Perbedaan model inkuiri yang diterapkan menyebabkan perbedaan LKS yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Fotosintesis merupakan salah satu konsep IPA khususnya biologi yang memerlukan proses penemuan dalam mempelajarinya. Hal ini tercantum dalam
standar isi, kompetensi dasar pada konsep fotosintesis ini adalah mendeskrisikan proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan hijau.
11
Namun pada kenyataanya banyak guru yang mengabaikannya, hanya menerapkan metode
ceramah. Oleh karena itu, model pembelajaran yang tepat pada materi fotosintesis ini adalah inkuiri. Praktikum fotosintesis dipandang sangat sesuai dengan
kurikulum dan materi pelajaran di kelas, namun kurang layak untuk dikerjakan siswa secara perorangan karena adanya peralatan dan bahan di sekolah, kapasitas
laboratorium, guru pembimbing, dan waktu yang tersedia.
12
Melalui pembelajaran fotosintesis ini mampu melatih dan mengembangkan keterampilan proses sains
siswa. Berdasarkan alasan di atas, penulis melakukan penelitian mengenai
pembelajaran fotosintesis dengan membedakan model pembelajaran yang diterapkan yaitu inkuiri terstruktur dengan inkuiri terbimbing, dengan harapan
mengetahui perbedaan keterampilan proses sains yang akan muncul pada siswa. Judul d
ari penelitian ini adalah “Perbedaan keterampilan proses sains antara siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terstruktur dengan siswa yang
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing ”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasakan latar belakang di atas dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :
1. Motivasi siswa untuk belajar IPA biologi masih rendah
2. Kurang tepatnya pemilihan model pembelajaran dalam pelajaran IPA
3. Kurang tepatnya pemilihan bahan ajar yang sesuai guna mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan
11
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Indonesia, h. 381
12
Sapriati, op .cit., h. 9.
4. Banyak guru yang mengabaikan keterampilan proses sains siswa di dalam
proses pembelajaran
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini menjadi terarah, ruang lingkup masalah yang diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
1. Materi yang diteliti dibatasi pada konsep fotosintesis
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah inkuiri terstruktur dengan
inkuiri terbimbing 3.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengetahuan siswa terhadap keterampilan proses sains.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas peneliti merumuskan masalah yaitu, “Apakah keterampilan proses sains siswa yang menggunakan menggunakan
model pembelajaran inkuiri terstruktur lebih tinggi dari pada siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri te
rbimbing?”
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu, untuk mengetahui apakah keterampilan proses sains siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri
terstruktur lebih tinggi dari pada siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
F. Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan praktis sebagai salah satu alternatif dalam upaya perbaikan pembelajaran, antara lain :
1. Bagi siswa : mampu mengembangkan keterampilan proses sains siswa
melalui model pembelajaran inkuiri 2.
Bagi guru : mendorong guru untuk mengembangkan keterampilan proses siswa melalui model pembelajaran inkuiri
6
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Keterampilan Proses Sains KPS
a. Pengertiaan Keterampilan Proses Sains
Pembelajaran IPA lebih menekankan pada siswa untuk memahami suatu konsep atau kejadian alam melalui proses mencari tahu dan berbuat.
Keterampilan siswa dalam mencari tahu dan berbuat ini dikenal dengan keterampilan proses sains atau keterampilan penyelidikan.
1
Keterampilan proses sains berkembang pada saat guru memahami hakikat belajar IPA, yaitu sebagai proses dan produk. IPA merupakan ilmu
yang mempelajari gejala alam yang memerlukan proses untuk memahaminya dan menghasilkan produk ilmiah.
2
Keterampilan proses sains dapat dikembangkan melalui pengalaman belajar secara langsung
atau penemuan sendiri. Penemuan merupakan kegiatan inti dari pembelajaran inkuiri. Dalam pembelajaran inkuiri siswa akan diasah
keterampilan prosesnya, tetapi keterampilan proses tidak dapat dikembangkan hanya dalam satu kali pembelajaran.
Keterampilan proses melibatkan keterampilan kognitif, manual dan sosial. Keterampilan kognitif terlibat karena siswa menggunakan pikiran
dalam merumuskan masalah atau menarik kesimpulan. Keterampilan manual terlibat karena siswa menggunakan alat dan bahan serta
melakukan pengukuran. Keterampilan sosial terlibat karena siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan cara bekerja sama atau
berkelompok.
3
1
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini., Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h. 48.
2
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012, h. 141.
3
Nuryani Y. Rustaman, et al. Strategi Belajar dan Mengajar Biologi, Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang, 2005, h. 78.
Keterampilan proses sains merupakan kemampuan mendasar yang dimiliki oleh para ilmuwan yang kemudian terasah dengan adanya
berbagai penyelidikan untuk menemukan suatu fakta dan konsep.
4
Senada dengan Fathiye Karsli dan Cigdem Sahin, bahwa keterampilan proses
sains merupakan bentuk adaptasi dari keterampilan yang digunakan oleh para ilmuan untuk menyusun pengetahuan, memecahkan suatu masalah,
dan menarik kesimpulan.
5
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang dimiliki secara alami oleh
manusia meliputi keterampilan kognitif, manual, dan sosial yang tercerminkan dalam hakikat pembeljaran IPA yaitu proses dan produk.
Melalui pembelajaran IPA, keterampilan proses sains ini dapat terasah dan berkembang menjadi seorang ilmuwan.
b. Jenis-Jenis Keterampilan Proses Sains
Menurut Josephy seperti dikutip oleh Susiwi, dkk., kemampuan- kemampuan yang dikembangkan dalam kegiatan praktikum, yaitu
perencanaan menuangkan ide-ide yang dapat diuji dan mendesain penyelidikan, penampilan memanipulasi, observasi dan pengumpulan
data, interpretasi pengolahan data, penarikan kesimpulan dan penerapan konsep, dan komunikasi melaporkan dan menerima informasi.
6
Keterampilan proses yang dikembangkan dalam kegiatan praktikum meliputi:
a. Observasi
Observasi atau pengamatan meupakan keterampilan sains yang mendasar. Dalam observasi kita dituntut untuk menggunakan seluruh
4
Conny R Semiawan, et al., Pendekatan Keterampilan Proses, Jakarta: PT Gramedia, 1992, h. 17
5
Fethiye Karsli dan Cigdem Sahin, “Developing Worksheet Based on Science Process
Skills:Factors Affecting Solubility ”, Asia-Pasific Forum on Science and Teaching Vol.10, 2009, h.
2.
6
Susiwi, et al., “Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Pada Model
Pembelajaran Praktikum D-Ei-Hd ”, Jurnal Pengajaran MIPA Volume 14, 2, 2009, h. 2.