Deskripsi Data Observasi Deskripsi Data Penelitian

104 proses pembelajaran atau informasi mengenai kondisi peserta didik sebelum diberikan tindakan. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir hal-hal yang tidak terungkap dalam wawancara. Angket diberikan kepada peserta didik sebanyak tiga kali. Kisi-kisi pertanyaan dalam angket terbuka, meliputi 1 pemberlakuan kartu domino di sekolah, 2 media yang digunakan pendidik dalam pembelajaran bahasa Jerman, 3 hambatan yang ditemui dalam pembelajaran bahasa Jerman, 4 kesulitan yang dialami peserta didik ketika mempelajari keterampilan berbicara bahasa Jerman, 5 penawaran kartu domino dalam pembelajaran bahasa Jerman, 5 perubahan sikap positif yang dialami peserta didik setelah dilaksanakan tindakan ketika diterapkan kartu domino 6 harapan peserta didik pada pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman.

a. Deskripsi Data Observasi

Observasi awal sebelum melaksanakan tindakan pada siklus I dan siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali, yaitu observasi pertama dilaksanakan di kelas XI IPA 1 yaitu pada hari Kamis, tanggal 17 Juli 2014 pukul 09.20-10.15 WIB. Kemudian observasi yang kedua dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 7 Agustus 2014 pada pukul 10.15 –11.45 WIB. Observasi tersebut bertujuan untuk mengamati proses pembelajaran bahasa Jerman secara umum dan secara keseluruhan dari awal hingga akhir pembelajaran. Berikut ini adalah kesimpulan hasil observasi yang telah dilaksanakan oleh peneliti. 1 Observasi Pendidik Pendidik membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar peserta didik menggunakan bahasa Jerman. Kemudian 105 pendidik mereview pelajaran yang lalu, yaitu pemberian tugas berupa wawancara dengan guru-guru yang dijadikan tugas rumah. Pendidik meminta peserta didik untuk mengumpulkan tugas tersebut. Pendidik memberikan apersepsi sesuai dengan materi yang akan disampaikan oleh peserta didik yaitu pendidik meminta peserta didik untuk menceritakan gurunya serta dapat menyebutkan siapa saja guru yang mereka kenal di sekolah beserta mata pelajaran yang diampunya. Pendidik juga mengajar sesuai dengan RPP yang telah disusun sebelumnya. Pada saat proses pembelajaran bahasa Jerman berlangsung pendidik memberikan pancingan-pancingan pertanyaan sederhana menggunakan bahasa Jerman, terkadang menggunakan bahasa Indonesia dengan tujuan agar peserta didik terpancing untuk dapat berbicara. Jika terdapat pertanyaan yang tidak diketahui maksudnya oleh peserta didik, maka pendidik akan memberikan contoh ataupun demonstrasi agar memudahkan peserta didik memahami maksud dari pendidik. Pendidik akan menegur untuk membetulkan kosakata ataupun pengucapan, bila peserta didik mengucapkan kosakata maupun kalimat yang salah dalam menggunakan bahasa Jerman. Pendidik juga memberikan motivasi agar peserta didik tidak takut salah dalam menjawab pertanyaan dari pendidik serta apabila peserta didik dapat menjawab pertanyaan dengan benar, pendidik memberikan pujian seperti “bagus”, “gut” dan “super” maupun “tosh” dengan peserta didik. Pendidik menyampaikan materi dengan menggunakan media whiteboard dan buku Kontakte Deutsch 1. Kemudian setelah pendidik selesai menyampaikan materi, pendidik membagikan fotocopian kertas materi berupa 106 latihan pada Kontakte Deutsch 1, halaman 87, Ü3, kepada peserta didik dan meminta peserta didik untuk membuat cerita tentang gurunya. Pendidik menyampaikan tugas