Proses Pembelajaran di Kelas

diberikan. Secara visual gambaran kegiatan siswa pada tahap explore dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.3 Kegiatan Diskusi Kelompok pada Tahap Explore Pada Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa siswa diberi kesempatan untuk mengkonstruksikan sendiri konsep yang sedang dipelajari. Melalui tahap ini memungkinkan siswa untuk menyampaikan gagasan-gagasan mereka, dan mereka juga akan saling membantu kesulitan yang dihadapi oleh teman kelompoknya. Tugas guru pada tahap ini adalah sebagai fasilitator yang memantau dan membantu siswa apabila ada yang mengalami kesulitan pada proses diskusi kelompok. Berikut merupakan hasil pekerjaan siswa pada tahap explore. Gambar 4.4 Hasil Eksplorasi Siswa dalam Mengkonstruksi Konsep Keliling Persegi Panjang dan Persegi Gambar 4.5 Hasil Eksplorasi Siswa dalam Mengkonstruksi Konsep Luas Persegi Panjang dan Persegi Gambar 4.4 dan Gambar 4.5 merupakan gambaran hasil siswa mengkonstruksi konsep matematika mengenai keliling dan luas persegi panjang dan persegi. Dalam mengkonstruksi konsep keliling dan luas persegi panjang dan persegi siswa diberikan permasalahn lanjutan dari ilustrasi sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan dari permasalahan tersebut dapat melatih kemampuan berpikir kritis matematis siswa saat menjawabnya. Hal tersebut terlihat dari pertanyaan yang meminta siswa menyatakan ide-ide mereka untuk mengetahui berapa meter jarak yang sudah ditempuh jasmin, dan mengetahui banyaknya petak persegi yang harus dibuat ibu Rita untuk menutupi tamannya yang berbentuk persegi panjang, yang kemudian hasil pemikiran tersebut akan mengantarkan siswa dalam menyimpulkan konsep keliling dan luas persegi panjang dan persegi. Melalui kegiatan ini siswa dapat saling berdiskusi, bertukar pendapat yang disertai dengan alasan-alasan yang logis yang dapat mendukung pendapat mereka tersebut dalam menyelesaikan masalah. Selanjutnya tahap yang ketiga explain, guru memilih salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok kepada siswa lain dan guru di depan kelas. Secara visual gambaran kegiatan siswa pada tahap explain dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.6 Presentasi Salah Satu Kelompok dan Respon dari Kelompok Lain Pada Gambar 4.6 terlihat salah satu kelompok sedang mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka kepada kelompok lain dan juga guru tentang konsep luas persegi panjang, dan kelompok lain mendengarkan secara kritis. Setelah siswa selesai mempresentasikan, salah satu kelompok yang tidak presentasi kemudian bertanya mengenai penjelasan siswa yang presentasi. Isi pertanyaan siswa: “Apakah harus selalu ukuran satuan persegi panjang yang diubah ke dalam ukuran satuan persegi? bagaimana jika ukuran petak persegi yang ubah ke dalam ukuran taman? Soalnya kita pakai cara yang beda sama yang di papan tulis, tapi hasilnya sama ”. Kemudian kelompok yang presentasi menjawab: “kalau kita berpikirnya pakai cara ini karena ukuran persegi panjangnya lebih besar dari persegi, jadi kita tidak tahu diperbolehkan atau tidak jika menggunakan cara yang berbeda ”. Pada saat seperti inilah peran guru sebagai penengah, dan memberikan klarifikasi penjelasan yang benar, bahwa sebenarnya boleh saja kalau ukuran satuan persegi yang diubah menjadi ukuran satuan persegi panjang karena akan menghasilkan jumlah petak persegi yang sama dengan apabila ukuran satuan persegi panjang yang diubah ke dalam ukuran satuan persegi. Kegiatan seperti ini akan membantu siswa dalam mengembangkan keberanian mengungkapkan pendapat dan alasan-alasan yang logis secara lisan. Pada tahap berikutnya, yaitu elaborate, guru memberikan permasalahan baru kepada siswa untuk mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari, ataupun mengembangkan konsep tersebut melalui soal-soal yang memenuhi indikator berpikir kritis. Secara visual gambaran kegiatan siswa pada tahap elaborate dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.7 Mengerjakan Soal-soal Aplikasi Soal Pak Anton memiliki kebun jagung berbentuk persegi panjang. Panjang kebun tersebut 2 kali lebarnya dan kelilingnya 48 m. Jika kebun Pak Anton menghasilkan 7 kg jagung untuk setiap 1 