38,507,597,967 The implementation of General Clearing Member GCM

Powering The Way To Promote Capital Market Deepening PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia 94 Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis Peningkatan beban usaha juga disebabkan karena peningkatan beban penyusutan atas aset tetap sebesar Rp7,53 miliar atau 28,83 dibandingkan tahun 2013 menjadi Rp33,66 miliar tahun 2014. Selain itu, beban pemeliharaan teknologi informasi juga meningkat sebesar Rp6,08 miliar atau 60,40 dari Rp10,06 miliar di tahun 2013 menjadi Rp16,13 miliar pada tahun 2014. Beban Usaha | Operating Expenses URAIAN | DESCRIPTION Tahun | Year KenaikanPenurunan | IncreaseDecrease 2014 2013 Rp Gaji, Honor dan Tunjangan | Salaries, Honorarium and Allowances 71,272,337,015 81,928,221,227 13.01 10,655,884,212 Pengembangan Usaha | Business Development 51,806,542,527 53,002,731,985 2.26 -1,196,189,458 Penyusutan | Depreciation 33,656,360,822 26,125,520,993 28.83 7,530,839,829 Biaya Tahunan OJK | Annual Contribution of IFSA 28,104,085,769 Beban Administrasi | Administrative Expense 20,444,524,553 18,028,020,955 13.40 2,416,503,598 Telekomunikasi | Telecommunication 8,342,737,178 8,082,208,279 3.22 260,528,899 Pemeliharaan Teknologi Informasi | Information Technology Maintenance 16,134,748,699 10,059,012,972 60.40 6,075,735,727 Sewa | Rent 5,330,961,291 3,277,370,820 62.66 2,053,590,471 Beban Konsultan | Consultant Fees 8,968,190,461 5,049,803,117 77.59 3,918,387,344 Jumlah Beban Usaha | Total Operating Expenses 244,060,488,315 205,552,890,348

18.73 38,507,597,967

LABA USAHA Seiring dengan peningkatan pendapatan Perusahaan, Laba Usaha tahun 2014 meningkat 30,54 atau sebesar Rp29,15 miliar dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp95,47 miliar menjadi Rp122,62 miliar. Dengan adanya peningkatan realisasi Laba Usaha tersebut, pada tahun 2014 rasio Laba Usaha terhadap Pendapatan Usaha Bersih Perusahaan juga meningkat dari 36,59 tahun 2013 menjadi 44,34. LABA BERSIH Pada 2014, laba bersih Perusahaan tercatat sebesar Rp96,79 miliar. Jumlah ini meningkat 46,36 atau sebesar Rp30,66 miliar dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp66,13 miliar. Peningkatan realisasi Laba Bersih tahun 2014 berdampak pada peningkatan rasio Laba Bersih terhadap Pendapatan Usaha Bersih dari 25,34 pada tahun 2013 menjadi 34,44 The increased operating expenses was also due to higher depreciation on fixed assets by Rp7.53 billion or 28.83 compared to 2013, amounting to Rp33.66 billion in 2014. Additionally, information technology maintenance expense also increased by Rp6.08 billion or 60.40, from Rp10.06 billion in 2013 to Rp16.13 billion in 2014. OPERATING INCOME In line with the Company’s revenue growth, the Operating Income of 2014 grew 30.54, or by Rp29.15 billion in 2014 compared to Rp95.47 billion in 2013, to Rp122.62 billion. With the increase of actual Operating Income, the Company’s ratio of Operating Income to Net Operating Revenues in 2014 also increased from 36.59 in 2013 to 44.34. NET INCOME In 2014, the Company posted a net income of Rp96.79 billion, an increase of 46.36 or by Rp30.66 billion, compared to Rp66.13 billion in 2013. The increase of actual Net Income in 2014 was attributed to the increased of Net Income to Net Operating Revenue ratio from 25.34 in 2013 to 34.44. Powering The Way To Promote Capital Market Deepening PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia 95 Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis LABA KOMPREHENSIF Pada tahun 2014, Perusahaan masih membukukan laba yang belum terealisasi atas perubahan nilai wajar efek utang tersedia untuk dijual sebesar Rp2,88 miliar sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lain. Setelah memperhitungan penambahan nilai tersebut, Laba Komprehensif Perusahaan tercatat sebesar Rp99,66 miliar. Jumlah ini meningkat 90,14 atau sebesar Rp47,25 miliar dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp52,42miliar. LAPORAN POSISI KEUANGAN ASET Pada akhir tahun 2014, Perusahaan membukukan total aset sebesar Rp3,16 triliun, meningkat 23,51 dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp2,56 triliun. Peningkatan aset terutama karena peningkatan yang signifikan pada aset lancar sebesar Rp588,34 miliar dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp2,31 triliun menjadi Rp2,90 triliun. Pada periode yang sama, aset tidak lancar meningkat Rp13,83 miliar atau 23,51 dibandingkan tahun 2013 menjadi Rp264,53 miliar. Peningkatan aset lancar terutama karena peningkatan piutang penyelesaian transaksi bursa sebesar Rp515,95 miliar atau 30,92 dibandingkan tahun 2013 menjadi Rp2,19 triliun pada tahun 2014. Peningkatan aset lancar juga karena peningkatan jumlah aset keuangan lainnya yang dimiliki Perusahaan sebesar Rp90,92 miliar atau 32,59 dibandingkan tahun 2013 menjadi Rp369,88 miliar. Akun ini terdiri dari deposito berjangka, reksadana, serta Surat Utang Negara SUN dan obligasi korporasi. Peningkatan saldo aset keuangan lainnya didominasi oleh deposito berjangka yang meningkat sebesar Rp52,87 miliar dibandingkan tahun 2013 menjadi Rp73,29 miliar. Sementara, pada tahun 2014, reksadana serta SUN dan obligasi korporasi masing masing mengalami peningkatan dibanding tahun 2013 sebesar Rp29,19 miliar menjadi Rp132,14 miliar dan Rp8,85 miliar menjadi Rp164,46 miliar. COMPREHENSIvE INCOME The Company continued to book unrealized