g. Memproduksi Creation Menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan atau
menyusun unsur-unsur untuk membentuk sebuah ide baru, atau membuat produk sendiri. Mencakup tiga macam proses kognitif yaitu merumuskan, merencanakan,
dan memproduksi. Berdasarkan beberapa pendapat di atas tentang aspek kemampuan membaca
kritis, maka peneliti memilih teori taksonomi Bloom dan dipadukan dengan teori Nurhadi mengenai aspek kemampuan membaca kritis guna melakukan penelitian.
Adapun aspek membaca kritis yaitu 1 kemampuan mengenali dan mengingat , 2 memahami isi bacaan, 3 menerapkan konsep-konsep, 4 menganalisis isi
bacaan, 5 membuat kesimpulan, 6 menilai, dan 7 memproduksi.
2.2.6 Hakikat Strategi Pembelajaran
Wiranataputra, 2010 dalam Iskandarwassid, 2011:6 menyatakan strategi pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematika dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran dan
para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Pengertian di atas sejalan dengan Mujiono, 1992 dalam Iskandarwassid,
2011:8 yang mengemukakan strategi pembelajaran yaitu kegiatan pengajaran untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsentrasi antara aspek-aspek
dan komponen menggunakan siasat tertentu. Sistem intruksional merupakan suatu kegiatan , maka dalam pemikiran dan pengupayaan pengkonsistensian aspek-
aspek komponennya tidak hanya sebelum dilaksanakan, tetapi juga pada saat dilaksanakan.
Kedua pendapat tersebut berbeda dengan yang dikemukakan oleh Zaini dan Bahri 2003 dalam Iskandarwassid, 2011:8, strategi pembelajaran mempunyai
pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan pembelajaran, strategi bisa
diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan pengajar dan peserta didik dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Kesimpulan dari beberapa pengertian di atas, strategi pembelajaran yaitu kiat-kiat yang digunakan pengajar mulai dari merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi untuk mencapai tujuan tertentu.
2.2.7 Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran
Subyantoro dkk. 2014 dalam Iskandarwassid, 2011:11 mengungkapkan jenis-jenis utama strategi belajar dilihat dari karakteristik belajar setiap individu
yaitu: a. Strategi Mengulang
Strategi mengulang terdiri atas mengulang sederhana dan mengulang kompleks. Strategi mengulang sederhana digunakan untuk sekedar membaca
ulang materi tertentu dan hanya untuk menghafal saja. Strategi mengulang kompleks adalah menggarisbawahi ide-ide kunci, membuat catatan pinggir, dan
menulis kembali inti informasi yang telah diterima merupakan bagian dari kegiatan mengulang.
b. Strategi Elaborasi Beberapa bentuk strategi elaborasi adalah pembuatan catatan, analogi, dan
PQ3R. PQ3R singkatan dari preview membaca selintas dengan cepat, question bertanya, dan 4R singkatan dari read membaca , reflect merefleksi, recite
mennayakan pada diri sendiri, dan review mengulang secara menyeluruh. Strategi elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga informasi
baru akan menjadi lebih bermakna. Strategi ini membantu pemindahan informasi baru dari memori jangka pendek ke jangka panjang.
c. Strategi Organisasi Strategi organisasi terdiri atas pengelompokan ulang ide-ide atau istilah
menjadi bagian yang lebih kecil. Bentuk strategi organisasi ini yaitu outlining, membuat garis besar yakni menghubungkan berbagai macam topik atau ide
dengan beberapa ide utama. Mapping, lebih dikenal dengan pemetaan konsep. d. Strategi Metakognitif
Metagonitif berhubungan dengan peserta didik tentang berpikir mereka sendiri dan kemampuan menggunakan strategi belajar dengan tepat. Metakognisi
memiliki dua komponen, yakni pengetahuan tentang kognisi dan mekanisme pengendalian atau monitoring kognisi.
