1
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan sektor restoran memiliki peran dalam perekonomian Indonesia. Data Badan Pusat Statistik tahun 2009 menunjukan bahwa kontribusi
sektor restoran terhadap Produk Domestik Bruto PDB dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 meningkat. Kontribusi sektor restoran tersebut di dukung oleh
perubahan gaya hidup masyarakat khususnya yang berada di perkotaan. Mobilitas masyarakat perkotaan yang tinggi mempengaruhi perubahan perilaku dalam
mengkonsumsi makanan. Mereka semakin meningkatkan penghargaan terhadap waktu dan membentuk pola konsumsi praktis. Salah satu pola konsumsi tersebut
adalah makan di luar rumah melalui restoran. Nilai PDB menurut lapangan usaha Sektor Restoran tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 . Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Usaha Sektor RestoranTahun 2004-2009
Tahun PDB
Milyar Rupiah Persentase
2004 68.317,0
2005 78.806,1
15,35 2006
92.420,8 17,28
2007 106.249,4
14,96 2008
121.243,5 14,11
2009 137.528,4
13,43 angka sementara, angka sangat sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009
Kota Bogor merupakan salah satu kota di wilayah Jawa Barat yang strategis untuk perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Badan Pusat Statistik
Kota Bogor menyatakan bahwa nilai sektor restoran terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kota Bogor tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar
23 persen. Kota ini juga berada pada posisi strategis yang menjadi jalur lintas kota Sukabumi, Bandung, Cianjur dan Jakarta. Kota Bogor memiliki asset wisata
ilmiah bersifat internasional yaitu Kebun Raya Bogor. Jumlah wisatawan nusantara yang tercatat dalam Dinas Informasi,
Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor tahun 2009 sebanyak 2.729.672
2 orang. Hal ini menunjukan lalulintas wisatawan cukup padat sehingga berpotensi
sebagai konsumen disektor bisnis lainnya. Data demografi Badan Pusat Statistik Kota Bogor menunjukan penduduk usia 15 sampai dengan 34 tahun 40,93
persen kemudian usia 0 hingga 14 tahun 28,39 persen, usia 35 hingga 54 22,66 persen dan usia lebih dari 55 tahun 8,01 persen. Ini berarti penduduk Kota
Bogor didominasi penduduk pada fase pertumbuhan yang berpotensi untuk meningkatkan konsumsi. Konsumsi makanan rata-rata perkapita masyarakat Kota
Bogor dari tahun 2005 hingga tahun 2008 meningkat. Tahun 2006 meningkat sebesar 18,45 persen, tahun 2007 sebesar 8,95 persen dan tahun 2008 meningkat
sebesar 17,17 persen. Kondisi tersebut menjadi potensi bagi kegiatan bisnis disektor makanan seperti bisnis dibidang restoran.
Tabel 2 . Konsumsi Makanan Rata-rata Perkapita Masyarakat Kota Bogor Selama
Sebulan Tahun 2005 – 2008
Tahun Makanan Rp
Persentase 2005
170.751 2006
202.248 18,45
2007 220.357
8,95 2008
258.182 17,17
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2009 diolah
Perkembangan jumlah restoran di Kota Bogor dari tahun 2004 sampai dengan 2007 meningkat yaitu tahun 2005 sebesar 16 persen, tahun 2006 sebesar
12 persen dan tahun 2007 sebesar 8 persen. Sedangkan ditahun 2008 menurun sebesar 21 persen. Kemudian tahun 2009 mengalami peningkatan kembali sebesar
5 persen. Bertambahnya jumlah restoran mengakibatkan persaingan semakin ketat.
Tabel 3 . Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun 2004 – 2009
Tahun Jumlah Restoran
Selisih Persentase
2004 192
2005 222
30 16
2006 248
26 12
2007 268
20 8
2008 211
-57 -21
2009 225
14 7
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor, 2009
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan bahwa kontribusi sektor restoran terhadap Produk Domestik Bruto PDB dari tahun 2007 sampai dengan tahun
3 2009 meningkat, Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kota Bogor tahun
2008 meningkat sebesar 23 persen, jumlah wisatawan nusantara yang tercatat tahun 2009 jumlahnya cukup tinggi sebanyak 2.729.672 orang, penduduk Kota
Bogor didominasi usia 15 sampai dengan 34 tahun 40,93 persen dan konsumsi makanan rata-rata perkapita masyarakat Kota Bogor dari tahun 2005 hingga tahun
2008 meningkat. Namun disisi lain persaingan semakin ketat. Perkembangan jumlah restoran di Kota Bogor dari tahun 2004 sampai dengan 2007 meningkat
yaitu tahun 2005 sebesar 16 persen, tahun 2006 sebesar 12 persen dan tahun 2007 sebesar 8 persen. Sedangkan tahun 2008 menurun sebesar 21 persen. Kemudian
tahun 2009 mengalami peningkatan kembali sebesar 5 persen. Restoran Bumbu Desa Bogor merupakan salah satu restoran yang berada
di Kota Bogor dengan konsep restoran tradisional sunda. Restoran ini berada dilokasi yang strategis di pusat Kota Bogor. Restoran Bumbu Desa Bogor telah
mendapatkan penghargaan restoran sunda terbaik tahun 2006, 2007 dan 2008 dari majalah JavaKini. Namun jumlah konsumen tahun 2009 dan tahun 2010
mengalami penurunan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis perilaku konsumen.
1.2 Perumusan Masalah