gains on changes in fair value of available for sale debt securities amounting to Rp2.88 billion as part of other comprehensive income. After calculating this added value, the Company’s Comprehensive Income was posted at Rp99.66 billion, grew 90.14, or by Rp47.25 billion, compared to 2013 figure of Rp 52.42 billion. STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION ASSETS At the end of 2014, the Company booked total assets at Rp3.16 trillion, an increase by 23.51 compared to 2013 figure of Rp2.56 trillion. The increase in assets was mainly due to the significant increase in current assets by Rp588.34 billion compared to 2013, from Rp2.31 trillion to Rp2.90 trillion. In the same period, non-current assets grew 23.51, or by Rp13.83 billion, to Rp264.53 billion. The increase in current assets was mainly due to an increase in securities transactions settlement receivable by 30.92, or equivalent to Rp515.95 billion, to Rp2.19 trillion in 2014. The increase in current assets was also due to the increase in the Company’s other financial assets by 32.59, or by Rp90.92 billion, to Rp369.88 billion compared to 2013. This account consists of time deposits, mutual funds, as well as Government Securities GS and corporate bonds. The increase in other financial assets balance was dominated by time deposits that increased by Rp52.87 billion compared to 2013, to Rp73.29 billion. Meanwhile, in 2014 the mutual funds as well as government securities and corporate bonds respectively increased by Rp29.19 billion to Rp132.14 billion and Rp8.85 billion to Rp164.46 billion compared to 2013. Powering The Way To Promote Capital Market Deepening PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia 96 Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis Peningkatan aset tidak lancar tahun 2014 khususnya ditopang oleh peningkatan saldo aset tetap setelah dikurangi akumulasi penyusutan dari Rp89,22 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp96,62 miliar atau meningkat 8,30. Peningkatan aset tidak lancar juga karena peningkatan penyisihan dana cadangan jaminan sebesar Rp6,61 miliar atau 5,42 dibandingkan tahun 2013 menjadi Rp128,51 miliar seiring dengan peningkatan laba Perusahaan. LIABILITAS Pada akhir tahun 2014 jumlah liabilitas Perusahaan meningkat 27,87 atau sebesar Rp502,51 miliar dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp1,80 triliun menjadi Rp2,31 triliun. Peningkatan ini terutama karena peningkatan liabilitas jangka pendek sebesar Rp499,98 miliar atau 27,97 dibandingkan tahun 2013 menjadi Rp2,29 triliun pada tahun 2014. Peningkatan liabilitas jangka pendek terutama karena peningkatan utang penyelesaian transaksi bursa senilai Rp515,95 miliar atau 30,92 dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp1,67 triliun menjadi Rp2,18 triliun pada tahun 2014. Akun ini merupakan kewajiban Perusahaan untuk melakukan pembayaran kepada anggota kliring sehubungan dengan transaksi bursa pada tanggal yang sama dengan tanggal transaksi bursa dan sampai dengan 3 tiga hari setelah transaksi bursa. Pada tahun 2014, Perusahaan hanya mencatat dua akun pada liabilitas jangka panjang yaitu dana pengaman dan imbalan pasca kerja. liabilitas imbalan pasca kerja mengalami peningkatan cukup besar yaitu 23,39 dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp10,80 miliar menjadi Rp13,32 miliar. Sementara itu, liabilitas dana pengaman mencatatkan kenaikan tipis yaitu 0,22 atau sebesar Rp10,96 juta dari posisi tahun 2013 yang sebesar Rp4,95 miliar menjadi Rp4,96 miliar. Dari kedua akun ini, liabilitas jangka panjang Perseroan meningkat sebesar 16,11 atau sebesar Rp2,54 miliar dibandingkan tahun 2013 menjadi Rp18,28 miliar. The increase in non-current assets in 2014 was largely supported by the increase in the balance of fixed assets net of accumulated depreciation by 8.30, from Rp89.22 billion in 2013 to Rp96.62 billion. The increase in non- current assets was also attributed to the increase in the allowance for guarantee fund reserve by Rp6.61 billion, or 5.42, compared to 2013, to Rp128.51 billion due to the increase in the Company’s income. LIABILITIES The Company’s liabilities increased by 27.87 or Rp502.51 billion, to Rp2.31 trillion at the end of 2014 compared to Rp1.80 trillion in 2013. This increase was mainly due to higher current liabilities by Rp499.98 billion, or 27.97, to Rp2.29 trillion in 2014 compared to 2013. The increase in current liabilities was mainly attributed to the increase in the securities transactions settlement payables of Rp515.95 billion, or 30.92, to Rp2.18 trillion in 2014, compared to Rp1.67 trillion in 2013. This account represents the Company’s obligation to pay clearing members pertaining to securities transaction made on the same date as the date of the securities transaction and up to 3 three days after the securities transaction. In 2014, the Company only posted two accounts on long- term liabilities, namely security fund and employment benefits obligations. The employment benefits obligations increased considerably by 23.39 to Rp13.32 billion compared to Rp10.80 billion in 2013. Meanwhile, security fund liabilities increased slightly by 0.22, or Rp10.96 million, to Rp4.96 billion in 2014 from Rp4.95 billion in 2013. With these two accounts, in 2014 the Company’s non current liabilities increased by 16.11, or Rp2.54 billion, compared to Rp18.28 billion registered in 2013. Powering