tersebut dengan tidak jelas, hal ini membuat sebagian besar peserta didik terlihat kebingungan untuk mengerjakan tugas tersebut. Pendidik kurang bergerak dinamis, sehingga peserta didik yang seharusnya mengerjakan tugas tersebut menjadi beraktivitas lain, seperti mengobrol dengan teman sebangkunya maupun bermain Handphone. Pendidik hanya berjalan berkeliling untuk melihat hasil pekerjaan dari masing-masing peserta didik. Hal ini memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya kembali kepada pendidik seperti bagaimana cara menulis serta perintah yang dimaksud oleh pendidik. Pendidik membahas tugas tersebut dengan menunjuk masing-masing peserta didik untuk membacakan tugas tersebut, namun tidak semua peserta didik berhasil untuk membacakan tugasnya tersebut, dikarenakan waktu telah habis. Pembelajaran diakhiri tanpa melaksanakan evaluasi, hal ini disebabkan oleh lamanya waktu peserta didik pada saat maju satu persatu untuk membacakan hasil tugas tersebut, sehingga pendidik tidak memiliki waktu untuk mengevaluasi dengan baik. Pendidik menutup pelajaran dengan mengucapkan salam penutup “Assalamua’laikum Wr. Wb dan Tschüβ”. Secara keseluruhan pendidik dapat mengendalikan kelas dengan baik, namun masih ada beberapa peserta didik yang masih sering mengobrol dengan teman sebangku maupun bermain Handphone, namun pendidik masih dirasa kurang baik pada saat mengalokasikan waktu. 107 2 Observasi Peserta Didik Peserta didik kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sedayu Bantul memiliki jumlah sebanyak 32 peserta didik. Terdiri dari 11 peserta didik laki-laki dan 21 peserta didik perempuan. Pada saat peneliti mengamati, masih terdapat peserta didik yang tidak memiliki sikap positif, seperti bersikap kurang disiplin ketika pendidik akan memulai pembelajaran. Hal ini terlihat, ketika pendidik telah masuk ke dalam kelas, sebagian peserta didik masih terlihat saling mengobrol dengan teman sebangku, berlarian di dalam kelas maupun bermain Handphone. Terdapat pula peserta didik yang terlambat masuk kelas dengan alasan dari toilet maupun kantin. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, terlihat peserta didik yang duduk di bangku pada barisan belakang melakukan aktivitas lain seperti berbincang-bincang dengan sesama peserta didik, mengerjakan tugas selain mata pelajaran bahasa Jerman, bahkan ada pula yang masih bermain Handphone . Sikap beberapa peserta didik tersebut terlihat kurang peduli maupun disiplin ketika pendidik sedang menerangkan pelajaran bahasa Jerman, namun mereka tetap bersikap santun terhadap pendidik. Peserta didikpun juga terlihat tidak bersemangat untuk mengikuti pembelajaran bahasa Jerman. Hal ini berbeda dengan peserta didik yang duduk di bangku pada barisan depan, peserta didik tersebut terlihat bersikap disiplin, santun dan peduli untuk memperhatikan pendidik, ketika sedang menerangkan pelajaran bahasa Jerman, bahkan ketika pendidik memberikan pertanyaan peserta didik tersebut terlihat antusias untuk menjawab pertanyaan pendidik secara spontan, walaupun peserta didik tersebut menjawab dengan menggunakan bahasa Indonesia ataupun kurang tepat. 