37
sehingga dapat membuat peserta didik tidak merasa tegang dan merasa senang dalam belajar bahasa Jerman; 5 kartu domino mudah untuk dibuat pendidik,
sehingga media ini sangat membantu pendidik dalam mengajar di dalam kelas serta memudahkan pendidik dalam menerangkan materi bahasa Jerman di kelas dengan
baik dan sangat praktis sehingga dapat dibawa kemana-mana. Namun di samping memiliki kelebihan, kartu domino masih memiliki kelemahan, meliputi: 1 dapat
membuat kondisi kelas menjadi tidak terkontrol atau kurang kondusif, karena kartu domino ini membuat peserta didik bersaing bersama teman sekelompoknya dengan
sesama teman dari kelompok yang lain. Solusinya adalah pendidik harus fokus dalam mengatur peserta didik di dalam kelas, agar konsentrasi peserta didik tidak
pecah dan kondisi kelas dapat kondusif, serta diperlukan bimbingan dan pengawasan dari pendidik agar suasana kelas tetap kondusif; 2 kartu domino
dalam pelaksanaannya di dalam kelas memerlukan waktu yang lama. Hal ini dapat diatasi dengan pembatasan kartu domino, agar waktunya sesuai dengan prosedur
awal dan selesai tepat waktu.
5. Penilaian Keterampilan Berbicara
Menurut Nurgiyantoro 2010: 399 menyatakan keterampilan berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan bahasa
setelah mendengarkan. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang penting dipelajari peserta didik, terlebih lagi untuk pembelajaran bahasa asing,
keterampilan berbicara memegang peranan yang penting. Keterampilan berbicara peserta didik dapat diketahui melalui tes yang dilakukan oleh pendidik untuk
38
peserta didik. Penilaian ini bertujuan untuk melihat dan mengetahui perkembangan kemampuan berbicara peserta didik. Penilaian pada penelitian tindakan kelas ini
dilakukan oleh dua orang yaitu guru bahasa Jerman yang berperan sebagai penilai 1, kemudian penilai 2 dilakukan oleh alumni yang berasal dari Jurusan Pendidikan
Bahasa Jerman yang bernama Maulina Eka Sari, S. Pd. Penilaian ini dilakukan agar dapat membandingkan nilai sebelum tindakan dilakukan dengan nilai sesudah
dilakukan tindakan berupa penerapan kartu domino. Pendidik dapat menilai keterampilan berbicara peserta didik dengan menggunakan penilaian berbicara
berdasarkan gambar objek dan gambar cerita sebagai penilaian keterampilan berbicara. Jenis penilaian untuk keterampilan berbicara ada berbagai macam.
Rangsangan yang berupa gambar sangat baik untuk dipergunakan anak-anak usia sekolah dasar ataupun pembelajar bahasa asing tingkat pemula yang masih dalam
tahap melancarkan lafal bahasa dan memahami makna kata Nurgiyantoro, 2010: 402.
Penilaian berbicara dapat dilaksanakan dengan pemberian tes keterampilan berbicara. Djiwandono 2011: 119 mengungkapkan sasaran tes berbicara meliputi
1 relevansi dan kejelasan isi pesan, masalah atau topik; 2 kejelasan dan pengorganisasian isi; 3 penggunaan bahasa yang baik dan benar serta sesuai
dengan isi, tujuan wacana, keadaan nyata termasuk pendengar. Ikhtisar rincian kemampuan berbicara sebagai berikut.
Tabel 1. Ikhtisar Rincian Kemampuan Berbicara No.
Unsur Kemampuan Berbicara
Rincian Kemampuan 1.
Isi yang Relevan Isi wacana lisan sesuai dan relevan dengan topik
yang dimaksudkan untuk dibahas.
39
2. Organisasi yang
Sistematis Isi wacana disusun secara sistematis menurut
suatu pola tertentu. 3.
Penggunaan Bahasa
yang Baik dan Benar Wacana diungkapkan dalam bahasa dengan
susunan kalimat yang gramatikal, pilihan kata yang tepat, serta intonasi yang sesuai dengan
pelafalan yang jelas.