The Way To Promote Capital Market Deepening PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia 97 Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis EKUITAS Sampai dengan akhir tahun 2014, jumlah saham Perusahaan sama dengan tahun 2013 yaitu 15 miliar lembar saham. Perusahaan mencatat penambahan modal atau ekuitas secara total sebesar Rp99,66 miliar atau meningkat 13,13 dibandingkan tahun 2013 menjadi Rp858,47 miliar pada tahun 2014. Peningkatan saldo ekuitas terutama karena peningkatan saldo laba baik yang sudah ditentukan penggunaannya maupun yang belum ditentukan penggunaannya. Pada tahun 2014, saldo laba yang sudah ditentukan penggunaanya meningkat sebesar Rp136,33 miliar atau meningkat Rp6,61 miliar dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp129,72 miliar. Pada periode yang sama, saldo laba yang belum ditentukan penggunaanya meningkat 14,55 atau sebesar Rp90,18 miliar dibandingkan tahun 2013 menjadi Rp709,76 miliar. LAPORAN ARUS KAS SALDO KAS DAN SETARA KAS Pada tahun pelaporan 2014, Perusahaan mencatat Saldo Kas dan Setara Kas akhir tahun 2014 lebih kecil dibandingkan dengan Saldo Kas dan Setara Kas awal tahun 2014 atau akhir tahun 2013 yang sebesar Rp322,13 miliar menjadi Rp282,44 miliar. Penurunan saldo kas ini karena peningkatan aktivitas bursa sehingga dana yang digunakan untuk mendukung aktivitas kliring maupun investasi meningkat. Kendati demikian, manajemen menilai bahwa sisa saldo kas dan setara kas yang tersedia cukup untuk mendukung pengembangan aktivitas usaha Perusahaan dan membiayai kebutuhan modal untuk periode kinerja tahun berikutnya. Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Pada akhir tahun 2014, Perusahaan membukukan penerimaan kas dari aktivitas operasi sebesar Rp36,95 miliar. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp132,42 miliar. EQUITY The Company’s total issued shares as of the end of 2014 reached 15 billion shares, equal with the posting in in 2013. The Company recorded a total additional capital or equity at Rp99.66 billion, an increase by 13.13 compared to 2013, to Rp858.47 billion in 2014. The increase in the equity’s balance was mainly due to the increase in appropriated and un-appropriated retained earnings. In 2014, appropriated retained earnings increased to Rp136.33 billion, or grew by Rp6.61 billion compared to 2013 figure of Rp129.72 billion. At the same time, un- appropriated retained earnings increased by 14.55, or by Rp90.18 billion, to Rp709.76 billion compared to 2013. STATEMENTS OF CASH FLOWS CASH AND CASH EQUIvALENTS In the 2014 reporting year, the Company booked slight decrease of balance of Cash and Cash Equivalents at the end of 2014 compared the posting at the beginning of 2014 or at the end of 2013, from Rp322.13 billion to Rp282.44 billion. The decrease in cash balance was due to the increase of securities activity, thereby the funds used to support clearing and investment activities were eventually increased. Nevertheless, the management considered that the balance of available cash and cash equivalents is sufficient to support the development of the Company’s business activities and to finance the capital for the following performance period. Net Cash by Operating Activities At the end of 2014, the Company booked cash from operating activities amounting to Rp36.95 billion, significantly lower compared to Rp132.42 billion in 2013. Powering The Way To Promote Capital Market Deepening PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia 98 Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis Penurunan saldo kas dari aktivitas operasi terutama karena peningkatan piutang lain-lain dan piutang usaha dibandingkan tahun 2013 masing-masing sebesar Rp10,46 miliar menjadi Rp13,22 miliar dan sebesar Rp8,47 miliar menjadi Rp6,84 miliar di tahun 2014. Selain itu, Perusahaan juga melakukan pembayaran utang lain-lain sebesar Rp27,14 miliar dimana pada tahun 2013 pembayaran utang lain-lain sebesar Rp11,14 miliar. Perusahaan juga mencatatkan pembayaran beban akrual sebesar Rp19,34 miliar. Kas Bersih digunakan untuk Aktivitas Investasi Pada akhir periode buku tahun 2014, jumlah kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi sebesar Rp70,03 miliar. Saldo ini mengalami peningkatan sebesar 75,36 dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp39,94 miliar. Peningkatan penggunaan kas untuk aktivitas investasi karena pada tahun 2014 Perusahaan menambah saldo investasi pada reksadana dan obligasi seiring peningkatan nilai aset bersih reksadana. Kas Bersih digunakan untuk Aktivitas Dana Kliring Pada akhir periode buku tahun 2014, jumlah kas bersih Perusahaan yang digunakan untuk aktivitas pendanaan dana kliring sebesar Rp6,61 miliar atau lebih kecil dibanding tahun 2013 yang sebesar Rp10,37 miliar. Jumlah tersebut merupakan tambahan bagi saldo cadangan jaminan. KEMAMPUAN MEMBAYAR UTANG DAN TINGKAT KOLEKTIBILITAS PIUTANG Kemampuan Memenuhi Kewajiban Jangka Pendek atau Tingkat Likuiditas Melalui implementasi manajemen risiko likuiditas yang terus disempurnakan, Perusahaan berhasil menjaga posisi likuiditas tetap kuat dan mampu mendukung pengembangan usaha. Hal ini terlihat dari kemampuan Perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar yang dimiliki yang diukur dengan Rasio Lancar. Pada tahun 2014, Rasio Lancar Perusahaan sebesar 1,27 kali. Pada tahun 2013, rasio lancar Perusahaan berada di level 1.29 