30
berdiskusi selama 15 menit. Setelah itu pendidik meminta salah satu kelompok maju. Kelompok tersebut diminta untuk menyusun kartu domino di papan tulis,
kemudian berdialog dengan peserta didik yang lain dengan menggunakan kata bantu yang terdapat pada kartu domino tersebut. Kelompok lain melakukan hal
yang sama seperti kelompok yang telah maju tersebut, dan permainan berakhir jika seluruh peserta didik telah maju.
f. Pada siklus kedua tindakan ketiga, peserta didik dibagi menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik. Variasi yang diberikan
adalah pendidik memberikan kertas fotocopian yang berisi soal yang bersumber dari buku Kontakte Deutsch 1 Ü11 halaman 140. Pendidik meminta peserta
didik untuk mengerjakan soal tersebut kemudian membahas soal tersebut menggunakan kartu domino. Kemudian pendidik meminta setiap perwakilan
kelompok maju ke meja pendidik untuk mencari dan mengambil kartu domino ketika akan menjawab soal tersebut. Peserta didik menempelkan kartu domino
tersebut di papan tulis lalu menunjuk salah satu peserta didik untuk menemani peserta didik berdialog bersama dengan peserta didik yang maju. Kemudian
setelah selesai, pendidik meminta peserta didik yang telah maju tersebut menunjuk teman yang masih satu kelompok untuk maju dan menerapkan cara
yang sama dengan peserta didik yang sudah maju.
4. Kartu Domino
Keterbatasan perkembangan media di satu pihak dan lemahnya kemampuan pendidik menciptakan media sebagai penunjang belajar untuk peserta didik
31
membuat penerapan metode ceramah makin menjamur. Terbatasnya kemampuan pendidik menciptakan media yang menyenangkan bagi peserta didik yang dipakai
di kelas mengakibatkan lemahnya mutu peserta didik pada umumnya. Kondisi ini harus segera diatasi dengan pengadaan media yang dapat menunjang aktivitas
belajar mengajar peserta didik, sehingga diharapkan tujuan pengajaran tercapai
secara efektif dan efesien.
Kartu domino merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk mendorong minat peserta didik dalam pembelajaran bahasa
Jerman. Kartu domino adalah kartu permainan yang berbentuk kertas tebal berukuran kecil yang dugunakan untuk bermain, dimana setiap kartu berisi 0-6 titik
Suhaemi, 2003: 321. Kartu domino ini berbentuk kartu tetapi bukan kartu yang biasanya dipakai untuk bermain judi, melainkan kartu domino yang telah
dimodifikasikan dengan diisi berbagai gambar dan tulisan sehingga peserta didik dapat mendeskripsikan gambar maupun tulisan tersebut ataupun dapat melakukan
dialog dengan disertai gambar ataupun tulisan sebagai kata kuncinya sesuai dengan
tema yang sedang dipelajari.
Kartu domino yang berfungsi sebagai media pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi serta kemampuan
mengekspresikan peranan peserta didik dalam keiikusertaanya pada proses pembelajaran keterampilan berbicara. Peserta didik diajak untuk dapat berimajinasi
berfantasi, mengatur strategi kerjasama dengan sesama peserta didik dan berkreativitas untuk dapat memainkan peranan gambar atau tulisan yang tersedia di
kartu domino.
32
Dauviller Hillerich 2004: 52 menjelaskan kartu domino sebagai berikut. ”Das klassische Domino-Spiel besteht aus Spielsteinen, die die Spieler so
aneinander legen, dass sie z.B. einen Stein mit 4 Würfelpunkten auf einer Hälfte eines Steins an einen anderen Stein mit ebenfalls 4 solchen Punkten anlegen, bis ein
geschlossenes Rechteck entsteht”.
Pernyataan tersebut berarti permainan klasik domino terdiri dari batu-batu permainan yang diletakkan satu sama lain, contohnya bagian dengan angka dadu 4
diletakkan di atas bagian yang lainnya dengan angka dadu yang sama sampai ujung rangkaian. Cara penggunan kartu domino ini sendiri di dalam kelas sama dengan
permainan kartu domino yang biasa dimainkan orang-orang pada umumnya, yaitu dengan menyambungkan setiap kartu permainan sesuai dengan gambar ataupun
kata yang tertera dalam kartu tersebut. Adapun manfaat yang dapat diambil dari permainan kartu domino sebagai
media pembelajaran bahasa Jerman jika permainan dimanfaatkan secara bijaksana, yaitu: 1 kartu domino dapat mengajarkan peserta didik untuk dapat bersikap
sportif, jujur, disiplin, saling pengertian, kerjasama dan saling menghargai. Dari sikap yang berdampak positif tersebut, akan diperlukan peserta didik di masa
mendatang ketika memasuki dunia kerja; 2 peserta didik dapat diajak bermain sambil belajar, sehingga dapat menghilangkan ketegangan dan keseriusan yang
menghambat peserta didik di lingkungan belajar; 3 dapat menumbuhkan minat dan memotivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran bahasa Jerman; 4
mengajak peserta didik untuk ikut aktif berpatisipasi dalam belajar di kelas; 5
33
dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik, karena kartu domino dikemas secara menarik.