m 2 , maka beliau ingin mengetahui berapa kilogram jagung yang diperoleh Pak Anton untuk setiap kali panen. a. Tuliskan informasi yang diketahui dari soal tersebut dan apa yang ditanyakan b. Bagaimana cara kalian membantu pak Anton untuk mengetahui berapa kilogram jagung yang diperoleh Pak Anton untuk setiap kali panen Gambar 4.8 Hasil Jawaban Siswa pada Tahap Elaborate Gambar 4.8 menunjukkan bahwa siswa sudah bisa menuliskan informasi apa saja yang terdapat dalam permasalahan tersebut, kemudian merumuskan langkah- langkah penyelesaian untuk mengetahui berapa kilogram jagung yang diperoleh Pak Anton untuk setiap kali panen. Berdasarkan jawaban siswa tersebut berarti siswa sudah mampu mengaplikasikan konsep yang mereka miliki tentang luas persegi panjang untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Pada tahap terakhir yaitu evaluate, guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara individu, kemudian membahas soal tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang dipelajari sehingga siswa dapat mengetahui kekurangannya dalam proses pembelajaran. Secara visual gambaran kegiatan siswa pada tahap evaluate dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.9 Siswa Secara Individu Mengerjakan Soal Kuis Soal Kuis Di sebuah toko kue akan dibuat sebuah kue ulang tahun dengan permukaannya berbentuk persegi panjang dengan panjang 60 cm dan lebar 40 cm sesuai pesanan. Pada permukaannya terdapat ucapan “Happy Birthday” yang ditulis di dalam persegi panjang yang berukuran 40 cm x 10 cm. Kemudian si pembuat kue memikirkan hiasan apa yang akan ia buat untuk mengisi daerah permukaan kue yang tersisa. Akhirnya pembuat kue memutuskan akan memberikan hiasan 4 buah gula-gula berbentuk bunga mawar didalam 4 buah persegi berukuran 20 cm x 20 cm pada sisa permukaan kue tersebut. Periksalah apakah cukup luas daerah permukaan kue yang tersisa untuk membuat 4 buah hiasan bunga mawar tersebut dan apakah keputusan yang dibuat si pembuat kue sudah benar Pada soal kuis yang diberikan tersebut, siswa diminta untuk mengidentifikasi keputusan si pembuat kue, apakah benar atau salah, serta memberikan penjelasan yang sesuai dengan konsep matematika untuk mendukung keputusan tersebut. Hasil pekerjaan siswa ini menjadi tolak ukur bagi siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari dan sejauh mana siswa dapat menuliskan jawabannya dengan menggunakan penjelasan yang sesuai dengan konsep matematika dan lengkap. Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran learning cycle 5e melibatkan peran aktif siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu bahan ajar yang diberikan juga dapat mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis. Pada kelas kontrol dalam proses pembelajarannya guru menerapkan model pembelajaran konvensional yaitu model pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru matematika di sekolah tersebut. Kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada kelas kontrol belum berkembang dengan optimal. Pada proses pembelajaran siswa cenderung pasif karena siswa hanya memperoleh informasi berdasarkan penjelasan dari guru. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri atas tahap penyampaian materi oleh guru, memberikan contoh soal, melakukan tanya jawab, memberikan latihan soal, siswa mengerjakan latihan dan berdiskusi dengan teman sebangkunya, kemudian membahas jawaban soal latihan bersama-sama. Berdasarkan tahapan pembelajaran yang seperti itu, sehingga menyebabkan kurang adanya aktivitas berpikir siswa dalam proses penerimaan informasi atau konsep matematika yang dipelajari. Oleh karena itu siswa hanya menyelesaikan suatu permasalahan dengan pengetahuan yang disampaikan oleh gurunya saja, sehingga saat diberikan soal evaluasi, kebanyakan siswa mengerjakan soal kemampuan berpikir kritis seperti soal biasa pada umumnya. Kelas kontrol pada penelitian ini digunakan sebagai pembanding untuk melihat seberapa besar pengaruh penerapan madel pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Materi dan tes akhir yang diberikan kepada kelas kontrol sama dengan materi dan tes akhir yang diberikan kepada kelas eksperimen, bedanya pada model pembelajaran yang digunakan di kelas.

2. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Tes kemampuan berpikir kritis matematis ini diberikan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematis yang terdiri dari empat indikator yaitu memberikan alasan, mengidentifikasi suatu keputusan, memberikan penjelasan lebih lanjut, dan merumuskan langkah-langkah penyelesaian. Perbedaan jawaban siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk masing-masing indikator berpikir kritis matematis dapat dideskripsikan sebagai berikut.

a. Indikator pertama, yaitu memberikan alasan yang logis. Soal post test untuk

mengukur indikator tersebut terdiri atas dua soal, yaitu soal no 1 dan 6. Berikut ini merupakan soal dan jawaban siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.  Kelas Eksperimen Gambar 4.10 Jawaban Post test No 1 Kelas Eksperimen  Kelas Kontrol Gambar 4.11 Jawaban Post test No 1 Kelas Eksperimen Soal No 1: “Sebuah segitiga ABC merupakan segitiga sama kaki, dimana AB dan AC merupakan kaki-kakinya. Pada garis AB terdapat sebuah titik E dan pada garis AC terdapat sebuah titik D, sedemikian sehingga garis DE sejajar dengan garis BC. Berbentuk apakah bangun BCDE? Berikan alasan matematis untuk jawaban Anda ” Soal post test nomor 1 ini siswa ditugaskan untuk menggambar bangun datar dari masalah yang diberikan, kemudian menentukan bangun datar apa yang terbentuk serta memberikan alasan yang sesuai dengan konsep matematika. Secara keseluruhan gambar yang dibuat oleh siswa baik dari kelompok kontrol maupun eksperimen sudah benar, dan merekan pun sudah benar dalam menentukan jenis bangun datar tersebut. Namun siswa kelompok kontrol kurang lengkap dalam memberikan alasan, alasan yang diberikan hanya menyebutkan bahwa ada sepasang sisi yang sejajar tapi ia kurang memperhatikan bahwa bangun tersebut terbentuk dari segitiga sama kaki yang memiliki ukuran kaki-kaki yang sama panjang, sedangkan siswa kelompok eksperimen sudah tepat dan lengkap dalam memberikan alasan.  Kelas Eksperimen Gambar 4.12 Jawaban Post test No 6 Kelas Eksperimen Soal No 6: “Jika sebuah persegi dan persegi panjang memiliki ukuran keliling yang sama, manakah dari kedua bangun datar tersebut yang memiliki ukuran luas lebih besar? Berikan alasan matematisnya ”  Kelas Kontrol Gambar 4.13 Jawaban Post test No 6 Kelas Kontrol Soal post test no 6 ini siswa ditugaskan untuk menentukan luas mana yang besar antara persegi dan persegi panjang apabila diketahui bahwa keliling kedua bangun tersebut sama besar. Jawaban siswa kelas eksperimen rata-rata sudah benar mengatakan bahwa persegi memiliki luas yang lebih besar dibandingkan persegi panjang, serta memberikan alasan yang sesuai dengan konsep matematika berupa sebuah contoh yang dapat membuktikan jawaban tersebut. Bagitu juga dengan jawaban siswa dari kelas kontrol, rata- rata sudah benar tetapi alasan yang diberikan kurang tepat, ia hanya melihat dari sisi bentuk kedua bangun tersebut, tidak memperhatikan informasi bahwa keliling kedua bangun tersebut sama besar. Berdasarkan hasil jawaban siswa dari 2 pertanyaan tersebut, didapatkan persentase skor rata-rata indikator memberikan alasan, pada kelas eksperimen sebesar 70,59 dan kelas kontrol sebesar 65,44. Persentase skor siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

b. Indikator Kedua, yaitu mengidentifikasi suatu keputusan. Soal post test

untuk mengukur indikator tersebut terdiri atas dua soal, yaitu soal no 2 dan 5. Berikut ini merupakan soal dan jawaban siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran simplex basadur terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di kelas VII MTs Al ASIYAH Cibinong

1 18 166

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Pbm) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Di Smk Dharma Karya Jakarta

1 16 221

Pengaruh model pembelajaran learning cycle terhadap keterampilan berpikir kritis siswa

0 22 8

Pengaruh strategi pembelajaran aktif teknik question student have terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 11 Tangerang Selatan

0 4 240

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP

0 0 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA SMP: Penelitian Quasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII di Salah Satu SMP Negeri di Kabupaten Bandung Barat.

1 3 91

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL.

0 0 56

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP: Suatu Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII di Salah Satu SMP Negeri di Kabupaten Bandung.

1 3 51

PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROSES BERPIKIR REFLEKTIF TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA :Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa salah satu SMP Negeri di Sungailiat.

0 0 53

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

0 0 6