kali. Seiring perkembangan pasar modal yang semakin pesat, Perusahaan senantiasa meningkatkan The decline in the cash balance from operating activities was mainly due to the increase in other receivables and accounts receivables compared to 2013, respectively from Rp10.46 billion to Rp13.22 billion, and from Rp8.47 billion to Rp6.84 billion in 2014. In addition, the Company also paid other payables amounting to Rp27.14 billion compared to Rp11.14 billion in 2013. The Company also recorded accrued expenses of Rp19.34 billion. Net Cash Used in Investing Activities At the end of the 2014 fiscal year, the amount of net cash used in investing activities reached Rp70.03 billion, grew 75.36 compared to Rp39.94 billion in 2013. The increase in cash used for investment was brought about by the Company’s measure in 2014 to increase the balance of investment in mutual funds and bonds in line with the increase in net assets value of mutual funds. Net Cash Used in Clearing Fund Activities At the end of the 2014 fiscal year, the Company’s net cash used in clearing fund activities reached Rp6.61 billion, a decrease from Rp10.37 billion in 2013. This amount supplemented the guarantee reserve’s balance. SOLvABILITY AND RECEIvABLES COLLECTABILITY Current Liabilities Solvency or Liquidity Levels Through the implementation of liquidity risk management, the Company managed to maintain a strong liquidity position and able to support business development. This is reflected in the Company’s ability to resolve current liabilities with the current assets it owns as measured by the Current Ratio. The Company’s current ratio in 2014 was 1.27 times. In 2013, the Company’s current ratio was at 1.29 times. In line with the capital market’s rapid development growth, the Company continuously strives to intensify its liquidity Powering The Way To Promote Capital Market Deepening PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia 99 Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis implementasi manajemen risiko likuditas agar tetap mampu mempertahankan posisi likuditas di level baik sehingga mampu menunjang operasi bisnis di masa yang akan datang. Kemampuan membayar utang atau Tingkat Solvabilitas Kemampuan Perusahaan dalam memenuhi kewajiban dari aset yang dimiliki lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dari perbandingan antara total kewajiban terhadap total aset Debt to Aset Ratio tahun 2014 yang sebesar 0,73. Pada tahun 2013 rasio ini berada di level 0,70. Kolektibilitas Piutang Terkait dengan utang dan piutang penyelesaian transaksi bursa, Perusahaan telah menetapkan jangka waktu pembayaran maksimal 3 tiga hari setelah tanggal transaksi bursa. Sementara untuk piutang usaha yang berasal pemberian jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa, perdagangan opsi saham, kliring dan penjaminan transaksi perdagangan kontrak berjangka indeks efek dan transaksi perdagangan efek bersifat utang kepada anggota kliring. Penagihan atas piutang usaha dilakukan melalui PT Bursa Efek Indonesia BEI. KEBIJAKAN PERMODALAN STRUKTUR MODAL Perusahaan melakukan pengelolaan permodalan untuk memastikan kemampuan dalam melanjutkan keberlangsungan usaha. Perusahaan memiliki kebijakan untuk mengelola likuiditas secara hati-hati dengan memelihara kecukupan saldo kas dan ketersediaan modal kerja. Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan secara berkala melakukan review performa keuangan Perusahaan. Sebagai bagian dari review ini, Direksi dan Dewan Komisaris mempertimbangkan eksposur risiko keuangan. Struktur modal Perusahaan terdiri dari kas dan setara kas, dan ekuitas pemegang saham yang terdiri dari modal yang ditempatkan, dan saldo laba. risk management so as to maintain a favorable liquidity position needed to support future business operations. Solvency Level The Company’s ability to meet its obligations by the Company’s own assets was better than in the previous year, as reflected in Debt to Asset Ratio of 0.73 in 2014 as opposed to 0.70 recorded in 2013. Receivables Collectability In regards to securities transaction settlement payables and receivables, the Company has set a maximum repayment term of three 3 days after the date of the securities transaction. Meanwhile, account receivables derived from clearing and settlement guarantee for securities transaction, stock options trading, clearing and settlement guarantee for stock index futures trading transaction, and bonds trading transaction which were collected from to the clearing members through Indonesia Stock Exchange IDX. CAPITAL CAPITAL STRUCTURE POLICY The Company manages capital to ensure its business continuity. The Company has a policy for a prudent liquidity management by maintaining sufficient cash and available working capital. The Company’s Board of Directors and Board of Commissioners periodically reviews the Company’s financial performance. As part of this review, the Board of Directors and Board of Commissioners take financial risk exposure into consideration. The Company’s capital structure comprises cash and cash equivalents, and shareholders’ equity consisting of subscribed capital and retained earnings. Powering The Way To Promote Capital Market Deepening PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia 100 Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis INFORMASI MENGENAI IKATAN YANG MATERIAL UNTUK INvESTASI BARANG MODAL Pada tahun 