108 Meskipun demikian, rata-rata peserta didik masih terlihat pasif selama proses pembelajaran berlangsung, hal ini terlihat ketika pendidik memancing pertanyaan kepada peserta didik, tidak ada peserta didik yang secara aktif langsung mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan dari pendidik. Peserta didik terlihat kurang peduli ketika pendidik bertanya kepada peserta didik, ada juga yang terlihat langsung membuka kamus untuk mengetahui arti dari pertanyaan yang diberikan oleh pendidik, dan ada pula yang sibuk menulis materi yang diberikan oleh pendidik. Kemudian tindakan yang diambil oleh pendidik agar peserta didik berkeinginan untuk menjawab pertanyaan dari pendidik adalah pendidik menunjuk salah satu peserta didik untuk dapat menjawab pertanyaan dari pendidik. Peserta didik hanya berani menjawab secara bersama-sama dengan teman sekelasnya maupun secara bersahut-sahutan saja. Dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman, peserta didik masih terlihat kesulitan untuk berbicara menggunakan bahasa Jerman. Sebagian besar peserta didik masih salah dalam melafalkan kosakata dalam bahasa Jerman, misalnya ketika mengucapkan kosakata “kommen“, dibaca “kamen“. Hal ini dikarenakan pendidik jarang melatih keterampilan berbicara bahasa Jerman. Pendidik juga telah memberi tahu bahwa pelafalan yang benar adalah “kommen“ bukan “kamen“, namun peserta didik masih tetap mengucapkan kata “kamen“ ketika diminta untuk mempresentasikan keterampilan berbicara bahasa Jerman. Sebagian besar peserta didik masih menganggap pelafalan bahasa Jerman sama seperti bahasa Inggris, sehingga pelafalan yang sama masih terulang hingga pendidik membiarkan pengulangan 109 yang salah tersebut tanpa ada usaha untuk membetulkan kembali. Peserta didik perlu untuk sering dilatih dan dibimbing oleh pendidik agar pelafalan kosakata bahasa Jerman peserta didik menjadi benar dan terarah. Pada saat peserta didik mengucapkan kata ataupun kalimat dalam bahasa Jerman, peserta didik masih mengucapkan dengan ragu-ragu bahkan terlihat tidak berekspresi, ada pula yang mengucapkan kalimat dalam bahasa Jerman dengan suara yang amat lirih, sehingga pendidik meminta peserta didik tersebut untuk mengulangi dengan suara yang lantang. Peneliti mengamati sikap positif peserta didik selama pembelajaran bahasa Jerman berlangsung. Terdapat beberapa indikator sikap positif yang diamati oleh peneliti, yaitu 1 santun, 2 disiplin, 3 peduli, 4 tanggung jawab, 5 toleran, serta 6 aktif. Berikut adalah hasil pengamatan sikap positif peserta didik kelas XI IPA 1. Tabel 12. Sikap Positif Peserta Didik Kelas XI IPA 1 Pra Tindakan No Sikap Positif Peserta Didik Jumlah Skor Sikap Positif Santun Disiplin Peduli Tanggung Jawab Toleran Aktif 1 2 2 2 2 2 2 12 50 2 3 2 2 2 2 2 13 54 3 3 2 2 2 1 2 12 50 4 2 3 1 1 2 1 10 42 5 3 1 2 2 2 2 12 50 6 2 2 1 2 2 1 10 42 7 2 1 2 2 1 2 10 42 8 1 2 2 2 2 2 11 46 9 3 2 2 1 2 1 11 46 10 2 1 2 2 2 2 11 46 11 2 1 1 2 2 1 9 38 12 2 3 1 1 3 2 12 50 13 2 2 1 2 2 1 10 42 14 2 1 2 2 3 2 12 50 110 15 2 1 2 2 2 1 10 42 16 3 2 1 2 1 1 10 42 17 1 2 2 3 1 2 11 46 18 2 1 1 2 2 2 10 42 19 2 2 2 2 1 2 11 46 20 1 2 1 2 2 1 9 38 21 2 2 2 2 2 2 12 50 22 2 1 2 2 1 2 10 42 23 2 3 1 1 1 2 10 42 24 2 1 1 2 2 1 9 38 25 2 1 2 2 2 2 11 46 26 1 2 2 1 2 2 10 42 27 2 1 2 1 2 2 10 42 28 2 1 2 1 1 1 8 33 29 2 2 2 1 1 2 10 42 30 2 2 1 2 1 2 10 42 31 2 1 2 1 1 1 8 33 32 2 2 2 2 2 1 11 46 50,78 42,18 41,40 43,75 42,96 40,62 43,81 Keterangan penskoran sikap positif peserta didik adalah sebagai berikut. 