Manfaat Praktis Manfaat Penelitian
12
interaksi dengan lingkungannya. ”
2
sedangkan menurut Oemar Hamalik “belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan
dan pengalaman. ”
3
Menurut Zikri Neni Iska, pengertian umum belajar atau yang disebut juga dengan learning, adalah perubahan yang secara relatif
berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting
bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri adaptasi dengan lingkungan. Dengan adanya
proses belajar inilah manusia dapat bertahan hidup survived.
4
Selanjutnya, belajar Menurut James O. Whittaker dalam Syaiful Bahri Djamarah,
“belajar sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
”
5
Sedangkan pengertian belajar Menurut Sarlito Wirawan Sarwono,
“belajar adalah suatu proses di mana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan
reaksi atas situasi rangsang yang terjadi. ”
6
Pengertian belajar menurut Cronbach dalam Yatim Riyanto: Belajar merupakan perubahan perilaku sebagai hasil dari
pengalaman. Belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami sesuatu yaitu menggunakan panca indra. Dengan kata lain, bahwa
belajar adalah suatu cara mengamati, membaca, meniru, mengintimasi, mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah
tertentu.
7
Menurut S. Nasution , “belajar adalah proses yang melahirkan atau
mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan yang dibedakan dari
2
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010, Cet. 5, h. 2
3
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005, cet. 4, h. 154.
4
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi Brother’s, 2006, Cet I, h. 76
5
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, h. 12
6
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 2000, Cet.VIII, h.45
7
Yatim, Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efectif dan Berkualiatas, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009,Cet. 1, h. 5
13
perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan. ”
8
Menurut Masitoh dan Laksmi Dewi, “belajar adalah suatu proses atau
kegiatan yang dilakukan sehingga membuat suatu perubahan perilaku yang berbentuk kognitif, afektif, maupun psikomotor.”
9
“Menurut Sarlito Wirawan Sarwono
“belajar adalah suatu proses di mana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi
rangsang yang terjadi. ”
10
Sedangkan pengertian belajar menurut M. Alisuf Sabri yaitu
“suatu aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar dalam arti perubahan tingkah laku baik aktual
maupun potensial. ”
11
Menurut UNESCO, ada empat pilar belajar yaitu: 1.
Belajar untuk mengetahui Learning to know. Belajar mengetahui berkenaan dengan perolehan, penguasaan dan
pemanfaatan informasi. Belajar mengetahui merupakan kegiatan untuk memperoleh,
memperdalam dan
memanfaatkan pengetahuan.
Pengetahuan diperoleh dengan berbagai upaya perolehan pengetahuan, melalui membaca, mengakses internet, bertanya, mengikuti kuliah, dll.
Pengetahuan dikuasai melalui hafalan, tanya-jawab, diskusi, latihan pemecahan masalah, penerapan, dll. Pengetahuan dimanfaatkan untuk
mencapai berbagai tujuan: memperluas wawasan, meningkatkan kemampuan, memecahkan masalah, belajar lebih lanjut, dll.
2. Belajar bekarya Learning to do.
Belajar berkarya berhubungan erat dengan belajar mengetahui, sebab pengetahuan mendasari perbuatan. Belajar berkarya adalah
balajar atau berlatih menguasai keterampilan dan kompetensi kerja. 3.
Belajar hidup bersama Learning to live together. Dalam kehidupan global, kita tidak hanya berinteraksi dengan
beraneka kelompok etnik, daerah, budaya, ras, agama, kepakaran, dan profesi, tetapi hidup bersama dan bekerja sama dengan aneka
kelompok tersebut. Agar mampu berinteraksi, berkomunikasi, bekerja sama dan hidup bersama antar kelompok dituntut belajar hidup
bersama. Tiap kelompok memiliki latar belakang pendidikan, kebudayaan, tradisi, dan tahap perkembangan yang berbeda, agar bisa
8
S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, Ed. 2, Cet. 1, h. 35
9
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam DEPAG RI, 2009, Cet.1, h. 3
10
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi , Jakarta: PT Bulan Bintang, 2000, cet. 8, h.45
11
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, Cet. 2, h. 56