2014, Perusahaan tidak melakukan perikatan khusus dengan pihak manapun terkait investasi barang modal. INFORMASI DAN FAKTA MATERIAL SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN Pada tanggal 2 Pebruari 2015, Perusahaan melakukan setoran modal sebesar Rp5.000.000.000 ke Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia PPPIEI sebagai lembaga penyelenggaran Dana Perlindungan Pemodal. PROSPEK USAHA Di tengah kondisi ekonomi global yang masih cukup lemah, perekonomian Indonesia tumbuh cukup baik. Hal ini tidak lepas dari berbagai kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia BI dan pemerintah dalam menjaga stabilitas makro. Dalam keterbukaan informasinya, BI menyatakan akan fokus untuk memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, selaras dengan kondisi yang ada. BI memprediksi, pertumbuhan ekonomi 2015 berada di kisaran 5,5-6, inflasi 3-5, dan suku bunga SBN tiga bulan 6-6,5. Angka ini merupakan prediksi konservatif dan wajar mengingat kondisi ekonomi global diprediksi belum bisa pulih hingga akhir 2015. Berbagai praktisi keuangan memprediksi, tahun 2015 adalah tahun pemulihan bagi Amerika Serikat AS dan Eropa. Dengan demikian, terdapat kemungkinan terjadinya capital outflow di pasar modal Indonesia. Kendati demikian, prospek pasar modal atau bursa di kawasan Asia Tenggara pada 2015 diperkirakan masih baik. Ditengah tantangan pengurangan stimulus moneter dari The Fed, prestasi bursa di kawasan Asia Tenggara berpeluang menguat terbatas. Hal ini terbukti dari kinerja pasar modal Indonesia tahun 2014 yang mampu mengukir prestasi dan masih akan berlanjut hingga akhir 2015. INFORMATION ON MATERIAL COMMITMENTS FOR CAPITAL GOODS INvESTMENT In 2014, there was no agreement pertaining to capital goods investments by the Company with any party. MATERIAL INFORMATION AND FACTS PERTAINING TO SUBSEQUENT EvENTS On February 2 nd , 2015, the Company injected a capital of Rp5,000,000,000 to the Indonesian Securities Investor Protection Fund as the institution that manages the Investor Protection Fund. BUSINESS PROSPECTS Amidst the continued unfavorable global economic conditions, Indonesia economic indicated a reasonably sound growth. This was attributed to Bank Indonesia BI policies and the government in maintaining macro stability. In its release, BI stated the focus on strengthening monetary and macro-prudential policy mix in line with existing conditions. Economic growth in 2015 is forecasted between 5.5-6, with inflation at 3-5, while three-month government securities rate at 6-6.5. This is a fair and conservative estimate considering the prediction of continued sluggish global economic conditions until the end of 2015. Many financial practitioners predicted that the United States US and Europe economies would recover in 2015. As such, the capital outflow from Indonesia capital market is expected to occur. Nevertheless, the prospects of Southeast Asian capital markets or exchanges in 2015 are expected to remain favorable. Amidst the challenges of the Fed’s monetary stimulus reduction, the achievements of Southeast Asia’s exchanges will experience limited improvement. This is evident by Indonesia capital market performance in 2014 that was capable in delivering positive results and will likely to continue until the end of 2015. Powering The Way To Promote Capital Market Deepening PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia 101 Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis Pasar modal ASEAN khususnya Indonesia diprediksi masih akan diminati investor AS, Eropa dan Jepang. Prediksi ini didasarkan pada realitas bahwa pasar modal Indonesia masih mampu memberikan return yang cukup tinggi dalam situasi ekonomi global yang lemah. Tentunya hal ini akan berdampak positif bagi pasar modal Indonesia kedepan. Sementara, di sektor yang lain, komoditas merupakan instrumen yang cukup fluktuatif. Melemahnya nilai tukar rupiah serta melambatnya pergerakan harga komoditas berpengaruh terhadap harga komoditas maupun sahamnya. Jika demikian, yang diuntungkan ialah emiten dollar earner. Pemerintah memprediksi, harga Indonesia Crude Price Oil CPO di kisaran US95-US110 per barel dengan target lifting minyak mencapai 900.000-920.000 barel per hari. Sedangkan, lifting gas ditargetkan mencapai 1.200 juta- 1.250 juta barel setara minyak per hari. Untuk asumsi nilai tukar rupiah, diperkirakan berada di level Rp11.500- Rp12.000 per US1. Dalam konteks global, The Fed diperkirakan akan menormalisasi kebijakannya dengan meningkatkan suku bunga sehingga akan membawa dampak terhadap arus modal di Indonesia. Berbagai kalangan menilai, pada 2015 saham, obligasi, maupun reksadana relatif masih sangat menjanjikan. Berdasarkan data perjalanan return investasi di pasar modal, dimana sejak 1989 hingga 2014 dimana return atas investasi lebih kurang 18-20 per tahun. Melihat fakta tersebut, investor tentu menunggu peran aktif para emiten yang berkualitas untuk melantai di pasar modal. Transaksi obligasi tahun 2015 diperkirakan juga masih akan marak. Dengan risiko yang lebih besar, obligasi korporasi masih memberi return yang lebih baik dibanding obligasi pemerintah. Diharapkan akan ada penambahan penawaran selama tahun 2015 sehingga memicu daya tarik transaksi di secondary market. Sebagai instrumen investasi yang cukup mudah dan murah, reksadana juga diprediksi akan mengalami peningkatan kinerja. Terlebih saat ini dimana