Uji Validitas Tingkat Kesukaran

Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal adalah sebagai berikut: 10 , dengan dan Keterangan: D = Indeks daya pembeda = Rata-rata kelompok atas = Rata-rata kelompok bawah = Jumlah skor kelompok atas = Jumlah skor kelompok bawah = Skor maksimum = Jumlah peserta tes kelompok atas = Jumlah peserta kelompok bawah Perhitungan daya beda soal diinterpretasikan menggunakan kriteria daya beda butir soal sebagai berikut: 11 Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda Daya Beda Keterangan D 0,00 Sangat Jelek 0,00 D 0,20 Jelek 0,20 D 0,40 Cukup 0,40 D 0,70 Baik 0,70 D 1,00 Sangat Baik Jika daya beda soal bernilai negatif maka soal tersebut dianggap tidak baik dan sebaiknya dibuang. Dari hasil perhitungan uji daya beda terhadap 6 butir soal yang valid diperoleh 3 butir soal dengan kriteria cukup yaitu nomor 1, 3, dan 4, 2 10 Zainal Arifin, Evaluasi pembelajaran Direktorat Jendral Kementrian Agama, 2012, h. 146. 11 H. Erman S.Ar, Evaluasi Pembelajaran Matematika, Bandung, UPI, 2003 h. 161. butir soal dengan kriteria baik yaitu nomor 5 dan 6, dan 1 butir soal dengan kriteria sangat baik yaitu nomor 2. Berikut rekapitulasi hasil uji validitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran: Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas, Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran No. Item Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Kesimpulan 1. Valid Cukup Sedang Dipakai 2. Valid Sangat baik Sedang Dipakai 3. Valid Cukup Sukar Dipakai 4. Valid Cukup Sedang Dipakai 5. Valid Baik Sedang Dipakai 6. Valid Baik Sedang Dipakai

4. Reliabilitas

Suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data jika telah diuji reliabilitasnya. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. Dengan kata lain jika para siswa diberi tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan rangking yang sama dalam kelompoknya. Walaupun tampaknya hasil tes pada pengetesan kedua lebih baik, akan tetapi karena kenaikannya dialami oleh semua siswa, maka tes yang digunakan dapat dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi. 12 Untuk mencari realibilitas tes bentuk uraian digunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut 13 : r 11 = dengan, Keterangan: r 11 = reliabilitas yang dicari 12 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, cet 5, h. 74 13 Ibid., h. 122 n = banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes N = banyaknya siswa = jumlah varian skor dari tiap-tiap item = varian total Tingkat reliabilitas dari soal uji coba kemampuan berpikir kritis matematis didasarkan pada klasifikasi J.P Guilford sebagai berikut: 14 Tabel 3.7 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas Besarnya r Tingkat Reliabilitas 0,00 r 11 0,20 Sangat Rendah 0,20 r 11 0,40 Rendah 0,40 r 11 0,70 Sedang 0,70 r 11 0,90 Tinggi 0,90 r 11 1,00 Sangat Tinggi Berdasarkan kriteria koefisien reliabilitas, nilai r 11 = 0,74 berada diantara kisaran 0,70 r 11 0,90, maka dari 6 soal yang valid memiliki derajat reliabilitas tinggi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah skor tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam belajar matematika. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik tes, yaitu tes kemampuan berpikir kritis matematis. Tes kemampuan berpikir kritis matematis akan diberikan kepada siswa sesudah perlakuan terhadap dua kelas yaitu kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen yang dalam proses pembelajarannya diterapkan model pembelajaran learning cycle 5e, dan kelas VII-1 sebagai kelas kontrol yang yang dalam proses pembelajarannya diterapkan model pembelajaran konvensional. Tes yang diberikan terdiri dari 6 butir soal berbentuk uraian dengan pokok bahasan bangun datar segiempat. 14 Erman, op. cit., h. 139.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran simplex basadur terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di kelas VII MTs Al ASIYAH Cibinong

1 18 166

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Pbm) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Di Smk Dharma Karya Jakarta

1 16 221

Pengaruh model pembelajaran learning cycle terhadap keterampilan berpikir kritis siswa

0 22 8

Pengaruh strategi pembelajaran aktif teknik question student have terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 11 Tangerang Selatan

0 4 240

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP

0 0 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA SMP: Penelitian Quasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII di Salah Satu SMP Negeri di Kabupaten Bandung Barat.

1 3 91

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL.

0 0 56

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP: Suatu Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII di Salah Satu SMP Negeri di Kabupaten Bandung.

1 3 51

PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROSES BERPIKIR REFLEKTIF TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA :Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa salah satu SMP Negeri di Sungailiat.

0 0 53

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

0 0 6