11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoretik
1. Hakekat Pembelajaran Bahasa Asing
Menurut Hornby 2006: 88 disebutkan, “Language is system of
communication in speech and written that is used by people of particular country or area.“ Dalam hal ini, berarti bahasa adalah komunikasi secara lisan dan tertulis
yang digunakan terutama oleh orang-orang dalam suatu negara atau area. Menurut Brown 2000: 5
“Language is a system of arbitrary conventionalized vocal, writter or gestural symbol that enable members of a given community to
communicate intelligibly with one another.” Bahasa adalah sebuah sistem vokal, tertulis atau simbol gerak yang memungkinkan anggota masyarakat tertentu untuk
memahami komunikasi antara satu dengan yang lainnya. Lalu Bauer 1997:13 berpendapa
t bahwa “Sprache ist ein Mittel menschlichen Handels miteinander zum Zwecke V
ermittlung der Kommunikation.” Pendapat ini berarti bahwa bahasa merupakan sebuah alat yang disepakati
masyarakat satu sama lainnya yang bertujuan sebagai sarana komunikasi. Kemudian dari berbagai pengertian tentang bahasa yang telah disebutkan, dapat
disimpulkan bahwa bahasa merupakan suatu lambang atau simbol komunikasi yang dapat berbentuk lisan maupun tulisan yang digunakan oleh manusia sebagai
sarana komunikasi satu dengan yang lainnya. Bahasa memegang peranan penting untuk kehidupan kita. Untuk dapat berkomunikasi kita memerlukan bahasa, tanpa
12
adanya bahasa kita akan kesulitan untuk berkomunikasi, dan akan berdampak sulit untuk dapat menerima informasi pada era global ini. Dengan berkomunikasi dan
menggunakan bahasa yang baik dan teratur, akan membuat orang mengerti apa yang kita maksud, sehingga kita mudah menyampaikan berbagai informasi dengan
orang lain. Pengajaran bahasa dirasa penting diajarkan pada para peserta didik di
sekolah untuk dapat mengenal bahasa yang mereka gunakan dengan baik. Proses pembelajaran dan pengajaran bahasa merupakan kegiatan yang tidak berlangsung
dalam waktu yang singkat tetapi memerlukan waktu yang lama. Terlebih lagi dalam pengajaran bahasa asing, kita memerlukan waktu yang lama untuk
memahami bahasa asing tersebut. Para peserta didik yang baru saja mendapat mata pelajaran bahasa asing, tidak langsung begitu saja memahami bahasa asing
tersebut, karena hal itu perlu dilatih dan membutuhkan waktu dan proses yang relatif lama.
Christ Hüllen 1989: 1 menyatakan bahwa “Sprache für den
Unterricht zu untersuchen, bedeutet sowohl die Sprache als Medium des Unterrichts wie auch die Sprache als Inhalt des Unterrichts.
” Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa bahasa dalam pembelajaran berarti meneliti baik sebagai
media maupun sebagai inti dari pembelajaran. Jadi, dalam hal ini bahasa sangat besar perananannya bagi peserta didik karena bahasa dalam pembelajaran ini
digunakan sebagai media secara lisan dan tertulis dan digunakan dalam proses belajar mengajar, dan hal ini sangat bermanfaat bagi para peserta didik. Bahasa
13
Jerman sendiri, merupakan bahasa asing yang saat ini telah berkembang di sekolah menengah atas dan dijadikan bahasa asing kedua setelah bahasa Inggris.
Menurut Leach Short 1981: 257 bahasa adalah sebuah sarana berkomunikasi dengan jalan seseorang menyampaikan pesan-pesan kepada orang
lain untuk tujuan yang berbeda, misalnya menginformasikan, memerintah, membujuk dan menghibur. Bahasa dalam hal ini berarti digunakan sebagai alat
komunikasi seseorang, kepada orang lain dengan tujuan memberikan berbagai informasi.
Gotze Pommerin 1989: 298 menjelaskan tentang bahasa Jerman sebagai bahasa asing, yaitu
“Deutsch als Fremdsprache als Unterrichtsfach an den Institutionen im In- und Ausland kann in allgemeinsprachliche und
fachsprachliche Kurse untergliedert werden.“ Pernyataan di atas berarti bahasa Jerman sebagai bahasa asing merupakan mata pelajaran yang diajarkan di institusi
baik di dalam maupun di luar negri yang dapat digolongkan sebagai pelajaran bahasa secara umum maupun khusus. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa asing
seperti bahasa Jerman merupakan bahasa asing yang memang diajarkan di sekolah dan dijadikan bahasa asing tambahan untuk dipelajari oleh peserta didik setelah
bahasa Inggris di sekolah. Dalam kenyataannya para peserta didik memerlukan tambahan bahasa asing agar memiliki informasi yang lebih luas, karena negara
Jerman selain terkenal dengan teknologinya yang canggih, negara Jerman juga terkenal dengan kemajuan pendidikannya di tingkat internasional.
Richards Schmidt 2002: 206 menyatakan sebagai berikut. ”Foreign language is a language which is not the native language of large
numbers of people in a particular country or region, is not used as a
14
medium of instruction in schools, and is not widely used as a medium of communication in government, media, etc. Foreign languages are typically
taught as school subjects for the purpose of communicating with foreigners or for reading pr
inted materials in the language.” Pernyataan tersebut berarti bahwa bahasa asing merupakan bahasa yang bukan
berasal dari bahasa asli dari kebanyakan orang di negara ataupun wilayah tertentu, bahasa asing tidak digunakan sebagai media pengajaran di sekolah dan tidak
digunakan sebagai media komunikasi di pemerintahan, media dan lain-lain. Bahasa asing biasanya diajarkan sebagai mata pelajaran di sekolah untuk tujuan
berkomunikasi dengan orang asing atau untuk bahan bacaan yang dicetak dalam lingkup kebahasaan.
Menurut Butzkamm 1988: 79 “Eine Fremdsprache lernt man nur dann
als Kommunikationsmedium benutzen, wenn sie ausdrücklich und genügend oft in dieser Funktion ausge
übt wird.” Kutipan tersebut berarti bahwa bahasa asing dipelajari seseorang hanya sebagai media komunikasi, jika bahasa tersebut cukup
jelas dan cukup sering dilaksanakan dalam fungsinya. Hal ini berarti bahwa bahasa asing yang dipelajari oleh pembelajar bahasa merupakan bahasa yang tidak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan hanya dipakai oleh pembelajar bahasa sebagai bahasa kedua yang digunakan untuk pembelajaran mata pelajaran suatu
bahasa asing di sekolah. Menurut Ghöring dalam Hardjono, 1988: 5 tujuan umum pengajaran
bahasa asing adalah agar para peserta didik memiliki komunikasi yang timbal balik antara kebudayaaan cross culture communication dan saling memiliki pengertian
antar bangsa cross culture understanding. Hal ini berarti dengan peserta didik
15
mempelajari bahasa asing, peserta didik harus dapat mengerti tentang kultur budaya suatu negara.
Menurut Erdmenger 2000: 20 “The foreign language is the medium of
communicative exchange; it carries information and allows reactions in a communicative context”. Artinya bahasa asing adalah media pertukaran komunikasi
yang menyediakan informasi dan mempermudah berbagai reaksi dalam konteks komunikatif
. Hal ini berarti, bahasa asing dijadikan alat untuk saling menukar
informasi yang nantinya informasi tersebut akan mempermudah peserta didik dalam berkomunikasi dan juga menambah pengetahuan. Dari pernyataan-
pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa asing merupakan bahasa yang belum dikenal sebelumnya oleh peserta didik, bahasa asing juga bukan bahasa
asli atau bahasa pertama yang dipelajari oleh peserta didik. Bahasa asing biasanya diajarkan sebagai mata pelajaran di sekolah untuk tujuan berkomunikasi dengan
orang asing atau untuk bahan bacaan yang dicetak dalam lingkup kebahasaan serta bahasa asing dijadikan alat untuk berkomunikasi yang nantinya peserta didik akan
mendapatkan informasi dari proses tersebut. Dalam pembelajaran bahasa seseorang harus dituntut untuk dapat
menguasai lebih dari satu bahasa, karena hal ini akan menjadi bekal demi keberhasilan bagi seseorang di berbagai bidang. Begitu pula untuk peserta didik,
apabila peserta didik mempelajari bahasa asing lebih dari satu bahasa dengan baik, diharapkan peserta didik dapat bertukar informasi dan lebih mudah mencerna
informasi dengan baik. Ada terdapat banyak bahasa asing yang saat ini telah
16
berkembang di sekolah, di antaranya adalah bahasa Inggris, bahasa Jerman, bahasa Prancis, bahasa Arab, bahasa Mandarin, bahasa Korea dan bahasa Jepang.
Salah satu bahasa asing yang saat ini telah dipelajari di SMA di antaranya adalah bahasa Jerman. Bahasa Jerman yang diajarkan di tingkat SMA ini
merupakan tuntutan dari masyarakat agar para peserta didik tidak ketinggalan dalam menyerap informasi dari luar negri khususnya dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Lantermann 2003: 16, yang menyatakan
“Deutsch ist die Muttersprache von über 100 Millionen Menschen. Etwa jedes zehnte Buch, das Weltzeit erscheint, ist in der
deutscher Sprache geschrieben.“ Kutipan tersebut dapat diartikan, bahasa Jerman adalah bahasa ibu bagi 100 juta orang, bahkan sekitar setiap satu dari sepuluh buku
yang dterbitkan di Eropa banyak ditulis menggunakan bahasa Jerman. Pernyataan tersebut berarti bahasa Jerman merupakan bahasa yang paling sering digunakan
oleh orang Eropa sebagai acuan dasar berbagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan.
Pembelajaran bahasa asing bagi peserta didik hendaknya disertai pula dengan berbagai media, metode, ataupun teknik, agar para peserta didik lebih
termotivasi untuk mempelajari bahasa asing. Saat ini telah banyak bahasa asing yang berkembang di sekolah, di antaranya bahasa Inggris, Jerman, Prancis, Arab,
Cina, dan lain-lain. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa asing merupakan proses pembelajaran bahasa lain selain bahasa yang
dimiliki sendiri, yang perlu dikuasai oleh peserta didik dengan tujuan peserta didik dapat mempergunakannya secara lisan maupun tertulis, yang nantinya dapat
17
dipergunakan oleh peserta didik sebagai alat komunikasi. Pembelajaran bahasa perlu dikuasai oleh peserta didik dengan tujuan peserta didik dapat
mempergunakannya secara lisan maupun tertulis. Bahasa asing juga dapat dipergunakan oleh peserta didik sebagai alat untuk berkomunikasi sehari-hari.
Dengan mempelajari salah satu bahasa asing, diharapkan peserta didik dapat dengan mudah memperoleh informasi mengenai ilmu pengetahuan serta teknologi
yang saat ini sedang berkembang.
2. Hakekat Keterampilan Berbicara