Konsep Fotosintesis Deskripsi Teoretik

a Ingenhouz Tujuan : membuktikan bahwa pada fotosintesis dihasilkan oksigen Objek : tanaman air Hydrilla verticillata Hasil : tanaman air yang ditutup dengan corong terbalik dan ditempatkan di bawah sinar matahari, maka timbullah gelembung- gelembung gas oksigen b Engelman Tujuan : membuktikan pada fotosintesis mutlak diperlukan klorofil Objek : ganggang Spyrogira dan bakteri oksigen Hasil : hanya kloroplas yang terkena sinar yang melepaskan oksigen, hal ini terbukti dengan berkerumunnya bakteri oksigen di sekitar tempat yang terkena sinar c Sachs Tujuan : membuktikan bahwa pada fotosintesis dihasilkan amilum Objek : daun yang sebagian ditutup dan larutan iodium Hasil : daun yang menjadi objek dimasukkan air panas, kemudian ke alkohol dan ke larutan iodium. Hasilnya adalah daun yang tidak ditutup berwarna hitam dan yang tertutup tidak berwarna hitam. 62

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Naeli Zakiyah dengan judul pengaruh pendekatan inkuiri terstruktur tehadap keterampilan proses sains siswa pada konsep sistem pernapasan manusia menunjukkan bahwa pendekatan ini dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa di MTs. Yasti 1 Cisaat, Sukabumi, hal ini dibuktikan dengan uji-t pada taraf signifikansi 5 yang diperoleh hasil t hitung 14,74 dan t tabel 1,99 maka t hitung t tabel . 63 62 Sumarjito, op.cit., h. 11 63 Naeli Zakiyah, “Pengaruh Pendekatan Inkuiri Terstruktur Tehadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Sistem Pernapasan Manusia ”. Skripsi pada FITK UIN Jakarta, Jakarta, 2011, h. 60, tidak dipublikasikan. Penelitian yang dilakukan oleh Sandra Dewi dengan judul pengaruh model pembelajaran inkuiri terstruktur terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep sistem pencernaan manusia yang menunjukkan adanya pengaruh model pembelajaran tersebut terhadap keterampilan proses sains siswa di MTs Tangerang II Pamulang dengan analisis data posttest diperoleh dari hasil t hitung sebesar 24,1509 dan t tabel sebesar 2,02. 64 Penelitian yang dilakuakan oleh Rulita Purnaningtyas dengan judul pengembangan lembar kerja siswa LKS IPA terpadu berbasis inkuiri terbimbing guided inquiry dengan tema “asyiknya berolahraga dan berkeringat” guna mengembangkan keterampilan proses sains siswa SMP N 1 Klaten menunjukkan bahwa LKS berbasis terbimbing mampu meningkatkan keterampilan proses sains pada aspek menggunakan alat-alat praktikum 15, menyusun hipotesis 6, melakukan penyelidikan 5, dan menarik kesimpulan 43. 65 Penelitian yang dilakukan oleh Nurrokhmi Latifatun dengan judul peningkatan keterampilan proses sains dalam pembelajaran IPA terpadu materi fotosintesis dengan metode percobaan di kelas VIII C SMP N 1 Seyegan menunjukkan adanya peningkatan keterampilan proses sains pada aspek observasi 28,58, klasifikasi 42,85, prediksi 5,72, inferensi 2,85, dan komunikasi 25,71. 66

