Powering The Way To Promote Capital Market Deepening
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
76
Layanan Jasa dan Produk Services And Products
LAYANAN INFORMASI a. Member Interface
MI
Layanan MI membantu AK untuk mendapatkan informasi secara keseluruhan dan terpadu terkait
kegiatan yang dilakukan AK bersangkutan, yang berhubungan dengan fungsi KPEI sebagai
penyelenggara kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Aplikasi MI dibuat berdasarkan flow
process
Straight Through Processing STP.
b. Mobile Clearing and Guarantee System m-CLEARS
Layanan m-CLEARS merupakan layanan pesan singkat yang disampaikan melalui telepon selular mengenai
berbagai informasi kliring dan penjaminan. Layanan m-CLEARS dapat diperoleh dengan model Alert atau
On Request
yang dapat dipilih sendiri oleh pelanggan sesuai dengan kebutuhannya.
CUSTOMER CARE KPEI
Customer care KPEI merupakan layanan satu pintu yang
menyediakan informasi mengenai produk dan layanan KPEI. Layanan ini juga berfungsi untuk menjawab
pertanyaan, menerima masukan, maupun keluhan yang disampaikan pengguna jasa serta pemangku kepentingan.
Layanan customer care KPEI dapat diakses dengan menghubungi:
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5
Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53 Jakarta 12190
Telepon : +62.21.515 5115
SMS : +62.816 115 5000
Fax : +62.21.515 5120
Toll Free : 0800-100-KPEI 5734
Email : customer.carekpei.co.id
Facebook : AskKPEI
Twitter : AskKPEI
Website : www.kpei.co.id
INFORMATION SERvICES
a. Member Interface MI
MI helped CM to obtain a comprehensive and integrated information related to the CM’s activities,
in alignment with KPEI’s function to conduct the stock exchange transactions clearing and settlement. MI
application was developed based on flow process of Straight Through Processing STP.
b. Mobile Clearing and Guarantee System m-CLEARS
m-CLEARS was s short message service delivered to mobile phone regarding various information of clearing
and guarantee. m-CLEARS services can be obtained in Alert mode or On Request mode. The customer can set
the options accordingly to their needs.
CUSTOMER CARE KPEI
Customer Care KPEI is a one-stop service that provides information reagarding KPEI’s products and services,
as well as to provide answer to a questions, to receive feedback, and complaints from by users and also
stakeholders.
KPEI Customer Care services can be accessed by calling: Indonesia Clearing and Guarantee Corporation
Indonesia Stock Exchange Building, Tower I, 5
th
Floor Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190
Phone : +62.21.515 5115
SMS : +62.816 115 5000
Fax : +62.21.515 5120
Toll Free : 0800-100-KPEI 5734
Email : customer.carekpei.co.id
Facebook : AskKPEI
Twitter : AskKPEI
Website : www.kpei.co.id
Powering The Way To Promote Capital Market Deepening
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
77
Entitas Anak dan Asosiasi
Subsidiaries And Associates
PT Penilai Harga Efek Indonesia Indonesia Bond Pricing Agency IBPA
Menara Global, Lantai 19 Jl. Gatot Subroto Kavling 27
Jakarta, 12950 Tel : +62 21 527 0179
Fax : +62 21 527 0178 Website: http:www.ibpa.co.id
Email : enquiriesibpa.co.id
PT Penilai Harga Efek Indonesia PHEI
PT Penilai Harga Efek Indonesia PHEI merupakan salah satu anak perusahaan KPEI bersama BEI dan KSEI, yang
berfungsi untuk melakukan penilaian atas efek, utang, sukuk, dan surat berharga lainnya dengan cara yang
objektif, independen, kredibel, dan akuntabel. PHEI resmi beroperasi sejak 19 September 2007 setelah Bapepam-
LK mengeluarkan peraturan No. V.C.3 tentang Bond Pricing Agency
LPHE. KPEI memiliki saham PHEI dengan persentase sebesar 33,3.
PT Indonesia Bond Pricing Agency IBPA
PT Indonesia Bond Pricing Agency IBPA is one of subsidiary companies of KPEI, IDX and KSEI, whose
function is to carry out a valuation of the securities, debt, sukuk, and other securities in an objective, independent,
credible, and accountable method. IBPA officially start to operate since September 19, 2007 upon Bapepam-LK
issuance of regulation No. V.C.3 regarding Bond Pricing Agency LPHE. KPEI share ownership in IBPA is 33.3.
