses  membaca  seorang  pembaca  tidak  hanya  menangkap  makna
yang tersurat makna baris-baris bacaan, atau istilahnya reading the lines, tetapi juga  menemukan  makna  antarbaris  reading  between  the  lines,  dan  makna  di
balik baris reading beyond the lines. Membaca kritis tidak hanya memahami arti yang tersurat dalam teks, tetapi
juga untuk membaca hal-hal yang tersirat. Dengan kata lain, membaca pesan yang tidak  secara  gamblang  ditulis  oleh  penulis.  Maka  pembaca  juga  harus  berpikir
kritis  tentang  pesan  penulis,  mengapa  penulis  memberi  pesan  tersebut  dan bagaimana  penulisan  menyampaikan  pesan  melalui  teks.  Membaca  sambil
berpikir  kritis  dapat  mengetahui  tujuan  penulis  menyampaikan  pesan  dan pembaca  dapat  membantu    menentukan  apakah  teks  itu  baik  atau  buruk.
Kemampuan  membaca  kritis  diperlukan  untuk  menentukan  nilai  bahan  bacaan layak dibaca atau tidak.
Berdasarkan  pengertian  di  atas  dapat  disimpulkan,  membaca  kritis  adalah kegiatan membaca  yang menuntut pembaca untuk mengetahui seluruh isi bacaan
baik  yang  tersurat  maupun  tersirat  melalui  proses  menginterpretasi,  menerapkan konsep-konsep, menganalisis, menyimpulkan, menilai, dan memproduksi.
2.2.5 Aspek Membaca Kritis