sosialisasi instrumen ini semakin luas dan masyarakat semakin mudah dalam mengakses informasinya. Ke depan investasi reksadana diperkirakan terus bertumbuh seiring dengan bertambahnya pelaku perencana keuangan serta adanya gerakan nasional cinta pasar modal. ASEAN capital market, particularly Indonesia’s, is projected to remain attractive to the US, European and Japanese investors. This prediction is based on the fact that Indonesia capital market continues to provide relatively high returns despite weak global economic situation. This will likely have a positive impact on Indonesia capital market going forward. Meanwhile, on other sectors, commodity is an instrument that is quite fluctuated. The weakening of the Rupiah exchange rate as well as slow movement in commodity prices will affect the commodity prices and its shares. Hence, dollar earner issuers will benefit this situation. The Government predicts Indonesia Crude Oil Prices CPO will be in the range of USD95-USD110 per barrel with the oil-lifting target reaching 900,000-920,000 barrels per day. Meanwhile, gas lifting is targeted to reach 1,200 million-1,250 million barrels of oil per day. The Rupiah exchange rate is estimated to be between Rp11,500-Rp12,000 to USD1. In a global context, the Fed is expected to normalize its policy by raising interest rates thereby affecting capital flows in Indonesia. Experts estimate that stocks, bonds, and mutual funds will continue to be relatively attractive in 2015. Based on the capital market’s investment return data, the return on investment since 1989 up to 2014 was approximately 18-20 per year. In view of these facts, investors will likely anticipate the active role of good issuers to list their shares in the capital market. Bonds transactions in 2015 are expected to continue to be attractive. With greater risk, corporate bonds will continue to give better returns than government bonds. Additional offers are anticipated throughout 2015, thereby driving transactions in the secondary market. As a relatively simple and inexpensive investment instruments, the mutual funds are also predicted to perform positively, especially as the socialization of this instrument becomes increasingly accessible and available for the public. Going forward, mutual funds investments are expected to continue growing in line with the increase in financial planners and the presence of a national movement that support the capital market. Powering The Way To Promote Capital Market Deepening PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia 102 Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis Mencermati kondisi ekonomi global yang mulai ralatif stabil dan fundamen ekonomi Indonesia yang cukup baik, diprediksi pada tahun 2015 IHSG tumbuh hingga level 6.300. Potensi ini sangat mungkin dicapai terlebih jika mendapatkan dukungan dari pemerintah melalui kebijakan-kebijakan ekonomi yang pro pasar dan pro investasi. Pada tahun 2015, Perusahaan memasuki tahap akhir dari rencana strategis Perusahaan periode 2012-2015. Dengan rumusan tersebut, secara konsisten Perusahaan senantiasa memperkuat diri dengan melakukan pengembangan yang ditujukan untuk terus meningkatkan kualitas produk dan layanan yang ditawarkan. ASPEK PEMASARAN Peningkatan kualitas layanan dan produk serta efisiensi penyelesaian transaksi bursa menjadi fokus Perseroan dalam memberikan pelayanan kepada AK sebagai pengguna jasa. Hal ini dapat dilihat ketika KPEI berhasil melaksanakan beberapa program kerja internal dan program pengembangan infrastruktur pasar modal bersama dengan OJK, BEI dan KSEI. Selama tahun 2014, Perusahaan telah menyelesaikan berbagai insiatif strategis untuk mendukung kemudahan transaksi bursa. Perusahaan juga berkomitmen untuk melaksanakan Peraturan OJK Nomor 26POJK.042014 tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa yang meliputi aktivitas bisnis penjaminan KPEI, penanganan kegagalan penyelesaian transaksi bursa, urutan penggunaan dan pengembalian sumber keuangan jika terjadi kegagalan. DIvIDENDANA CADANGAN JAMINAN Perusahaan telah menyisihkan 10 dari laba bersih per 31 Desember 2013 atau sebesar Rp6.612.835.700 sebagai dana cadangan jaminan. Keputusan ini berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS tanggal 19 Juni 2014 yang disyahkan oleh notaris Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., Resume RUPS No. 277VI2014. In view of global economic conditions that are beginning to become relatively stable, and Indonesia favorable economic fundamentals, the JCI is predicted to grow to a level of 6,300 in 2015. This is likely in view of the support of the government’s pro-market and pro- investment economic policies. In 2015, the Company will enter the final stage of the 2012-2015 strategic plans. Through these formulations, the Company will consistently strengthen itself through the developments that continuously seek to improve the quality of its products and services. MARKETING ASPECTS To provide services to CM as the customers, the Company focuses on product and service quality improvement as well as securities transaction settlement efficiency. This is reflected in the various internal work programs and capital market infrastructure development programs that KPEI successfully carried out together with the IFSA, IDX, and KSEI. The Company completed several strategic initiatives in 2014 aimed at facilitating the exchange