0 : sangat kurang 1 : kurang konsisten 2 : mulai konsisten 3 : konsisten 4 : selalu konsisten Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa peserta didik terlihat kurang minat maupun antusias dalam pembelajaran bahasa Jerman. Peserta didik rata-rata terlihat kurang memiliki sikap positif seperti disiplin, peduli, toleran, serta aktif selama proses pembelajaran bahasa Jerman berlangsung. Sikap positif rata-rata peserta didik hanya sebesar 43,81. Masih banyak peserta didik yang kurang memiliki sikap yang santun, disiplin, peduli, tanggung jawab, toleran dan aktif. Hal ini terlihat jelas pada peserta didik yang duduk pada bangku barisan belakang, beberapa peserta didik tersebut masih kurang menghargai pendidik ketika pendidik sedang menerangkan pelajaran 111 bahasa Jerman. Kemudian peserta didik yang cukup aktif dalam menjawab pertanyaan pendidik, hanya beberapa peserta didik dan rata-rata yang aktif adalah yang duduk pada bangku di barisan depan. Peserta didik yang duduk pada bangku barisan belakang sangat pasif dan sibuk melakukan aktivitas lain. Peserta didik hanya mencatat penjelasan dari pendidik tanpa ingin terlibat aktif dalam menjawab pertanyaan pendidik. Kendala yang rata-rata peserta didik alami adalah kesulitan untuk mengucapkan kata ataupun kalimat bahasa Jerman sesuai dengan grammatik yang benar serta intonasi ketika peserta didik diminta untuk berbicara bahasa Jerman. Observasi juga dilakukan pada penilaian keterampilan peserta didik. Indikator terampil tersebut, menerapkan konsepprinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan materi yang diberikan pendidik kepada peserta didik. Terdapat 3 penilaian keterampilan, yakni 1 kurang terampil, 2 terampil, serta 3 sangat terampil. Tabel 13. Penilaian Keterampilan Peserta Didik Kelas XI IPA 1 Pra Tindakan No Keterampilan Menerapkan konsepprinsip dan strategi pemecahan masalah Jumlah Skor Keterampilan Individu KT T ST 1 - - 16,7 2 - - 3 - - 4 - - 5 - - 6 - 1 - 1 16,7 7 - - 8 - 1 - 1 16,7 9 - - 10 - 1 - 1 16,7 11 - - 112 K Keterangan : KT : Kurang terampil, T: Terampil, ST: Sangat Terampil Berdasarkan tabel tersebut, keterampilan rata-rata peserta didik sebesar 5,74. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian peserta didik masih kurang terampil dalam menerapkan konsepprinsip dan strategi pemecahan masalah. Kendala yang peserta didik alami adalah peserta didik masih terlihat bingung untuk memecahkan masalah seperti mengartikan arti kata secara individu ataupun kelompok dan masih perlu dibimbing oleh pendidik, walaupun peserta didik telah diberikan kesempatan untuk membuka kamus, mencari arti kosakata tersebut, peserta didik masih terlihat pasif untuk dapat menerapkan materi yang telah diterangkan oleh pendidik. Pada pertemuan kedua, peneliti kembali melakukan observasi pra tindakan. Observasi juga dilakukan peneliti melalui keterampilan berbicara bahasa Jerman 12 - 1 - 1 16,7 13 - - 14 - 1 - 1 16,7 15 - - 16 - - 17 - - 18 - 1 - 1 16,7 19 - - 20 - - 21 - - 22 - 1 - 1 16,7 23 - - 24 - 1 - 1 16,7 25 - - 26 - - 27 - - 28 - 1 - 1 16,7 29 - - 30 - - 31 - - 32 - 1 - 1 16,7 5,74 113 peserta didik. Setelah peneliti melakukan observasi, peneliti meminta kepada pendidik berupa daftar nilai keterampilan berbicara peserta didik kelas X1 IPA 1. Tabel 14. Nilai Keterampilan Berbicara Peserta Didik Kelas XI IPA 1 SMA N 1 Sedayu Bantul PRA TINDAKAN Nomor Responden Nilai 1 66 2 72 3 70 4 60 5 52 6 50 7 55 8 73 9 70 10 75 11 58 12 48 13 55 14 75 15 62 16 73 17 70 18 78 19 62 20 73 21 55 22 68 23 55 24 70 25 60 26 78 27 58 28 60 29 55 30 72 31 55 32 62 Rata-rata 63.90 114 Rata-rata nilai keterampilan berbicara peserta didik adalah 63,90 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sebesar 66. Sebanyak 15 peserta didik atau sebesar 46,87 dari seluruh peserta didik yang berjumlah 32 peserta didik memiliki nilai di atas KKM, sedangkan sebanyak 17 peserta didik atau sebesar 53,12 dari seluruh peserta didik memiliki nilai di bawah KKM. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai keterampilan berbicara peserta didik kelas X1 IPA 1 masih belum optimal, sehingga diperlukan pengupayaan khusus untuk dapat meningkatkan nilai keterampilan berbicara terhadap peserta didik yang nilainya di bawah KKM. 3 Observasi Proses Belajar Mengajar Media yang dipergunakan oleh pendidik cenderung masih menggunakan papan tulis serta fotocopian materi dan soal. Pendidik masih menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan pembelajaran bahasa Jerman, hal ini membuat para peserta didik tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran bahasa Jerman. Peserta didik juga menunjukkan sikap yang kurang positif terhadap pendidik, hal ini terlihat ketika pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat aktif dalam pembelajaran, hanya beberapa peserta didik yang mau untuk terlibat aktif. Terlebih lagi ketika pendidik memancing peserta didik dengan beberapa pertanyaan bahasa Jerman, terlihat hanya beberapa peserta didik, yang bersedia mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan. Penyampaian materi yang disampaikan oleh pendidikpun dalam pembelajaran bahasa Jerman cenderung kurang jelas, sehingga membuat sebagian peserta didik bingung dan tidak paham. Selain itu peserta didik juga terlihat tidak peduli serta disiplin ketika pendidik sedang menerangkan materi 115 pembelajaran. Kemudian ketika diminta untuk berdiskusi dalam kelompok, peserta didik terlihat melakukan aktivitas yang lain seperti mengerjakan tugas yang lain dan tidak bersedia membantu teman satu kelompoknya untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh pendidik, serta mengobrol dengan peserta didik yang berasal dari kelompok lain. Buku ajar yang digunakan dalam pembelajaran adalah Kontakte Deutsch 1. Buku penunjangnya adalah Themen neu, Einfach, Ich Liebe Deutsch serta LKS der Löwe. Kamus juga dipergunakan oleh pendidik dan peserta didik. 4 Observasi Kelas Lokasi SMA N 1 Sedayu, Bantul berada di Jalan Argomulyo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta 55753. SMA Negeri 1 Sedayu membuka 32 kelas untuk semua tingkatan. Terdapat pula kelas reguler dan kelas Cerdas Istimewa CI. Kelas reguler terdiri atas 9 kelas untuk kelas X, 9 kelas untuk kelas XI, 10 kelas untuk kelas XII. Sedangkan untuk kelas Cerdas Istimewa CI terdiri atas 4 kelas, 2 kelas untuk kelas akselerasi kelas X dan kelas XI dan 2 kelas untuk kelas pengayaan kelas X dan kelas XI. Untuk kelas X, XI dan XII telah disediakan 2 jurusan yang dapat dipilih peserta didik sesuai bakat dan minat masing-masing, yaitu IPA dan IPS. Kelas X dibagi menjadi 4 kelas jurusan IPA dan 5 kelas jurusan IPS. Kelas XI dibagi menjadi 4 kelas jurusan IPA dan 5 kelas jurusan IPS. Sementara kelas XII dibagi menjadi 5 kelas jurusan IPA dan 5 kelas jurusan IPS. Masing- masing kelas rata-rata memiliki 30 sampai 35 siswa. Kelas X1 IPA maupun IPS masing-masing kelas memiliki 16 sampai 18 meja dan 30 sampai 35 kursi untuk peserta didik, serta 1 meja dan 1 kursi untuk pendidik. 116 Setiap kelasnya memiliki whiteboard, papan administrasi, lemari, jam dinding, kipas angin dan alat kebersihan.

b. Hasil Wawancara