120
7 Fasilitas di dalam kelas dalam pembelajaran bahasa Jerman kurang memadai.
Berikut adalah kutipan yang diungkapkan oleh peserta didik. “Kurang, kurang memadai, ya kurang banyaklah fasilitasnya.“
“Kurang bangeett..“ ”Kurang banget deh kayaknya kalau fasilitasnya, soalnya LCD aja
masih nggak terpasang, trus cara pembelajarannya juga masih kurang menarik.“
8 Pendidik jarang melatihkan keterampilan bahasa Jerman pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Berikut adalah kutipan yang diungkapkan oleh peserta didik.
“Jarang, jarang banget.“ “Seringnya sih cuma mbaca sama nulis doang.”
9 Sikap positif peserta didik pada saat pembelajaran bahasa Jerman dirasa
sangat kurang, seperti kurang jujur, disiplin dan bertanggungjawab. Berikut adalah kutipan yang diungkapkan oleh peserta didik.
Peneliti :
“Apakah kamu disiplin saat guru sedang menerangkan pembelajaran bahasa Jerman di kelas?“
Peserta Didik : “Ya, kadang-kadang enggak, namanya juga siswa
ya, males, terus sering bosen. “
Peneliti :
“Oh ya, terus apakah kamu memiliki rasa tanggung jawab ketika guru memberikan tugas bahasa Jerman
kepada kamu? “
Peserta Didik : “Kalau saya sih tanggung jawabnya kurang ya, soalnya
ya itu, tadi saya orangnya malas. PR-PR sering dibikin di kelas, nyontek temen.
“
c. Data Angket
Pemberian angket kepada peserta didik sebanyak tiga kali, yaitu sebelum diberikan tindakan, setelah siklus I dan setelah siklus II. Angket yang disebarkan
kepada peserta didik merupakan jenis angket yang terbuka. Tujuan diberikan angket terbuka ini adalah agar tidak membatasi diri peserta didik untuk
mengungkapkan pendapatnya, sehingga berdasarkan angket tersebut dapat
121
teridentifikasi permasalahan atau hambatan peserta didik selama mengikuti pembelajaran bahasa Jerman. Angket pertama merupakan angket pra tindakan
diberikan kepada seluruh peserta didik kelas XI IPA 1 hari Kamis, tanggal 7 Agustus 2014 pukul 11.15 WIB. Dari seluruh jumlah peserta didik yang ada, tidak
satupun peserta didik yang tidak hadir. Sebanyak 32 lembar angket diberikan langsung oleh seluruh peserta didik kelas XI IPA 1 SMA Negeri Sedayu Bantul.
Berikut adalah hasil uraian dari angket. 1
Sebanyak 32 atau 100 peserta didik menyatakan belum pernah atau tidak pernah diajar menggunakan kartu domino. Peserta didik menyatakan masih
menggunakan media gambar, komputer, LKS, serta pendidik menggunakan media yang sudah tersedia di dalam kelas, seperti papan tulis. Berikut adalah
salah satu kutipan angket peserta didik. “Karena guru baru menggunakan media yang ada di kelas, seperti
buku panduan LKS.“ 2
Sebanyak 32 atau 100 peserta didik masih merasa memiliki hambatan untuk mempelajari bahasa Jerman, seperti 1 kurangnya pembendaharaan kosakata
yang dikuasai, 2 pengucapan bahasa Jerman yang dirasa sulit, 3 kesulitan untuk menerjemahkan bahasa Jerman ke bahasa Indonesia maupun sebaliknya.