Berdasarkan pernyataan di atas, seseorang dapat dikatakan memiliki keterampilan berbicara yang baik, jika seseorang dapat dengan jelas menyampaikan
isi pesan, masalah atau topik, serta menggunakan bahasa yang baik dan benar. Menurut Vallete dalam Nurgiyantoro, 2003: 290 penilaian keterampilan
berbicara dapat menggunakan model tugas bercerita. Aspek penilaian meliputi keakuratan informasiisi, hubungan antar informasiisi, ketepatan struktur dan
kosakata, kelancaran berbicara, kewajaran, urutan pembicaraan dan gaya pengucapan. Pada setiap aspek ditentukan skala 1 sampai dengan 10. Skor 1 berarti
sangat kurang dan skor 10 berarti sangat baik. Dalam pembelajaran bahasa Jerman ada empat keterampilan berbahasa yang perlu dinilai, tetapi disini peneliti hanya
memfokuskan satu keterampilan saja yang dinilai yaitu keterampilan berbicara. Dalam penelitian ini, untuk menilai keterampilan berbicara bahasa Jerman
digunakan penilaian keterampilan berbicara sesuai kriteria dalam ujian ZIDS Dinsel Reimann, 1988: 74. Berikut kriteria penilaian berbicaranya.
Tabel 2. Penilaian Keterampilan Berbicara ZIDS menurut Dinsel Reimann NO
ASPEK NILAI
KRITERIA 1
Ausdrucksfähigkeit 4
Kemampuan peserta didik dalam
mengungkapkan dengan gaya bahasa sangat
bagus. 3
Kemampuan peserta didik dalam
mengungkapkan dengan gaya bahasa bagus.
40
2 Kemampuan peserta didik
dalam mengungkapkan
dengan gaya bahasa cukup bagus.
1 Kemampuan peserta didik
dalam mengungkapkan
dengan gaya bahasa cukup buruk.
Kemampuan peserta didik dalam
mengungkapkan dengan gaya bahasa sangat
buruk. 2
Aufgabenbewältigung 4
Keaktifan dan pemahaman peserta didik sangat bagus.
3 Keaktifan dan pemahaman
peserta didik bagus. 2
Keaktifan dan pemahaman peserta didik cukup bagus.
1 Keaktifan dan pemahaman
peserta didik buruk. Keaktifan dan pemahaman
peserta didik sangat buruk, 3
Formale Richtigkeit 4
Tidak ada
atau jarang
melakukan kesalahan struktur gramatik bahasa Jerman.
3 Sedikit melakukan kesalahan
struktur gramatik
bahasa Jerman.
2 Beberapa
melakukan kesalahan struktur gramatik
bahasa Jerman. 1
Banyak melakukan kesalahan struktur
gramatik bahasa
Jerman. Sangat banyak melakukan
kesalahan struktur gramatik bahasa Jerman.
4 Ausprache und
Intonation 3
Kesalahan dalam pelafalan dan intonasi tidak menganggu
pemahaman.
2 Kesalahan dalam pelafalan
dan intonasi
sedikit menganggu pemahaman.
1 Kesalahan dalam pelafalan
dan intonasi
cukup menganggu pemahaman.
41
Kesalahan dalam pelafalan dan
intonasi sangat
menganggu pemahaman.
Schutz dalam Valette, 1996: 161-162 juga memaparkan bahwa keterampilan berbicara dapat dilakukan dalam 4 aspek, yaitu kelancaran,
pemahaman, kesesuaian informasi dan kualitas berbicara. Keempat aspek tersebut dapat digambarkan melalui tabel di bawah ini.
Tabel 3. Penilaian Keterampilan Berbicara Sesuai Kriteria Schutz No
Aspek yang dinilai Skala
Skor Tertinggi 1. Kelancaran
1, 2, 3, 4, 5, 6 6
2. Pemahaman 1, 2, 3, 4, 5, 6
6 3. Kesesuaian informasi
1, 2, 3, 4, 5, 6 6
4. Kualitas berbicara 1, 2, 3, 4, 5, 6
6 Jumlah skor tertinggi
24 Berikut adalah rincian mengenai skala penilaian tersebut.
a. Kelancaran 1 Berbicara tersendat-sendat dan tidak menentu sehingga tidak ada komunikasi.
2 Berbicara amat lambat dan tersendat. Kecuali kalimat pendek dan baku. 3 Berbicara dengan ragu-ragu dan kadang-kadang tersendat-sendat, kalimat tidak
terselesaikan. 4 Kadang-kadang tersendat-sendat, dengan kalimat yang sering dibetulkan dan
diulang-ulang dan mencari-cari kata. 5 Berbicara dengan lancar dengan logat dan ketepatan yang jelas.
6 Berbicara dengan lancar tentang berbagai hal layaknya penutur asli. b. Pemahaman
1 Tidak mengerti mengenai hal yang akan dibicarakan.
42
2 Mengerti sedikit sekali dari bagian kata-kata asing. 3 Mengerti beberapa kata dan frasa.
4 Mengerti kalimat pendek dan sederhana. 5 Mengerti sebagian besar dari apa yang dibicarakan.
6 Mengerti semua yang dibicarakan. c. Kesesuaian Informasi
1 Tidak ada kesesuaian informasi yang disampaikan oleh peserta didik. 2 Sangat sedikit informasi yang disampaikan oleh peserta didik.
3 Ada sedikit informasi yang disampaikan oleh peserta didik. 4 Informasi yang disampaikan oleh peserta didik masih kurang sesuai.
5 Sebagian besar informasi yang disampaikan oleh peserta didik kurang sesuai. 6 Informasi yang disampaikan peserta didik semua sesuai.
d. Kualitas Berbicara 1 Tidak ada ucapan yang benar.
2 Sangat sedikit ucapan tanggapan yang benar secara struktural. 3 Beberapa ucapan tanggapan benar, tetapi banyak kesalahan struktur.
4 Banyak ucapan tanggapan benar, tetapi banyak kesalahan struktur. 5 Ucapan tanggapan benar, hanya ada sedikit sebagian besar kesalahan dalam
struktur. 6 Semua ucapan tanggapan benar.
Dari beberapa teknik penilaian di atas, peneliti memilih kriteria penilaian dari Dinsel Reimann. Hal ini berdasarkan 1 penilaian ZIDS dianggap mudah
digunakan untuk menilai keterampilan berbicara peserta didik, mengingat
43
keterbatasan dalam penilaian; 2 penilaian ZIDS sesuai dengan kriteria dalam silabus sekolah menengah atas; 3 penilaian ZIDS mencakup empat kriteria yang
diharapkan untuk meningkatakan prestasi belajar keterampilan berbicara bahasa Jerman peserta didik, antara lain Ausdruckfähigkeit, Aufgabenbewältigung,
Formale Richtigkeit, dan Aussprache und Intonation. Dengan demikian, pemilihan
penilaian ZIDS merupakan penilaian yang cocok untuk menilai prestasi belajar keterampilan berbicara bahasa Jerman kelas XI IPA 1 SMA N 1 Sedayu Bantul.
Pemillihaan penilaian di atas dapat menjadi pilihan untuk menilai kemampuan berbicara menggunakan kartu domino.
Penilaian yang dilakukan oleh pendidik dan penilai 2 pada saat dilakukan evaluasi pra siklus, siklus I dan siklus II, menggunakan penilaian yang sesuai
kriteria dalam ujian ZIDS. Kemampuan peserta didik yang dinilai adalah 1 kemampuan peserta didik dalam mengungkapkan gaya bahasa, 2 keaktifan dan
pemahaman peserta didik dalam memahami suatu materi, 3 struktur gramatik bahasa Jerman, dan 4 pelafalan intonasi. Cara penilaiannya pendidik mengamati
peserta didik pada saat peserta didik berbicara menggunakan keterampilan bahasa Jerman. Pendidik mengamati bagaimana cara peserta didik melafalkan kalimat
dalam bahasa Jerman dengan menggunakan intonasi yang baik, bagaimana pemahaman peserta didik pada materi yang disampaikan oleh pendidik, serta
pengamatan pada struktur dan gramatik peserta didik selama peserta didik maju di depan kelas untuk berbicara menggunakan bahasa Jerman. Setelah peserta didik
selesai dievaluasi oleh pendidik, pendidik mengkoreksi kesalahan yang dilakukan
44
oleh peserta didik, hal ini bertujuan agar peserta didik tidak mengulangi kesalahan dalam pelafalan pada saat berbicara bahasa Jerman.
6. Hakekat Sikap Positif