Dampak Ekologi Komodifikasi Ikan Konsumsi Karang Hidup
156 Pada awalnya, Taman Nasional masuk ke wilayah Kabupaten Buton, tetapi
sejak mengalami pemekaran menjadi daerah kabupaten tersendiri, maka Taman Nasional sudah masuk ke wilayah Kabupaten Wakatobi. Ada beberapa hal penting
dengan terbentuknya Taman Nasional Wakatobi dan pemekaran Kabupaten Wakatobi, isu pertama yang muncul terkait dengan pengelolaan kawasan adalah
batas atau kawasan luasan mempunyai luasan yang sama antara luasan kabupaten dan luasan taman nasional. Terbentuknya Kabupaten Wakatobi tersebut, maka
perlu diantisipasi terhadap kemungkinan adanya tumpang tindih dalam menggunakan ruang atau kawasan untuk kepentingan pengembangan
pembangunan daerah dan ekonomi masyarakat dengan kepentingan pelestarian keanekaragaman hayati.
Terhadap hal tersebut, telah beberapa kali dilakukan komunikasi dengan Bupati Wakatobi, dan terakhir pada tanggal 21 Maret 2005 dilaksanakan rapat
koordinasi di Jakarta dengan jajaran Pemerintah Kabupaten Wakatobi Pemkab Wakatobi serta stakeholders terkait. Beberapa kesepahaman yang diperoleh
antara lain : 1.
Kedua belah pihak Ditjen PHKABTNKW dan Pemkab Wakatobi sepakat untuk tidak mempertentangkan masalah kewenangan dulu, namun secara
bersama memfokuskan diri terhadap upaya penyelesaian persoalan-persoalan yang ada dan menyelaraskan program serta kegiatan ke depan
2. Pengembangan Kabupaten Wakatobi akan diarahkan pada dua sektor utama
yaitu Perikanan fisheries dan Pariwisata ecotourism, karena itu keberadaan TNKW sebagai perwujudan dari upaya konservasi sumberdaya alam dan
keanekaragaman hayati perairan laut Kepulauan Wakatobi harus tetap dipertahankan.
3. Sepakat untuk segera dilakukan penataan zonasi taman nasional yang
kemudian akan menjadi input dan diakomodasikan ke dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten RTRWK Wakatobi yang
diagendakan akan dilakukan pada tahun 2006.
Gambar. 7.1
Ta yaitu peng
pusat pem terjadi rev
revisi Tah 1.
Zo ala
ma kea
un pen
bu Ijin
2. Zo
kar zon
ada ber
dan
1. Peta zonasi
aman Nasio gaturan sum
merintahan visi zonasi
hun 2005, te ona inti ZI
am baik bio anusia, ya
anekaragam ntuk kegiata
nelitian, pe udaya, deng
n Masuk Ka ona Perlind
rena letak, na inti dan
alah restor rlayar dan b
n upacara
Taman Nasio
onal adalah mberdaya se
. Setidakny pada Tahun
erbentuk beb I: Bagian
ota atau fis ang mutlak
man hayati y an restorasi
endidikan d an ijin dari
awasan Kon dungan Bah
kondisi dan zona pema
rasi sumber berlabuh. S
adat, ritual
onal revisi Tah
h pengelola ebuah kawa
ya dalam zo n 2003 dan
berapa zona area tama
iknya masi k dilindun
yang asli da i sumberda
dan upacara i Balai Tam
nservasi da hari ZPB:
n potensiny anfaatan. K
rdaya alam Sedangkan u
l agama, si
hun 2005. RPT
aan laut de asan yang at
onasi Tama n ditetapkan
asi, diantara an nasional
h asli dan ngi. Berfun
an khas. Zo aya alam.
a adat, ritua man Nasiona
an surat ijin Bagian a
a mampu m Kegiatan yan
m, berlayar untuk kegia
itus sejarah
TN Wakatobi
engan sistem turannya ad
an Nasional n padaTahu
anya adalah: l yang mem
tidak atau ngsi untuk
ona ini bole Sedangkan
al agama, s al dengan S
lainnya yan area taman
mendukung ng boleh di
melintas atan peneli
h dan buda
2008.
m sentralil dalah datang
l Wakatobi un 2005. Se
: mpunyai ko
belum diga k perlindu
eh di pergun untuk keg
situs sejarah SIMAKSI
ng relevan. n nasional
pelestarian ilakukan di
tidak berh itian, pendi
aya, serta w
157 asasi,
g dari telah
etelah
ondisi anggu
ungan nakan
giatan h dan
Surat
yang pada
ZPB henti,
dikan wisata
158 dengan ijin dari Balai Taman Nasional dengan SIMAKSI Surat Ijin
Masuk Kawasan Konservasi dan surat ijin lainnya yang relevan. 3.
