21
Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan suatu gagasan secara
lisan dan seseorang harus dapat berkomunikasi yang baik agar orang mudah untuk menerima informasi. Keterampilan berbicara menggunakan kata atau kalimat yang
tepat dalam berkomunikasi sesuai gagasan penutur dengan lancar.
3. Hakekat Media Pembelajaran
Dalam bahasa asing pemilihan dan penggunaan media yang tepat sangatlah penting untuk mencapai keberhasilan pendidik dalam mengajar maupun belajar
bagi para peserta didik. Pemilihan media pembelajaran yang tepat akan membuat peserta didik dapat belajar secara efektif sehingga diharapkan tujuan pendidikan
dapat tercapai. Tujuan pendidikan disini yang dimaksud adalah mengantarkan peserta didik menuju pada perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun
sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut peserta didik berinteraksi dengan lingkungan belajar yang
diatur oleh pendidik melalui proses pengajaran. Penggunaan media juga sangat membantu aktivitas proses belajar mengajar di kelas, terutama peningkatan prestasi
belajar peserta didik. Dengan demikian, media dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan seorang
pendidik dalam menerapkan srategi pembelajaran sangat tergantung oleh cara pendidik dalam menggunakan media pembelajaran. Di dalam pembelajaran bahasa
Jerman, penggunaan berbagai macam media dapat digunakan seorang pendidik untuk menarik minat belajar peserta didik.
22
Menurut Sudjana dan Rivai 2011: 2-4 media merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan
pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Media juga sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk
menyampaikan atau menyebarkan ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.
Pernyataan ini berarti media memegang peranan yang penting dalam berlangsungnya proses belajar mengajar, dan juga
digunakan pendidik agar dapat menyampaikan materi melalui gagasan maupun ide yang dikemukakan kepada peserta didik dengan mudah.
Media menurut Danim 2008: 7 merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi
dengan siswa atau peserta didik. Pernyataan ini berarti bahwa media merupakan penunjang pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas, sehingga dapat
dijadikan alat bantu pendidik dalam menerangkan pelajaran kepada peserta didik. Media juga dapat dijadikan mediator antara pendidik dengan peserta didik,
melalui media, proses belajar mengajar akan tercipta lebih menarik dan dapat memotivasi peserta didik untuk belajar di dalam kelas. Pendidik pun harus bisa
menciptakan dan menata kondisi dan lingkungan peserta didik yang kurang kondusif dengan menggunakan perantara media tersebut. Hamalik dalam Rivai,
2011: 15 mengemukakan penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
penyampaian pesan dan isi pembelajaran pada saat itu. Hal ini berarti dengan
23
adanya bantuan media pembelajaran yang sebagai mediator antara pendidik dan peserta didik, diharapkan tujuan pengajaran dapat tercapai secara maksimal.
Fathoni, dkk 2011: 162 menyebutkan ada 5 macam media pembelajaran, di antaranya yaitu: 1 media Visual yaitu media yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan indra penglihatan; 2 media Audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif hanya dapat didengar yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan para peserta didik untuk mempelajari bahan ajar; 3 media Audio-Visual merupakan kombinasi audio dan visual, atau biasa disebut
media pandang-dengar; 4 kelompok Media Penyaji, Tosti Ball dalam Fathoni, dkk, 2011: 162 mengelompokkan media penyaji ke dalam tujuh kelompok, yaitu:
1 kelompok pertama: grafis, bahan cetak, dan gambar diam; 2 kelompok kedua: media proyeksi diam; 3 kelompok ketiga: media audio; 4 kelompok keempat:
media audio visual; 5 kelompok kelima: media gambar hidupfilm; 6 kelompok keenam: media televisi; dan 7 kelompok ketujuh: multimedia; 8 media Objek
dan media Interaktif. Media Objek merupakan media tiga dimensi yang menyampaikan informasi tidak dalam bentuk penyajian, melainkan melalui ciri
fisiknya sendiri, seperti ukuran, bentuk, berat, susunan, warna, fungsi dan sebagainya. Media Interaktif memiliki karakteristik yaitu peserta didik tidak hanya
memperhatikan media atau objek saja tetapi dituntut untuk berinteraksi selama mengikuti pembelajaran.
