Hasil Observasi Hasil Penelitian

a. Uji Hipotesis Pretest

Hasil uji t pada pretest kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest Data Uji “t” Eksperimen I Eksperimen II Mean 39,02 40,77 t hitung 0,74 t tabel 2,00 Kesimpulan Tidak terdapat perbedaan yang signifikan Berdasarkan Tabel 4.9 untuk data pretest t hitung t tabel , maka hipotesis nol Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen I dengan kelompok eksperimen II.

b. Uji Hipotesis Posttest

Hasil uji t pada posttest kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II dapat dilihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Posttest Data Uji “t” Eksperimen I Eksperimen II Mean 77,44 70,42 t hitung 3,05 t tabel 2,00 Kesimpulan Terdapat perbedaan yang signifikan Berdasarkan Tabel 4.10 untuk data posttest t hitung t tabel , maka hipotesis nol Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen I dengan kelompok eksperimen II.

C. Pembahasan

Berdasarkan pengujian hipotesis terhadap data pretest kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan keterampilan proses sains yang signifikan antara kelompok eksperimen I yaitu yang menggunakan LKS inkuiri terstruktur dengan kelompok eksperimen II yaitu yang menggunakan LKS inkuiri terbimbing, dengan t hitung lebih kecil dari t tabel , yaitu 0,74 2,00. Hal tersebut menunjukkan bahwa kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II memiliki keterampilan proses sains awal yang sama. Setelah diberikan perlakuan, diperoleh skor rata-rata kelompok eksperimen I lebih besar dibandingkan kelompok eksperimen II 77,44 70,42. Pengujian hipotesis terhadap data posttest kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II dengan menggunakan Uji-t diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol. Hal tersebut dibuktikan dengan t hitung lebih besar dari pada t tabel , yaitu 3,046 2,00. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan keterampilan proses sains siswa yang menggunakan LKS inkuiri terstruktur dengan siswa yang menggunakan LKS inkuiri terbimbing pada konsep fotosintesis. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian Nengsih Juanengsih bahwa pembelajaran dengan mengggunakan inkuiri terstruktur dan inkuiri terbimbing tidak memiliki perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan kerja ilmiah. 1 Perbedaan hasil tes keterampilan sains antara kelompok eksperimen I dengan kelompok eksperimen II ini dikarenakan adanya perbedaan perlakuan antara kedua kelompok ini. Pada kelompok eksperimen I diberikan LKS inkuiri terstruktur sebagai media ajar selama proses pembelajaran. Sedangkan kelompok eksperimen II diberikan LKS inkuiri terbimbing sebagai media ajar selama proses pembelajaran. Nilai posttest keterampilan proses sains kelompok eksperimen I lebih besar dari pada kelompok eksperimen II. Hal ini menunjukkan bahwa LKS inkuiri terstruktur lebih menunjang dalam mengembangkan keterampilan proses sains untuk siswa tingkatan SMPMTs. 1 Nengsih Juanengsih, “Perbandingan Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Terstruktur Terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Kerja Ilmiah Siswa Kelas X Pada konsep Bioteknologi ”, Metamorfosa, 1, 2006, h. 24.