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia KSEI Indonesian Central Securities Depository
Gedung Bursa Efek Indonesia Tower I, Lt.5 Jl. Jend. Sudirman Kav.52-53
Jakarta 12190, Indonesia Tel: +62 21 515 2855
Fax: +62 21 5299 1199 Toll Free : 0800- 186-5734
helpdeskksei.co.id www.ksei.co.id
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia KSEI
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia KSEI merupakan salah satu Self-Regulatory Organization SRO yang
berperan sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian LPP di pasar modal Indonesia. Institusi ini
didirikan di Jakarta, pada tanggal 23 Desember 1997 dan memperoleh izin beroperasi pada tanggal 11 November
1998. KPEI merupakan salah satu pemegang saham KSEI, dengan besar persentase kepemilikan saham sebesar
10,50.
Indonesian Central Securities Depository KSEI
PT Indonesian Central Securities Depository KSEI is one of Self-Regulatory Organization SRO, whose role
is as the Depository and Settlement Institution LPP in Indonesia capital market. This institution was established
in Jakarta, on December 23, 1997 and obtained a legal license to operate on November 11, 1998. KPEI is one of
the shareholders of KSEI, with ownership of 10.50.
Powering The Way To Promote Capital Market Deepening
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
78
Entitas Anak dan Asosiasi Subsidiaries And Associates
PT. Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia
Indonesian Securities Investor Protection Fund
Menara Global 19th Floor Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 27
Jakarta 12950 Phone +62 21 - 527 0206
Fax +62 21 - 527 0207 E-mail:helpdeskindonesiasipf.co.id
PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia PPPIEI
PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia PPPIEI adalah sebuah badan yang bertugas
untuk mengurus dana proteksi pemodal dalam industri pasar modal Indonesia. Badan yang dibentuk oleh BEI,
KPEI, dan KSEI ini mulai resmi beroperasi pada tahun 2012, dengan mengantongi izin SK Menteri Hukum dan
HAM nomor: AHU-64709.AH.01.01.tahun 2012 tentang Badan Hukum Perseroan pada tanggal 18 Desember
2012. Persentase kepemilikan saham KPEI di PPPIEI adalah sebesar 33,3.
Indonesian Securities Investor Protection Fund PPPIEI
Indonesian Securities Investor Protection Fund PPPIEI is an agent whose task is to manage investor protection fund
in Indonesia capital market industry. PPPIEI was jointly established by KPEI, IDX and KSEI, and began its official
operation in 2012, based on the decree of Minister of Law and Human Rights No. AHU-64709.AH.01.01.Tahun
2012 regarding liability company on December 18, 2012. KPEI share ownership in PPPIEI is 33.3.
PT Indonesian Capital Market Electronic Library Indonesian CaMEL
Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 2 Lt.1 Jl. Jend Sudirman Kav.52-53
Jakarta 12190, Indonesia Tel: +62 21 5150515 ext. 4350
Fax: +62 21 515 2319 infoicamel.co.id
PT Indonesian Capital Market Electronic Library I-CaMEL
PT Indonesian Capital Market Electronic Library I-CaMEL adalah sebuah lembaga penyedia data dan penyelenggara
edukasi Pasar Modal Indonesia yang didirikan secara bersama-sama oleh BEI, KPEI, dan KSEI. Peran utama
I-CaMEL adalah sebagai pengumpul data dan laporan dari pemilik data pasar modal dan sebagai penyedia
data tersebut bagi publik atau pihak tertentu yang membutuhkan. I-CaMEL resmi beroperasi sejak tahun
2011. Persentase kepemilikan saham KPEI di I-CaMEL adalah sebesar 33,3.
Indonesian Capital Market Electronic Library I-CAMEL
PT Indonesian Capital Market Electronic Library I-CAMEL is a data provider and education organizers of the
Indonesian Capital Market that was established by KPEI, IDX and KSEI. I-CAMEL main role is to collect datas and
reports from the capital market, and also as data provider for public or any particular party. I-Camel officially operate
since 2011. KPEI share ownership in i-CAMEL is 33.3.