Zona Pemanfaatan Lokal ZPL: Zonasi ini juga dikenal dengan sebutan Zona Pemanfaatan Tradisional adalah zona yang dimanfaatkan terbatas
secara tradisional untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat sekitarnya yang biasa menggantungkan hidupnya pada sumberdaya laut.
Dalam zona ini semua kegiatan penangkapan ikan secara tradisional, artinya tidak bersifat merusak atau menimbulkan efek perusakan
diperbolahkan. Untuk kegiatan peneltian dan wisata harus menggunakan ini dari Balai Taman Nasional.
4. Zona Pemanfaatan Umum ZPU: Zonasi yang diperuntukkan bagi
pengembangan dan pemanfaatan perikanan laut dalam. Ada tambahan dalam hal ini, bahwa di ZPU ini, nelayan bukan dari wilayah Wakatobi,
boleh memanfaatkan dalam zonasi ini, sepanjang kegiatannya tidak bersifat merusak dan dalam operasi kegiatannya mempunyai ijin yang
legal sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk semua bentuk penangkapan yang berisfat ramah lingkungan diijinkan di
zona ini. Untuk kegiatan penelitian dan wisata harus menggunakan ijin masuk kawasan konservasi.
5. Zona Pariwisata ZPr: Bagian dari tama nasional yang letak, kondisi dan
potensi alamnya yang terutama dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata alam dan kondisijasa lingkungan lainnya. Dalam ZPr tidak
diperkenakan terjadi pemanfaatan sumberdaya perikanan. Zona ini dikhususkan untuk wisata dan peelitian dengan ijin dari Balai Taman
Nasional dan diperbolehkan secara legal untuk berlayar melintas, berlabuh, restorasi sumberdaya, pendidikan serta upacara adat, ritual
agama, situs sejarah dan budaya. 6.
Zona DaratanKhusus Land Zone: Wilayah daratan berupa pulau-pulau yang berpenduduk dan telah terdapat hak kepemilikan atas tanah oleh
masyarakat atau kelompok masyarakat yang tinggal sebelum wilayah tersebut ditetapkan sebagai taman nasional dimana pengaturannya akan
lebih lanjut melalui rencana umum tata ruang kabupaten. Zona khusus ini
159 adalah zona yang kepengaturannya selain diatur oleh Taman Nasional
tetapi juga diatur oleh Pemerintah Kabupaten. Dalam hal ini ada transfer kepercayaan yang dibagikan oleh Taman Nasional kepada Pemerintah
Daerah Wakatobi untuk mengatur dan mengelola. Kebijakan yang diselaraskan antara kepentingan Taman Nasional dan kepentingan daerah,
terbingkai dalam RPMJD Rencana Pembangunan Menengah Daerah dimana disesuaikan dengan RPTN Rencana Pengelolaan Taman
Nasional Wakatobi 1998-2023. Manfaat zonasi dalam Taman Nasional Wakatobi adalah bertujuan untuk
melindungi sumberdaya-sumberdaya penting di Wakatobi. Kekayaan hayati laut yang terdapat di Taman Nasional Wakatobi, terdapat delapan jenis kekayaan
sumberdaya alam yang menjadi target konservasi. Kedelapan target konservasi adalah:
1. Terumbu karang termasuk terumbu karang tepi, terumbu karang
cincin, terumbu karang penghalang dan gosong karang dengan termasuk tiga sub target yang menjadi fokus perhatian yaitu: karang;
benthic yang berasosiasi dengan karang; dan ikan karang; 2.
Padang Lamun; 3.
Mangrove; 4.
Paus dan Lumba-lumba; 5.
Habitat burung pantai bertelur; 6.
Pantai peneluran penyu; 7.
Daerah pemijahan ikan SPAGs dengan empat sub target, yaitu: Kerapu grouper, kakap snapper, Kakaktua kepala benjol
bumphead parrotfish, dan Napoleon napoleon wrasse. 8.
Species laut dan pesisir yang memberikan manfaat ekonomi, yaitu: ikan target yang menjadi perdagangan, ikan karang hidup, ikan
pemakan herbivora yang banyak ditangkap Baronang, Kakaktua, Kuli Pasir surgeon, ikan pelagis yang tertangkap di bawah
minimum size, atau tertangkap dengan sengaja Sumber RPTNW 1998-2023 edisi revisi 2008; hal 52-53.