Menurut Juliati dalam Suara Managing Basic Education, 2004 dengan menggunakan kartu domino ternyata peserta didik lebih mudah memahami konsep
materi pelajaran, peserta didik juga merasa senang bisa belajar melalui bermain. Oleh karena itu, peneliti memilih kartu domino sebagai alat bantu pendidik, agar
dapat meningkatkan prestasi belajar pada keterampilan berbicara bahasa Jerman peserta didik.
Ginnis 2008: 115 juga memaparkan manfaat dari kartu domino, yaitu kartu domino dapat diimplementasikan pada saat awal pembelajaran, saat
berlangsungnya pembelajaran dan saat berakhirnya pembelajaran ataupun pada saat memulai proses pembelajaran.
Pada saat memulai kegiatan pembelajaran, kartu domino dapat digunakan saat mereview pembelajaran pada waktu yang lalu, serta
mengetahui seberapa jauh persiapan peserta didik ketika menerima penjelasan dari pendidik. Kemudian pada saat proses pembelajaran berlangsung, kartu domino
dapat membantu pendidik untuk menyampaikan ide-ide dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga pesan yang ingin disampaikan oleh pendidik untuk
peserta didik dapat tersampaikan, sedangkan pada akhir pembelajaran, kartu domino dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan peserta didik dalam
menggunakan keterampilan bahasa Jerman setelah proses pembelajaran selesai. Dari beberapa penjelasan yang telah dipaparkan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa kartu domino dapat memberikan berbagai manfaat bagi para peserta didik di antaranya yaitu membuat peserta didik berpartisipasi aktif dalam
34
proses kegiatan belajar mengajar di kelas, kemudian kartu domino mengajak peserta didik untuk dapat bermain sambil belajar, peserta didik diajak agar tidak
merasa tegang ataupun stres dalam menerima pelajaran bahasa Jerman. Selain itu,
kartu domino dapat digunakan sebagai alat ukur kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman.
Cara menggunakan kartu domino di dalam kelas yaitu, mula-mula dibutuhkan kartu seperti dalam permainan domino. Kartu tersebut dimodifikasi
sebagai ganti kartu domino yang asli. Jika dalam kartu domino ada bulatan-bulatan yang menunjukkan jumlah angka di bagian kanan dan kirinya, di kartu yang akan
digunakan sebagai media pembelajaran di kelas, diganti menjadi gambar atau tulisan, jadi di sebelah kiri gambar, dan di sebelah kanan kata dalam bahasa Jerman
kemudian peserta didik diminta untuk menggunakan kemampuan berbicaranya dalam mendeskripsikan kata atau gambar yang tertera pada kartu domino tersebut.
Kartu domino penggunaannya di dalam kelas, meminta peserta didik untuk menyambungkan kata dalam bahasa Jerman atau gambar kemudian baru peserta
didik mendeskripsikan gambar yang peserta didik miliki. Media ini mengajak peserta didik untuk melatih keterampilan berbicara
peserta didik dalam menjelaskan suatu gambar atau kata dalam bahasa Jerman. Pendidik berperan sebagai penjelas jika peserta didik belum memahami atau terlihat
kesulitan mengutarakan kalimat menggunakan bahasa Jerman dan juga berperan sebagai fasilitator, agar para peserta didik dapat berperan aktif di dalam kelas.
Adapun tujuan penggunaan kartu domino menurut Spier 1999: 24 “Dominospiele eignen sich gut zu Wiederholungsübungen. Sie sind eine Lese- und
35
Sprech- übung.” Hal ini berarti permainan domino baik untuk latihan peserta didik
dalam mengulang pelajaran. Kartu domino juga dapat digunakan untuk latihan membaca dan berbicara. Kartu domino memiliki ciri-ciri yaitu berbentuk kartu yang
terdiri dari dua sisi, pada sisi kiri berupa gambar dan di sisi kanan berupa kata dalam bahasa Jerman.