Powering The Way To Promote Capital Market Deepening
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
79
Perhimpunan Pendidikan Pasar Modal Indonesia Indonesia Capital Market Education Association
Gedung Bursa Efek Indonesia Tower I, Lantai 6 Jl. Jend Sudirman Kav.52-53
Jakarta 12190, Indonesia Tel: +62 21 5150515
Fax: +62 21 5153565
Entitas Anak dan Asosiasi Subsidiaries And Associates
Perhimpunan Pendidikan Pasar Modal Indonesia P3MI
Perhimpunan Pendidikan Pasar Modal Indonesia P3MI adalah sebuah perhimpunan, yang merupakan gabungan
dari SRO yakni BEI, KPEI, dan KSEI. P3MI memiliki komitmen untuk ikut aktif berperan-serta dalam mengembangkan
Pasar Modal Indonesia dengan membantu menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten dan handal di
bidang pasar modal, yang akan diwujudkan melalui Pendidikan Pasar Modal.
P3MI didirikan di Jakarta, berdasarkan Akta No. 34 yang dibuat dihadapan Notaris Fathiah Helmi, SH pada tanggal
25 Maret 2009 yang telah diubah dengan Akta No. 50 tertanggal 17 Juni 2009 dan telah mendapat pengesahan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-85.AH.01.06 tertanggal 24 Juli 2009.
The Indonesia Capital Market Institute TICMI
The Indonesia Capital Market Institute TICMI adalah
sebuah institusi pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta ujian sertifikasi profesi
pasar modal Wakil Perusahaan Efek. Wakil Perantara Pedagang Efek, Wakil Manajer Investasi, dan Wakil
Penjamin Emisi Efek. TICMI didirikan oleh Perhimpunan Pendidikan Pasar Modal Indonesia P3MI pada tanggal
30 Agustus 2010 berdasarkan Akta No. 42 dihadapan Notaris Fathiah Helmi SH yang berkedudukan di Jakarta.
Indonesia Capital Market Education Association
Indonesia Capital Market Education Association is an association consolidated from the SRO namely IDX,
KPEI, and KSEI. P3MI is committed to take active role in developing Indonesia Capital Market in assisting the
preparation of competence and excellent HR in capital market, that will be realized through Capital Market
Education.
P3MI was established in Jakarta, based on Deed No.34 prepared before the Notary Fathiah Helmi, SH on March
25
th
2009 which revised by Deed No. 50 dated June 17
th
2009 and granted verification from Ministry of Law and Human Right of the Republic of Indonesia No. AHU-85.
AH.01.06 dated July 24
th
2009
The Indonesia Capital Market Institute TICMI
The Indonesia Capital Market Institute TICMI is an education institution who provide education and training
along with the capital marlet professional certification Securities Company Representative, Securities Trading
Representative, Investment Manager Representative, Securities Emision Guarantee Representative. TICMI
was established by Indonesia Capital Market Education Association P3MI on August 30
th
2010 based on Deed No. 42 before the Notary Fathiah Helmi SH located in
Jakarta.
The Indonesia Capital Market Institute TICMI
Kampus Universitas Indonesia Jl. Salemba Raya No. 4, Jakarta Pusat 10430
Tel : +62-21 3929900 Fax : +62-21 3929922
Email : infoticmi.net www.ticmi.net
Java Batik Truntum, sebagai symbol
cinta yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin subur berkembang
tumaruntum.
Batik Truntum, is a symbol of unconditional love, endless, and
continuously growing.
Di tengah dinamika industri ekonomi dan pasar modal, KPEI melakukan berbagai usaha untuk menghadapi berbagai tantangan. Pertambahan jumlah
emiten and aktivitas transaksi bursa direspon KPEI dengan strategi operasional yang berorientasi pada efektifitas and efisiensi, serta menangkap peluang
pertumbuhan pendapatan. Pendapatan KPEI untuk tahun 2014 dicatat naik 22,48 mencapai Rp368,68 miliar
In the midst of economic and capital market industry dynamics, KPEI performed various initiatives to face the challenges. Increased number of listed company and stock exchange transaction activity was responded by KPEI
with effectiveness and efficiency oriented strategy on operations, as well as to seize the growth opportunity in revenues. KPEI’s revenues for 2014 fiscal year was recorded an increase of 22.48 reaching Rp368.68 billion
Analisis dan
Pembahasan
Manajemen
Management Discussion and Analysis
Powering The Way To Promote Capital Market Deepening
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
82
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Management Discussion and Analysis
Pada tahun 2014, Perusahaan berhasil meningkatkan rata-rata efisiensi penyelesaian transaksi bursa baik dari sisi volume maupun nilai.
Perusahaan juga mencatatkan kinerja keuangan yang membanggakan, laba usaha meningkat 30,54 dan aset meningkat 23,51
In 2014, the Company succeeded in improving the average of securities transaction settlements efficiency, both in terms of volume and value. A satisfactory financial performance was also registered in growth of
operating income and assets by 30.54 and 23.51 respectively.