transactions. The Company is also committed to implementing IFSA Regulation No. 26POJK.042014 concerning Securities Transaction Settlement Guarantee that covers KPEI’s guarantee business activity, handling of securities transaction settlement failures, sequence of application and repayment of financial resources in the event of a failure. DIvIDENDSGUARANTEE FUND RESERvE The Company has allocated 10 of its net income as of December 31 st , 2013 or Rp6,612,835,700 as guarantee fund reserve. This stipulation is based on the General Meeting of Shareholders GMS dated June 19 th , 2014 as legalized by a notary, Ashoya Ratam, SH, M.Kn., GMS Resume No. 277VI2014. Powering The Way To Promote Capital Market Deepening PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia 103 Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis Perusahaan telah menyisihkan 15 dari laba bersih tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2012 atau sebesar Rp10.372.929.887 sebagai dana cadangan jaminan. Keputusan ini berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS pada tanggal 4 Juni 2013 yang disahkan oleh notaris Ashoya Ratam, S.H., M.Kn., Resume RUPS No. 335VI2013. PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN DANATAU MANAJEMEN Perusahaan tidak memiliki program pemilikan saham bagi karyawan dan atau manajemen. INFORMASI MATERIAL MENGENAI INvESTASI, EKSPANSI, DIvESTASI, PENGGABUNGAN PELEBURAN USAHA, AKUISISI ATAU RESTRUKTURISASI UTANG MODAL Selama tahun 2014, Perusahaan tidak melakukan aktivitas diluar kewajaran terkait dengan investasi, ekspansi, divestasi, penggabunganpeleburan usaha, akuisisi atau restrukturisasi sehingga tidak terdapat informasi dan atau fakta material terkait hal-hal diatas. INFORMASI TRANSAKSI MATERIAL YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN Tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan kepentingan selama tahun pelaporan. URAIAN MENGENAI PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERPENGARUH SIGNIFIKAN TERHADAP PERUSAHAAN Selama tahun pelaporan, tidak terdapat perubahan Peraturan Perundang-undangan yang berdampak signifikan pada Perusahaan. The Company has allocated 15 of its net income for the year ended December 31 st , 2012 or Rp10,372,929,887 as guarantee fund reserve. This stipulation is based on the General Meeting of Shareholders GMS on June 4 th , 2013 which was legalized by a notary, Ashoya Ratam, SH, M.Kn., GMS Resume No. 335VI2013. EMPLOYEE AND OR MANAGEMENT STOCK OWNERSHIP PLAN The Company does not have a stock ownership plan for its employees andor management. MATERIAL INFORMATION ABOUT INvESTMENT, ExPANSION, DIvESTMENT, BUSINESS MERGER CONSOLIDATION, ACQUISITION OR DEBTCAPITAL RESTRUCTURING The Company did not perform extraordinary activities related to investment, expansion, divestment, mergerconsolidation, and acquisition or restructuring throughout the year. Therefore, there was no material information or facts related to the above matters. INFORMATION ON MATERIAL TRANSACTIONS WITH CONFLICT OF INTEREST There was no conflict of interest transaction during the reporting year. DESCRIPTION OF REGULATORY CHANGES THAT SIGNIFICANTLY AFFECT THE COMPANY During the reporting year, there was no regulatory change that significantly affected the Company throughout the year. Batik Tulis Motif Purbonegoro memiliki makna memelihara negara sebaik-baiknya untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, termasuk juga memelihara kelestarian lingkungan. Batik Tulis Purbonegoro has the meaning of managing the state at its best for communities’ welfare and prosperity, including environmental preservation. Sebagai kerangka kerja di seluruh element organisasi, keempat tema strategis KPEI mengandung tujuan strategis Perusahaan, yaitu memberikan manfaat secara maksimal bagi para pemangku kepentingan dan berkontribusi secara aktif dalam pengembangan pasar modal As the frameworks across the organization, KPEI’s four strategic themes incorporate the corporate main goals of maximizing stakeholders benefit, and actively contributing in capital market development Strategi Bisnis Business Strategy Powering The Way To Promote Capital Market Deepening PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia 106 Strategi Bisnis Business Strategy Tahun 2014 merupakan tahun pengembangan dan penguatan peran KPEI dalam rangka mendukung pertumbuhan pasar modal Indonesia. Disamping itu, pada tahun yang sama KPEI juga ditunjuk menjadi koordinator pelaksanaan beberapa Program Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal. Berbagai inisiatif dilaksanakan sebagai upaya pengembangan bisnis utama perusahaan sekaligus kontribusi KPEI terhadap penentuan arah pengembangan pasar modal Indonesia ke depan. 