C. Kerangka Berpikir

Pendidikan IPA memiliki tujuan yang cukup kompleks, selain untuk mengembangkan pengetahuan, siswa pun dapat mengembangkan keterampilan proses sains. Keterampilan ini merupakan keterampilan yang berguna dalam kehidupan nyata, terutama dalam menyelesaikan masalah. Berpikir kritis, 64 Sandra Dewi, “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terstruktur Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Sistem Pencernaan Manusia “,Skripsi pada FITK UIN Jakarta, Jakarta, 2012, h. 61, tidak dipublikasikan. 65 Rulita Purnaningtyas, “Pengembangan Lembar Kerja Siswa LKS IPA Terpadu Berbasis Inkuiri Terbimbing Guided Inquiry Dengan Tema “Asyiknya Berolahraga Dan Berkeringat” Guna Mengembangkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP N 1 Klaten”, Skripsi pada FMIPA Universitas Negeri Yogtakarta, 2012, h. 42, tidak dipublikasikan. 66 Nurrokhmi Latifatun, “Peningkatan Keterampilan Proses Sains Dalam Pembelajaran IPA Terpadu Materi Fotosintesis Dengan Metode Percobaan Di Kelas VIII C SMP N 1 Seyegan ”, Skripsi pada FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, 2012, h. 56, tidak dipublikasikan. sistematis, mandiri, dan interaktif. Dengan mengembangkan keterampilan ini akan meningkatkan kualitas pemikiran manusia dan manusia akan mengembangkan negara tempat berpijaknya. Salah satu alternatif model pembelajaran yang mampu mengembangkan keterampilan proses sains adalah inkuiri, dimana siswa diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri pengetahuan yang sedang dibangun. Pembelajaran inkuiri ini tidak hanya menghapal suatu konsep yang sudah ada, siswa memiliki pengalaman langsung dalam menemukan konsep tersebut. Berdasarkan jenisnya, model pembelajaran inkuiri terbagi atas inkuiri terstruktur dan inkuiri terbimbing. Kedua model pembelajaran ini memiliki perbedaan dalam peranan siswa selama proses pembelajaran. Dikarenakan hal tersebut memungkinkan adanya keterampilan proses sains yang muncul pada siswa. Dalam pembelajaran inkuiri dibutuhkan suatu bahan ajar yang berfungsi sebagai alat bantu untuk memahami konsep yang sedang dipelajari. Media tersebut adalah lembar kerja siswa LKS, yang kemudian LKS ini disesuaikan dengan model pembelajaran yang diterapkan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui jenis model inkuiri manakah yang lebih tepat untuk mengembangkan keterampilan proses sains pada siswa. Instrumen yang dirancang memuat konsep yang diajarkan oleh guru, yaitu fotosintesis. Oleh karena itu penulis hanya mengukur pengetahuan siswa terhadap keterampilan proses sains saja.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teoretis dan kerangka pikir, maka hipotesis penelitian ini adalah “Terdapat perbedaan keterampilan proses sains siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terstruktur lebih tinggi dari pada siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing ” 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs. Nurul Falah Yanfa Tangerang yang beralamat di Jl. Moh. Toha Km. 3,4 Sangiang, Priuk, Kota Tangerang, di kelas VIII Semester Genap pada bulan Februari 2013.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental Design atau Eksperimental Semu. Metode ini digunakan dengan tujuan untuk memperoleh pengaruh sebab-akibat dari perlakuan yang diberikan. Menurut Davis dikutip oleh Emzir menyatakan bahwa tujuan penelitan eksperimental adalah untuk menetapkan hukum sebab-akibat dengan mengisolasi variabel kausal. 1 Quasi Experimental Design merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk membandingkan suatu kelompok, tetapi metode ini memiliki kelemahan yaitu randomisasi. 2 Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Design. 3 Dengan desain ini, baik kelompok eksperimen maupun kontrol dibandingkan, tetapi kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui randomisasi. Dalam penelitian ini, tidak ada yang berperan sebagai kelompok kontrol, kedua kelompok berperan sebagai kelompok eksperimen yang diberi perlakuan yang berbeda dan keduanya diberikan pretest dan posttest. Meskipun desain ini memiliki sumber ketidakvalidan karena tidak adanya randomisasi, tetapi kemampuan maupun jumlah sampel yang digunakan hampir setara. Pretest-posttest yang diberikan berupa soal keterampilan proses sains, hal ini dikarenakan variabel terikatnya adalah keterampilan proses sains siswa. Perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen pertama yaitu LKS inkuiri 1 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2007, h. 63. 2 Ibid., h. 102. 3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, Bandung: Alfabeta, 2009, h. 116