Powering The Way To Promote Capital Market Deepening
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
83
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis
Gejolak ekonomi global sangat mempengaruhi perekonomian dalam negeri. Berbagai faktor
fundamental dan geopolitik di berbagai belahan dunia mewarnai perjalanan ekonomi global. Tingginya angka
pengangguran, masalah sektor industri, serta sanksi internasional masih menjadi kendala pemulihan ekonomi
Kawasan Eropa. Di Asia, pembangunan ekonomi Jepang masih terkendala oleh masalah perpajakan khususnya
tingginya pajak konsumsi, sementara Tiongkok sedang berfokus dalam penataan struktural ekonomi sehingga
pertumbuhan ekonominya berjalan cukup lambat.
Di lain sisi, upaya pemulihan ekonomi yang dilakukan Amerika Serikat mulai menunjukkan hasil sehingga
memantapkan langkah The Fed Bank Sentral Amerika menaikkan suku bunga seiring dengan berakhirnya masa
Quantitative Easing
. Upaya ini memicu tren penguatan Dollar AS di seluruh dunia. Kondisi tersebut membuat
ekonomi AS kembali bergairah sehingga pada akhir tahun 2014 pertumbuhan ekonomi AS tumbuh mencapai 3.
Sebagai dampaknya, dari sisi pasar komoditas, daya serap pasar internasional melemah. Harga berbagai komoditas
strategis seperti pertambangan, minyak dan gas, serta agribisnis pun mengalami koreksi cukup tajam.
Demikian halnya dengan pasar uang, penguatan Dollar AS terhadap berbagai mata uang dunia memicu investor
untuk menarik dana yang sebelumnya ditempatkan di berbagai negara. Penguatan Dollar AS yang bersifat
fundamental berdampak pada depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang tersebut. Sepanjang 2014,
Data Bank Indonesia mencatat, Rupiah berfluktuasi dan sempat melemah sampai dilevel Rp12.900. Berbagai
upaya stabilisasi yang dilakukan regulator, sempat membuat Rupiah menguat pada akhir tahun 2014 dan
akhirnya ditutup di posisi beli sebesar Rp12.378Dollar AS.
Fluktuasi rupiah yang cenderung melemah, mendorong pemerintah mengalami defisit anggaran menjelang akhir
tahun. Sebagai langkah antisipasi, Pemerintah mengambil kebijakan pengalihan subsidi Bahan Bakar Minyak
BBM ke sektor produktif. Dampaknya, kenaikan harga BBM tidak bisa dihindari dan mendorong peningkatan
inflasi menjadi sebesar 8,36 pada Desember 2014. Di penghujung tahun, tepatnya tanggal 18 November 2014,
Bank Indonesia menaikkan tingkat suku bunga acuan BI Rate
sebesar 25bps menjadi 7,75. Domestic economy was affected by the global economic
turmoil. Various fundamental and geopolitical factors in many parts of the world characterized the global
economy. High unemployment, industrial sector challenges, as well as international sanctions continue
to hinder Europe’s economic recovery. In Asia, Japan’s economic development continued to be hampered by tax
issues, specifically the high consumption tax, while China focused on structural economic arrangement thereby
slowing down its economic growth.
On the other hand, US economic recovery efforts began to show positive result; thereby solidifying the
Federal Reserve’s The Fed resolve to raise interest rates following the end of Quantitative Easing. These efforts
strengthened the US dollar trend throughout the world. These conditions revived the US economy wherein by
the end of 2014, US posted an economic growth of 3. As a result, from a commodities market perspective, the
international market absorption was weakened. Prices of various strategic commodities such as mining, oil and gas,
as well as agribusiness experienced a sharp correction.
Likewise on the money markets, the strengthening US Dollar against various global currencies prompted
investors to withdraw funds previously placed in various countries. The strengthening of US Dollar fundamentals
led to the Rupiah’s depreciation against the currency. Bank Indonesia’s data registers that throughout 2014,
the Rupiah fluctuated and had weakened to a level of Rp12,900. Various stabilization efforts were undertaken
by the regulator, which led the Rupiah to strengthen at the end of 2014 and close at a buy position of Rp12,378
US Dollar.
The Rupiah fluctuation, which tended to weaken, led to the government budget deficit at the end of the year.