Adapun langkah-langkah untuk memainkan kartu domino, yang pertama terdapat tahapan persiapan yang meliputi: 1 menentukan materi pembelajaran
yang akan dijadikan bahan pembelajaran dalam kegiatan mengajar. Misalnya menggu
nakan tema “Sekolah”; 2 membuat media pada kertas manila yang berisi gambar atau tulisan, jadi di sebelah kiri gambar, dan sebuah kata di sebelah
kanannya. Kemudian tahapan selanjutnya yaitu pelaksanaan, yang meliputi: 1 pendidik membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok
terdiri 4-5 peserta didik; 2 pendidik menjelaskan cara menggunakan kartu domino; 3 pendidik membagikan kartu domino tersebut kepada setiap kelompok;
4 setiap peserta didik berdiskusi selama 15 menit, kemudian kelompok pertama memulai untuk memainkan kartu domino tersebut. Kelompok yang memulai
permainan, salah satu peserta didiknya akan ditunjuk oleh pendidik untuk berdiri di depan kelas, membawa kartu domino tersebut; 5 peserta didik yang maju tersebut
menempelkan kartu domino tersebut di papan tulis, kemudian mulai untuk mendeskripsikan gambar atau merangkai kata untuk kemudian menggunakan
keterampilan berbicaranya di depan kelas; 6 setelah selesai, peserta didik tersebut harus mencari sambungan dari gambar atau tulisan tersebut. Kemudian peserta
didik yang ditunjuk tersebut melanjutkannya sama seperti peserta didik yang tadi;
36
7 peserta didik tersebut menyambungkan kartu domino dari peserta didik pertama, menempelkan kartu tersebut di papan tulis, mirip seperti permainan domino,
kemudian mulai mendeskripsikan gambar dan kata tersebut; 8 permainan dilanjutkan terus sampai kartu di kelompok tersebut habis; 9 permainan selesai
jika ada kelompok yang terlebih dahulu kartunya habis, dan kelompok tersebut yang menjadi pemenangnya; 10 kelompok yang menang akan mendapat reward
dari pendidik. Kartu domino ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu 1 menurut Dauviller
Hillerich 2004: 53-55 “Zur Wiederholung am Beginn der Stunde oder zur
Vertiefung; Binnen Differenzierungen sind dabei gut m öglich.“ Pernyataan tersebut
berarti kartu domino dapat digunakan untuk mengulang pembelajaran pada awal jam pertama, ataupun untuk pendalaman materi kemudian Dauviller Hillerich
menyatakan Domino erlaubt – wenn es nicht als Wettspiel gespielt wird – eine
ruhige Aneignung von Lernstoff und das Nachholen oder Vertiefen von Unterrichtsstoff auch für einzelne Lernende.“ Pernyataan tersebut memiliki arti
bahwa domino memungkinkan penguasaan belajar dan penangkapan atau pendalaman materi untuk para peserta didik perorangan, jika tidak dimainkan
sebagai permainan yang bersifat saingan. Pernyataan ini berarti dengan menggunakan kartu domino peserta didik dapat memperdalam materi yang
diberikan oleh pendidik sehingga peserta didik lebih cepat paham dan mengerti dengan proses pembelajaran bahasa Jerman; 2 media ini mudah untuk
dilaksanakan di dalam kelas, pembuatan media ini juga sederhana tanpa memakan biaya yang besar; 4 kartu domino dikemas dalam permainan yang menyenangkan
37
sehingga dapat membuat peserta didik tidak merasa tegang dan merasa senang dalam belajar bahasa Jerman; 5 kartu domino mudah untuk dibuat pendidik,
sehingga media ini sangat membantu pendidik dalam mengajar di dalam kelas serta memudahkan pendidik dalam menerangkan materi bahasa Jerman di kelas dengan
baik dan sangat praktis sehingga dapat dibawa kemana-mana. Namun di samping memiliki kelebihan, kartu domino masih memiliki kelemahan, meliputi: 1 dapat
membuat kondisi kelas menjadi tidak terkontrol atau kurang kondusif, karena kartu domino ini membuat peserta didik bersaing bersama teman sekelompoknya dengan
sesama teman dari kelompok yang lain. Solusinya adalah pendidik harus fokus dalam mengatur peserta didik di dalam kelas, agar konsentrasi peserta didik tidak
pecah dan kondisi kelas dapat kondusif, serta diperlukan bimbingan dan pengawasan dari pendidik agar suasana kelas tetap kondusif; 2 kartu domino
dalam pelaksanaannya di dalam kelas memerlukan waktu yang lama. Hal ini dapat diatasi dengan pembatasan kartu domino, agar waktunya sesuai dengan prosedur
awal dan selesai tepat waktu.
5. Penilaian Keterampilan Berbicara