Menurut Mudhofir dalam Darmawan, 2011: 128 ada empat pola pembelajaran pendidik di dalam kelas, di antaranya adalah: 1 pola pembelajaran
pendidik dengan peserta didik tanpa menggunakan alat bantubahan pembelajaran
24
dalam bentuk alat peraga, 2 pola pendidik dengan dibantu dengan alat bantu, 3 pola pendidik dengan dibantu media bersama peserta didik. Pola pembelajaran ini
sudah mempertimbangkan keterbatasan pendidik, yang tidak mungkin menjadi satu-satunya sumber belajar. Pendidik dapat memanfaatkan berbagai media
pembelajaran sebagai sumber belajar yang dapat menggantikan pendidik dalam pembelajaran, 4 pola media dengan peserta didik atau pola pembelajaran jarak
jauh menggunakan media atau bahan pembelajaran yang disiapkan. Dilihat dari berbagai pola pendidik dalam proses pembelajaran di kelas, media memegang
peranan penting sebagai sumber belajar dan dapat membantu pendidik dalam melaksanakan kegiatan mengajarnya di dalam kelas.
Adapun berbagai manfaat menggunakan media dalam aktivitas belajar mengajar di kelas menurut Miarso dalam Danim, 2008: 10-12: 1 media dapat
membuat pendidikan lebih produktif dan dapat menaikkan „rate„ belajar peserta didik. Dalam hal ini media dapat memungkinkan pendidik untuk memanfaatkan
waktu secara efektif dan efesien sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai; 2 media menunjang pengajaran individual atau dengan kata lain memungkinkan
penerapan individualisasi dalam kegiatan pengajaran. Media dapat dimanfaatkan melalui berbagai cara dalam rangka proses belajar mengajar, salah satunya
memungkinkan peserta didik untuk dapat menemukan arah diri menurut kemampuan yang ia miliki; 3 m
edia dapat membuat pengajaran lebih „powerful’. Kontak komunikasi antar individu yang ditunjang oleh teknologi dan media dapat
memberi nilai tambah added values dan kemampuan komunikasi tertentu; 4 m
edia dapat membuat kegiatan belajar mengajar lebih „immediate’. Melalui media
25
kurikulum dapat digarap secara dinamis, pengetahuan dan realitas mudah didapat, demikian juga pemahaman terhadap berbagai materi pelajaran.
Arsyad 2002: 2 juga memaparkan adapun manfaat media pengajaran dalam proses belajar mengajar peserta didik di antaranya yaitu: 1 pengajaran akan
lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; 2 bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh para peserta didik, dan memungkinkan peserta didik menguasai tujuan pengajaran lebih baik; 3 metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak
semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata pendidik, sehingga peserta didik tidak bosan dan pendidik tidak kehabisan tenaga, terlebih bila
pendidik mengajar untuk setiap jam pelajaran; 4 peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian pendidik,
tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemostrasikan dan lain-lain.
Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan pendidik untuk melancarkan
pendidik dalam hal mengajar dan menyampaikan gagasan atau suatu materi kepada peserta didik. Kedudukan media pengajaran di dalam kelas menjadi hal terpenting
dan salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi peserta didik dengan lingkungan belajarnya. Dalam hal ini media berperan sebagai alat bantu pendidik
untuk melancarkan pendidik dalam hal mengajar di dalam kelas. Proses belajar mengajar peserta didik akan mengalami perbedaan apabila pendidik menggunakan
26
media pada saat pendidik mengajar di kelas. Penggunaan media sangat dianjurkan untuk digunakan pendidik agar dapat mempertinggi kualitas pengajaran.