Berikut adalah salah satu kutipan angket peserta didik. “Hambatan dalam menerjemahkan dan pengucapannya masih susah.“
3 Pendapat peserta didik mengenai pembelajaran bahasa Jerman bervariasi,
terdapat pendapat postif maupun negatif. Sebanyak 14 atau 43,75 peserta didik berpendapat positif, namun terdapat 18 atau 56,25 peserta didik
berpendapat negatif mengenai pengajaran pembelajaran bahasa Jerman di
122
kelas. Pendapat yang positif di antaranya seperti 1 dengan mempelajari bahasa Jerman, peserta didik dapat memperoleh ilmu yang baru serta wawasan
berbahasa asing, 2 pembelajaran bahasa Jerman yang disampaikan pendidik sudah cukup menyenangkan, 3 pembelajaran bahasa Jerman menarik, karena
peserta didik dapat mempelajari bahasa asing yang lain selain bahasa Inggris. Namun terdapat peserta didik yang berpendapat negatif, antara lain 1
pembelajaran bahasa Jerman kurang menarik dan cenderung membosankan, 2 pembelajaran bahasa Jerman dirasa membingungkan peserta didik, 3
peserta didik beranggapan pembelajaran bahasa Jerman masih kurang atau belum maksimal, 4 Pendidik jarang melatih keterampilan bahasa Jerman.
Berikut adalah salah satu kutipan angket peserta didik. “Kurang bagus, karena jarang dilatih oleh guru saya.“
4 Sebanyak 32 atau 100 peserta didik masih merasa kesulitan dalam
mempelajari keterampilan berbicara bahasa Jerman. Kesulitan yang dialami peserta didik antara lain 1 peserta didik masih kesulitan untuk mengucapkan
atau melafalkan kata atau kalimat dalam bahasa Jerman, dikarenakan banyak kata atau kalimat yang dibaca berbeda dengan tulisannya, 2 peserta didik
masih terkendala dengan penulisan serta cara membaca kata ataupun kalimat dalam bahasa Jerman, 3 peserta didik masih belum menguasai kosakata
bahasa Jerman sehingga peserta didik kesulitan untuk mengungkapkan pendapat dalam bahasa Jerman, 4 pendidik dirasa tidak begitu jelas dalam
menyampaikan materi, sehingga belum bisa memahami materi secara optimal. Berikut adalah salah satu kutipan angket peserta didik.
123
“Pengucapan yang sering salah, karena dalam bahasa Jerman setiap huruf bisa dibaca be
da.“ Berdasarkan hasil angket terbuka pra penelitian peserta didik di atas, dapat
disimpulkan bahwa peserta didik belum mengetahui maupun belum pernah diajarkan menggunakan kartu domino dalam pembelajaran bahasa Jerman. Media yang biasa
digunakan oleh pendidik dalam menerangkan materi bahasa Jerman adalah media gambar, komputer, LKS, serta pendidik menggunakan media yang sudah tersedia di
dalam kelas, seperti media papan tulis. Hambatan yang dihadapi dalam proses pembelajaran bahasa Jerman ialah kurangnya pembendaharaan kosakata yang
dikuasai, pengucapan bahasa Jerman yang dirasa sulit, kesulitan untuk menerjemahkan bahasa Jerman ke bahasa Indonesia maupun sebaliknya, serta
peserta didik merasa kesulitan untuk memahami suatu materi bila belum mengerti arti kata bahasa Jerman. Pembelajaran bahasa Jerman yang berlangsung selama ini,
dianggap oleh peserta didik cukup menyenangkan dan menarik menurut peserta didik. Namun terdapat pula peserta didik yang merasa pembelajaran yang
berlangsung selama ini kurang menarik dan cenderung membosankan. Kesulitan yang dialami peserta didik dalam mempelajari keterampilan berbicara, antara lain 1
peserta didik masih kesulitan untuk mengucapkan atau melafalkan kata atau kalimat dalam bahasa Jerman, dikarenakan banyak kata atau kalimat yang dibaca berbeda
dengan tulisannya, 2 peserta didik masih terkendala dengan penulisan serta cara membaca kata ataupun kalimat dalam bahasa Jerman, 3 peserta didik masih belum
menguasai kosakata bahasa Jerman sehingga peserta didik kesulitan untuk mengungkapkan pendapat dalam bahasa Jerman, 4 pendidik dirasa tidak begitu
jelas dalam menyampaikan materi, sehingga peserta didik belum bisa memahami
124
materi secara optimal. Berdasarkan berbagai permasalahan tersebut, peneliti mengupayakan untuk dapat meningkatkan prestasi belajar keterampilan berbicara
peserta didik kelas XI IPA 1 agar dapat menjadi semakin baik khususnya dalam pembelajaran bahasa Jerman.
2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan