Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen dan

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Eksperimen Kontrol Chi-Square df Asymp. Sig. 8,82 13 ,79 9,76 11 ,55 Hasil uji normalitas dengan analisis Chi-Square pada taraf signifikansi = 0,05 menunjukkan data skor hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal, hal ini didapat dengan membandingkan nilai signifikansi hasil perhitungan dengan yang telah ditetapkan. Nilai signifikansi skor kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada kedua kelas tersebut eksperimen = 0,79 dan kontrol = 0,55 lebih besar dari pada taraf signifikansi = 0,05. Data hasil perhitungan homogenitas kedua kelas disajikan sebagai berikut. Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol Levene’s Test for Equality of Variances F Sig. Skor Equal variances assumed 2,05 0,16 Equal variances not assumed Hasil uji homogenitas pada taraf signifikansi = 0,05 menunjukkan data skor hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen, hal ini didapat dengan membandingkan nilai signifikansi yang tertera pada hasil pengujian homogenitas tersebut signifikansi p = 0,16 lebih besar dari pada taraf signifikansi = 0,05.

C. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis diperoleh bahwa kedua sampel penelitian berdistribusi normal dan homogen, maka selanjutnya dilakukan pengujian kesamaan dua rata-rata. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran learning cycle 5e lebih tinggi dibandingkan rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut: H : μ E μ K H 1 : μ E μ K Keterangan: μ E : Rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran learning cycle 5e μ K : Rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional. Data hasil perhitungan kesamaan dua rata-rata disajikan pada tabel berikut. Tabel 4.7 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Kelas Ekperimen dan Kontrol t-test for Equality of Means t df Sig. 2-tailed 2,69 66,00 0,01 Hasil uji kesamaan rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk kemampuan berpikir kritis matematis menunjukkan penolakan H . Hal ini dapat diidentifikasi dari nilai sig. 2-tailed = 0,01 sehingga didapat signifikansi perhitungan sig. 1-tailed=0,005 yang bernilai kurang dari taraf signifikansi = 0,05. Setelah uji hipotesis dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ditolak, sedangkan diterima. menyatakan bahwa rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran learning cycle 5e lebih tinggi dari pada rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada penelitian ini diketahui bahwa perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang menunjukan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle 5e lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hal tersebut terjadi karena model pembelajaran learning cycle 5e merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, melatih siswa mengkonstruksi konsep secara mandiri melalui LKS yang diberikan, dan melalui tahapan-tahapan learning cycle 5e siswa dapat melatih kemampuan berpikir kritisnya karena proses pembelajaran tidak lagi didominasi oleh peran guru. Peran guru tidak lagi menjadi pusat pada proses pembelajaran tetapi sebagai fasilitator yang membimbing proses pembelajaran di kelas. Sedangkan pada pembelajaran konvensional guru merupakan sumber dari proses pembelajaran. Siswa hanya pasif mendengarkan penjelasan guru sehingga kemampuan berpikir kritisnya tidak terlatih

1. Proses Pembelajaran di Kelas

Model pembelajaran learning cycle 5e ini terdiri dari 5 tahapan inti kegiatan pembelajaran yaitu engage, explore, explain, elaborate, dan evaluate. Dalam proses pembelajaran siswa diberikan Lembar Kerja Siswa LKS dan menyelesaikannya secara berkelompok. Sebelum melaksanakan kegiatan inti pembelajaran, guru membagi siswa menjadi 7 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 5 siswa, lalu membagikan LKS kepada masing masing kelompok. Setelah pembagian kelompok selesai, proses pembelajaran memasuki pada kegiatan inti pembelajaran. Pada tahap pertama, yaitu engage, guru membangkitkan minat dan keingintahuan siswa mengenai materi yang akan dipelajari, dengan cara guru membacakan ilustrasi yang ada pada LKS dan siswa berusaha untuk memahaminya. Ilustrasi tersebut merupakan permasalahan sehari hari yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, yang disertai pemberian pertanyaan untuk mengidentifikasi pengetahuan awal siswa. Apabila minat dan keingintahuan siswa sudah meningkat maka siswa akan lebih termotivasi dan

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran simplex basadur terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di kelas VII MTs Al ASIYAH Cibinong

1 18 166

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Pbm) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Di Smk Dharma Karya Jakarta

1 16 221

Pengaruh model pembelajaran learning cycle terhadap keterampilan berpikir kritis siswa

0 22 8

Pengaruh strategi pembelajaran aktif teknik question student have terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 11 Tangerang Selatan

0 4 240

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP

0 0 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA SMP: Penelitian Quasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII di Salah Satu SMP Negeri di Kabupaten Bandung Barat.

1 3 91

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL.

0 0 56

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP: Suatu Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII di Salah Satu SMP Negeri di Kabupaten Bandung.

1 3 51

PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROSES BERPIKIR REFLEKTIF TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA :Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa salah satu SMP Negeri di Sungailiat.

0 0 53

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

0 0 6