Media pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan pendidik memegang peranan penting, karena melalui
media pembelajaran pendidik dapat menyampaikan maksud materi yang diberikan kepada peserta didik. Media pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik
yaitu dengan menggunakan kartu domino. Adapun fungsi dari media pembelajaran ini di antaranya yaitu 1 untuk menghindari hambatan pendidik dalam proses
kegiatan belajar mengajar. Hambatan yang dimaksud adalah pada saat pendidik menerangkan materi pembelajaran, pendidik tidak dapat menyampaikan materi
dengan baik karena tidak tersedia media yang menunjang pendidik. Hal ini dapat diatasi dengan mempergunakan media pembelajaran yang inovatif melalui tindakan
dalam penelitian tindakan kelas; 2 membangkitkan minat serta keaktifan peserta didik di dalam kelas. Melalui penggunaan media pembelajaran peserta didik, dapat
diajak untuk dapat berperan aktif di dalam kelas. Dalam hal ini peserta didik dipancing pendidik untuk menjawab pertanyaan yang diberikan pendidik sesuai
dengan materi yang diberikan oleh pendidik, selain itu keaktifan peserta didik juga dapat diimplementasikan melalui penggunaan media pembelajaran yang inovatif,
peserta didik diajak secara langsung untuk melakukan media tersebut, dan hal ini dapat membuat peserta didik menjadi semangat dalam mengikuti proses kegiatan
belajar mengajar; 3 dapat menarik perhatian peserta didik. Melalui penerapan media pembelajaran, peserta didik memiliki rasa ingin tahu yang lebih besar untuk
mempelajari materi yang diajarkan oleh pendidik.
27
Media pembelajaran dapat digunakan pada awal pembelajaran, selama proses pembelajaran berlangsung, ataupun pada akhir pembelajaran. Pada awal
pembelajaran pendidik dapat mempergunakan media pembelajaran untuk mereview materi pembelajaran pada minggu lalu, misalnya saja pendidik bertanya kepada
seluruh peserta didik tentang materi minggu lalu, hal ini bertujuan untuk mengingatkan kembali materi pada materi minggu lalu, kemudian pendidik dapat
menilai seberapa paham peserta didik mengenai materi pada minggu lalu. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, media pembelajaran dapat membantu pendidik
untuk menyampaikan materi yang akan diterangkan. Kemudian pada akhir pembelajaran peneliti beserta pendidik dapat saling berkolaborasi untuk
memberikan evaluasi kepada peserta didik. Pendidik dapat meninjau sejauh mana peserta didik dapat memahami materi yang diberikan oleh pendidik.
Pada saat peneliti melakukan observasi di dalam kelas, terdapat berbagai macam variasi yang diterapkan oleh pendidik pada saat mengajar mata pelajaran
bahasa Jerman ini. Variasi-variasi tindakan menggunakan kartu domino di antaranya yaitu:
a. Pada saat menggunakan kartu domino pada siklus pertama tindakan pertama, peserta didik dibagi menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari
4-5 peserta didik. Pendidik terlebih dahulu membagikan kartu domino kepada semua peserta didik, kemudian peserta didik diberikan kesempatan untuk
berdiskusi. Peserta didik ditunjuk oleh pendidik maju ke depan kelas untuk menempelkan kartu domino, kemudian berbicara menggunakan bahasa Jerman.
Setelah itu peserta didik tersebut menunjuk peserta didik dari kelompok lain dan
28
bergantian melakukan kegiatan yang sama dengan peserta didik yang sudah maju.
b. Pada siklus pertama tindakan kedua, peserta didik dibagi menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik. Variasi tindakan yang
dilakukan adalah pendidik mengundi kelompok yang akan maju untuk berbicara menggunakan bahasa Jerman. Kelompok yang terpilih maju ke depan kelas,
kemudian pendidik meminta salah satu peserta didik untuk mengocok kartu domino. Setelah kartu domino tersebut selesai dikocok, pendidik meminta untuk
peserta didik yang mengocok tadi mengambil 2 kartu domino secara acak, kemudian membagikan 2 kartu domino kepada masing-masing peserta didik.