Selain strategi di atas terdapat pula strategi membaca menurut Wainwright 2007: 78-80 yaitu strategi PACER. Langkah-langkah untuk strategi PACER
sebagai berikut: a. Preview meninjau, membaca sepintas lalu untuk mengenali struktur bacaan,
pokok-pokok pikiran, relevansi, dsb.
b. Assess menaksir, tujuan membaca dan materi bacaan. c. Choose memilih, teknik yang tepat.
d. Expedite mempercepat, peringatan untuk meningkatkan kembali kecepatan membaca setelah tertahan bagian yang sulit.
e. Review meninjau ulang, membaca sepintas lalu untuk memastikan tidak ada yang terlewatkan danatau untuk memperkuat pokok-pokok pikiran yang harus
diingat. Selain strategi yang sudah dijelaskan di atas, Ngalimun 2014:61-63 juga
mengungkapkan strategi SQ3R untuk mengembangkan kemampuan membaca kritis. SQ3R merupakan strategi membaca yang terdiri dari lima langkah yaitu
a. Survey prabaca, strategi untuk mengenal bahan sebelum membaca secara lengkap untuk mengenal organisasi dan ikhtisar umum dengan melihat judul,
subjudul, dan sebagainya. b. Question, mengajukan pertanyaan tentang isi bacaan, misalnya dengan
mengubah judul atau subjudul menjadi kalimat tanya. Bisa menggunakan kata siapa, apa, kapan, di mana, mengapa,
dan bagaimana. c. Read, membaca keseluruhan bahan bacaan. Baca bagian demi bagian sambil
mencari jawaban atas pertanyaan yang telah dibuat pada langkah ke-2. Pada tahap ini, konsentrasikan diri untuk mendapatkan ide pokok dan detail penting.
d. Recite, Setelah selesai membaca, berhentilah sejenak. coba jawab pertanyaan atau sebutkan hal-hal penting bagian tersebut dan bila diperlukan buat catatan.
Bila belum paham, ulangi membaca bagian tersebut sekali lagi.
Strategi KWL singkatan dari What I Know apa yang ingin saya ketahui, What Do I Want to Learn
apa yang ingin saya pelajari, dan What I Learned apa yang telah saya pelajari. Scarcella dalam Rahim, 2007:36-47 menyatakan
bahwa K-W-L berguna untuk penjelajahan sebuah topik dan isi bacaan secara cepat. Keistimewaan K-W-L ialah memungkinkan pembaca menjajaki sebuah
topik melalui multiple perspektif. Strategi ini menekankan pada pentingnya latar belakang pengetahuan pembaca. Langkah pembalajaran menggunakan KWL
adalah sebagai berikut. a. Langkah Whot I Know mencakup empat langkah, yaitu:
1 Membimbing mahasiswa menyampaikan ide-ide tentang topik bacaan yang akan di baca.
2 Mencatat ide-ide mahasiswa tentang topik yang akan dibaca 3 Mengatur diskusi tentang ide-ide yang diajukan mahasiswa, dan
4 Memberikan stimulus atau penyelesaian contoh mengenai kategori ide. b. Langkah What Do I Want to Learn mencakup dua langkah, yaitu:
1 Membimbing mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan topik bacaan, dan
2 Membimbing mahasiswa untuk membuat skala prioritas tentang pertanyaan- pertanyaan yang benar-benar mereka inginkan jawabannya.
c. Langkah What I Learned, dosen membimbing mahasiswa menuliskan kembali apa yang telah dibaca dengan bahasanya sendiri.
Namun, karena penelitian ini adalah mahasiswa yang telah memiliki bekal kemampuan yang relatif sudah cukup, strategi yang dibutuhkan oleh mahasiswa
bukan lagi strategi sejenis PQ4R, PACER, SQ3R, atau KWL. Strategi yang dibutuhkan oleh mahasiswa adalah a mengenali dan mengingat, b memahami
isi bacaan, c menerapkan konsep-konsep, d menganalisis isi bacaan, e membuat kesimpulan, f menilai, dan g memproduksi. Strategi inilah yang
dipergunakan untuk pembelajaran kemampuan membaca kritis.
2.2.8 Teori Skala Likert