Hasil Pretest Keterampilan Proses Sains KPS

eksperimen II yaitu menggunakan alat dan bahan 82,80. Keterampilan proses sains yang paling rendah pada kelompok eksperimen I maupun kelompok eksperimen II adalah interpertasi data.

3. Hasil N-Gain Keterampilan Proses Sains KPS

Perhitungan N-gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains siswa. Hasil perhitungan N-gain pada kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 N-Gain Keterampilan Proses Sains KPS Aspek KPS N-Gain Eksperimen I Kategori Eksperimen II Kategori Observasi 0,62 Sedang 0,31 Sedang Berhipotesis 0,78 Tinggi 0,58 Sedang Merencanakan Percobaan 0,72 Tinggi 0,55 Sedang Menggunakan Alat dan Bahan 0,39 Sedang 0,68 Sedang Interpretasi Data 0,48 Sedang 0,36 Sedang Menerapkan Konsep 0,79 Tinggi 0,41 Sedang Berkomunikasi 0,50 Sedang 0,53 Sedang Rerata 0,61 Sedang 0,49 Sedang Tabel 4.5 menunjukkan rerata N-gain keterampilan proses sains pada kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II yaitu termasuk kategori sedang dengan rerata masing-masing 0,61 dan 0,49. Keterampilan proses sains yang paling tinggi pada kelompok eksperimen I adalah keterampilan proses sains menerapkan konsep sebesar 0,79, sedangkan pada kelompok eksperimen II adalah keterampilan proses sains menggunakan alat dan bahan 0,68. Keterampilan proses sains yang paling rendah pada kelompok eksperimen I adalah keterampilan proses sains menggunakan alat dan bahan 0,39, sedangkan pada kelompok eksperimen II adalah keterampilan proses sains observasi 0,31. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan kelompok eksperimen I mengalami peningkatan keterampilan proses sains yang lebih besar dibandingkan kelompok eksperimen II.

4. Hasil Penilaian LKS

Lembar kerja siswa digunakan sebagai bahan ajar yang berisi petunjuk praktikum yang dilaksanakan dan berguna untuk melatih keterampilan proses sains siswa. LKS dibuat oleh peneliti dengan mengadaptasi dari tahapan ikuiri, oleh karena itu disebut juga LKS inkuiri. Kelompok I diberikan LKS inkuiri terstruktur, sedangkan kelompok II diberikan LKS inkuiri terbimbing. Dalam pengerjaan LKS, tidak semua tahapan inkuiri diisi oleh siswa, seperti tahapan mengajukan masalah. Perbedaan antara kedua kelompok ini adalah nilai maksimum merancang percobaan pada kelompok eksperimen II lebih tinggi dari pada kelompok eksperimen I dikarenakan kelompok eksperimen II dituntut untuk membuat rancangan percobaan sendiri. Selain itu, kelompok eksperimen I tidak mendapatkan nilai pada tahap melakukan percobaan sedangkan kelompok eksperimen II dituntut untuk mencatat langkah-langkah praktikum yang akan dilakukan. Hasil penilaian LKS yang dikerjakan siswa pada saat praktikum Sachs dan praktikum Ingenhousz terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.6 Penilaian Lembar Kerja Siswa LKS Tahapan Kelompok Eksperimen I Kelompok Eksperimen II Pert. I Pert. II Pert. I Pert. II Mengajukan masalah - - - - Membuat hipotesis 100 100 88 100 Merancang percobaan 100 100 81 93 Melakukan percobaan - - 83 100 Mengumpulkan dan menganalisis data 98 72 96 83 Membuat kesimpulan 72 94 72 72 Rerata 92,5 91,5 84 89,6