2014 was the year of development and reinforcement of KPEI’s role in supporting the growth of Indonesia capital market. Moreover, in the same year KPEI was appointed as the coordinator of the implementation of Capital Market Infrastructure Development Programs. Various initiatives were carried out as the efforts to develop the corporate core business, while simultaneously contributing towards the future direction of Indonesia capital market. Powering The Way To Promote Capital Market Deepening PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia 107 Strategi Bisnis Business Strategy Sesuai dengan rencana strategis Perusahaan periode 2012-2015, dan melanjutkan Program Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal PPIPM, pada tahun 2014 KPEI kembali mencanangkan 4 empat tema strategis Perusahaan, yaitu Strengthening Central Counterparty CCP Regulatory Roles; Innovative Market Development; Capacity Institutional Building; dan Harmonization Smart Globalization . Sebagai kerangka kerja di seluruh organisasi, keempat tema strategis ini mengandung tujuan strategis Perusahaan, yaitu memberikan manfaat secara maksimal bagi para pemangku kepentingan dan berkontribusi secara aktif dalam pengembangan pasar modal. Capacity Building CCP Regulatory Roles Market Development HARMONIZATION SMART GLOBALOZATION Tema Strategis KPEI 2012-2015 | KPEI’s Strategic Theme 2012-2015 Seluruh tema strategis tersebut kemudian digunakan sebagai pilar bagi sasaran strategis yang ditetapkan. Rencana kerja strategis disusun mulai dari level Direksi hingga Divisi untuk dilaksanakan dalam periode satu tahun. Setiap inisiatif mempunyai target kinerja yang menjadi Key Performance Indicator KPI sebagai alat ukur keberhasilan yang dicapai. Reflecting the Company’s strategic plan for 2012-2015, and in pursuit of the Capital Market Infrastructure Development Programs, in 2014 KPEI launched 4 four strategic themes, comprising Strengthening Central Counterparty CCP Regulatory Roles; Innovative Market Development; Capacity Institutional Building; and Harmonization Smart Globalization. As the framework across the organization, these four strategic themes incorporate the main goal of maximizing stakeholders benefit and contributing actively in capital market development. All strategic themes subsequently served as the pillars of established strategic objectives. The strategic business plan is generated and compiled from the Board of Directors level to the Division level for a one-year implementation period. Every initiative is set with performance targets that serve as a Key Performance Indicators KPI for the achievement measures. Powering The Way To Promote Capital Market Deepening PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia 108 2014 STRATEGIC PLAN In enforcing the role of Clearing and Guarantee Institution in Indonesia capital market, KPEI has prepared a strategic plan that accommodates challenges faced in the market. Several initiatives in the Company’s 2012-2015 business plan were successfully implemented throughout 2014. KPEI’s strategic plan was also developed as a guidance and direction for all elements of the Company. The plan was prepared based on the Company’s vision, mission, as well as internal and external conditions; thereby the strategic target can be accurately formulated. Further, the strategic target is used as a reference in formulating steps and initiatives, stipulating performance target measurements, and becoming an evaluation material at the end of the period. Strategi Bisnis Business Strategy RENCANA STRATEGIS 2014 Dalam memperkuat peran Lembaga Kliring dan Penjaminan LKP di pasar modal Indonesia, KPEI menyusun rencana strategis yang akomodatif terhadap kondisi tantangan di pasar. Selama tahun 2014 berbagai inisiatif yang menjadi bagian rencana strategis Perusahaan periode 2012-2015 berhasil diimplementasikan. Rencana strategis KPEI juga disusun sebagai pedoman dan arah bagi seluruh elemen Perusahaan. Penyusunan rencana mengacu pada visi, misi, kondisi internal dan eksternal Perusahaan, sehingga sasaran strategis dapat dirumuskan dengan tepat. Selanjutnya sasaran strategis ini digunakan sebagai acuan untuk menyusun langkah dan inisiatif, menetapkan ukuran target kinerja, serta menjadi bahan evaluasi di akhir periode. Strategic Theme Strategic Business Plan 2012-2015 Strategy MapStrategy Objectives BSC Frames Key Performance Indicator KPI Strategic Initiatives Mission, vission Core value Misi | Misson : Mewujudkan Pasar Modal Indonesia yang aman dan menarik | To actualize a safe and attractive Indonesia capital market visi | Vision : Menjadi lembaga Kliring dan Penjaminan yang handal untuk menyediakan layanan terbaik di Pasar Modal Indonesia | To become a clearing and guarantee institutions reliable of providing the best services in Indonesia capital market Nilai Inti | Core value : Customer Focus, Achievement of Excellence, Integrity, Prudence, Fellowship | Customer Focus, Achievement of Excellence, Integrity, Prudence, Fellowship • Strengthening CCP Regulatory Roles • Innovative Market Development • Capacity and Institutional Building • Harmonization and Smart Organization • Internal External Analysis • Strategy Formulation Selection • Stakeholder = Strengthening CCP Regulatory Roles • Customer = Capacity Building • Internal Process = Market Development Support and Harmonization • Learning Growth = Knowledge Based Organization • Measurement • Target • Project Initiatives • Non-Project Initiatives Hierarki Proses Perumusan dan Implementasi Strategi | Strategy Formulation and Implementation Process Hierarchy Powering The Way To Promote Capital Market Deepening PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia 109 Strategi Bisnis Business Strategy Balanced Scorecard KPEI menggunakan pendekatan Balanced Scorecard melalui 4 empat perspektif, yaitu Stakeholder, Financial, Internal Business Process dan Learning Growth, untuk menentukan sasaran strategis beserta inisiatifnya, agar pelaksanaan kerja menjadi terarah, tepat, terukur dan dapat dicapai.

a. Perspektif Stakeholders