Pendidik meminta peserta didik untuk saling berhompimpa, tujuannya untuk menentukan peserta didik yang pertama kali bermain menggunakan kartu
domino. Pendidik memberikan umpan ke papan tulis yang bertuliskan “Sprechen Sie bitte”, peserta didik yang mendapatkan giliran pertama
menempelkan kartu domino ke papan tulis kemudian berbicara menggunakan bahasa Jerman. Begitupun peserta didik yang lain juga melakukan hal yang
sama. Setelah semua peserta didik sudah menghabiskan kartu domino yang pertama, peserta didik yang bermain pada giliran pertama kembali berbicara
menggunakan kartu domino yang kedua. Permainan berakhir jika kartu pada kelompok tersebut habis.
c. Pada siklus pertama tindakan ketiga, peserta didik dibagi menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik. Variasi yang dilakukan
oleh pendidik dan peneliti adalah pendidik meminta perwakilan dari masing-
29
masing kelompok maju mengambil 4 kartu domino secara acak. Kemudian masing-masing perwakilan tersebut kembali ke kelompok masing-masing untuk
saling berdiskusi menyusun dan mengungkapkan kalimat menggunakan kartu domino tersebut. Pendidik kemudian menunjuk kelompok yang maju, dan
melakukan tanya jawab menggunakan kartu domino. Pada awalnya peserta didik tersebut melakukan dialog terlebih dahulu, kemudian setelah selesai
berdialog peserta didik tersebut menempelkan kartu domino di papan tulis. d. Pada siklus kedua tindakan pertama, peserta didik dibagi menjadi 8 kelompok,
masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik. Setiap kelompok diberikan kartu domino secara acak oleh pendidik, kemudian pendidik meminta
peserta didik untuk saling berdiskusi untuk menyusun serta berbicara menggunakan kartu domino. Kemudian peserta didik diminta untuk saling
berlomba ke depan kelas menyusun kartu domino tersebut di depan kelas. Peserta didik yang sudah maju tersebut diminta untuk menyusun dan berbicara
menggunakan bantuan kartu domino tersebut, kemudian bergantian peserta didik yang lain maju melakukan hal yang sama seperti peserta didik yang telah
maju tersebut hingga seluruh peserta didik pada masing-masing kelompok maju. Kelompok yang menyusun kartu domino dengan tepat serta berbicara
menggunakan bahasa Jerman dengan pelafalan serta intonasi yang benar akan mendapatkan reward dari pendidik.
e. Pada siklus kedua tindakan kedua, peserta didik dibagi menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik. Pendidik membagikan
kartu domino pada seluruh peserta didik. Kemudian pendidik meminta
30
berdiskusi selama 15 menit. Setelah itu pendidik meminta salah satu kelompok maju. Kelompok tersebut diminta untuk menyusun kartu domino di papan tulis,
kemudian berdialog dengan peserta didik yang lain dengan menggunakan kata bantu yang terdapat pada kartu domino tersebut. Kelompok lain melakukan hal
yang sama seperti kelompok yang telah maju tersebut, dan permainan berakhir jika seluruh peserta didik telah maju.
f. Pada siklus kedua tindakan ketiga, peserta didik dibagi menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik. Variasi yang diberikan
adalah pendidik memberikan kertas fotocopian yang berisi soal yang bersumber dari buku Kontakte Deutsch 1 Ü11 halaman 140. Pendidik meminta peserta
didik untuk mengerjakan soal tersebut kemudian membahas soal tersebut menggunakan kartu domino. Kemudian pendidik meminta setiap perwakilan
kelompok maju ke meja pendidik untuk mencari dan mengambil kartu domino ketika akan menjawab soal tersebut. Peserta didik menempelkan kartu domino
tersebut di papan tulis lalu menunjuk salah satu peserta didik untuk menemani peserta didik berdialog bersama dengan peserta didik yang maju. Kemudian
setelah selesai, pendidik meminta peserta didik yang telah maju tersebut menunjuk teman yang masih satu kelompok untuk maju dan menerapkan cara
yang sama dengan peserta didik yang sudah maju.
4. Kartu Domino