As a precaution, the government adopted a policy of allocating fuel subsidies to the productive sectors. As a
result, fuel prices inevitably increased hence driving higher inflation to 8.36 in December 2014. On November
18
th
, 2014, Bank Indonesia raised its benchmark interest rate BI Rate by 25bps to 7.75,
Powering The Way To Promote Capital Market Deepening
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
84
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis
Di tengah kondisi tersebut, perekonomian Indonesia tahun 2014 secara umum dapat dikatakan cukup baik.
Bahkan Indonesia mampu memetik efek positif dari fluktuasi ekonomi dunia. Defisit Neraca Pembayaran
Indonesia NPI yang dialami tahun-tahun sebelumnya tidak lagi terjadi pada tahun 2014. Data Bank Indonesia
menunjukkan bahwa NPI 2014 mencatat surplus US15,2 miliar setelah sebelumnya mengalami defisit US7,3
miliar pada tahun 2013. Perbaikan ini ditopang oleh menyusutnya defisit transaksi berjalan dan meningkatnya
surplus transaksi modal dan finansial. Defisit transaksi berjalan menurun menjadi US26,2 miliar 2,95 PDB
dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai US29,1 miliar 3,18 PDB.
Hal yang sama terjadi pada kondisi di pasar modal Indonesia. Kendati sempat mengalami fluktuasi di
pertengahan tahun, perdagangan saham kembali normal khususnya saat memasuki kuartal ketiga tahun 2014.
Pasar modal Indonesia mampu mengukir kinerja yang cukup bagus, terbukti Indeks Harga Saham Gabungan
IHSG tercatat pada akhir 2014 ditutup menguat 22,29 di posisi 5.226,95 dibandingkan dengan penutupan bursa
tahun 2013 yang berada di level 4,274.18. Nilai kapitalisasi pasar saham mengalami peningkatan di tahun 2014
sebesar Rp5.228,04 triliun atau 23,92 dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp4.219,02 triliun. Sedangkan
volume saham yang beredar di tahun 2014 sebanyak 3,084 miliar lembar saham, meningkat 9,06 dari tahun
2013 sebanyak 2,827 miliar lembar saham.
Pada tahun 2013, nilai outstanding obligasi hanya tercatat sebesar Rp1.211,99 trilliun yang terdiri dari Obligasi dan
Sukuk Pemerintah sebesar Rp995,25 triliun, dan Obligasi Korporasi, Sukuk Efek Beragun Aset sebesar Rp216,74
triliun.
Sepanjang tahun 2014, tercatat penambahan 24 emiten baru dan 1 emiten yang delisting. Jumlah tersebut
meningkat dari 483 perusahaan di tahun 2013 menjadi 506 perusahaan di 2014.
Amidst these conditions, Indonesia’s economic generally showed a good performance in 2014. Indonesia was able
to benefit from the positive effects derived from the global economic fluctuation. Indonesia Balance of Payments
Deficit NPI, which was experienced in previous years, did not occur in 2014. Bank Indonesia’s data showed
that Indonesia Balance of Payments in 2014 registered a surplus of USD15.2 billion, compared to the previous
deficit of USD7.3 billion in 2013. These improvements were supported by a shrinking current account deficit and
rising capital and financial account surplus. The current account deficit decreased to USD26.2 billion 2.95 of
GDP compared to the previous year of USD29.1 billion 3.18 of GDP.
Similar conditions were also noted in Indonesia capital market. Despite the fluctuations in the middle of the
year, trading resumed to normal, especially venturing into the third quarter of 2014. Indonesia capital market
performed favorably as reflected in Jakarta Composite Index JCI at the end of 2014 that recorded higher,
closing by 22.29 at a level of 5,226.95 compared with 2013 closing position of 4,274.18. The stock market
capitalization value in 2014 increased to Rp5,228.04 trillion or up by 23.92 compared to Rp4,219.02 trillion
in 2013. Meanwhile, the volume of issued shares in 2014 reached 3.084 billion shares, 9.06 higher compared to
2.827 billion shares in 2013.
The value of outstanding bonds in 2013 reached Rp1,211.99 trillion comprising Government Bonds and
Sukuk and Corporate Bonds, Sukuk Asset Backed Securities valued at Rp995.25 trillion and Rp216.74
trillion respectively.
Throughout 2014, there were additional 24 new issuers listed and 1 delisted issuer, increasing from 483 companies
in 2013 to 506 companies in 2014.
Powering The Way To Promote Capital Market Deepening
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
85
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis
Hal lain yang menjadi kebalikan dari kondisi di atas, terlihat pada volume transaksi bursa tahun 2014 yang
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013. Pada tahun 2014, tercatat total volume transaksi bursa sebesar
1.327,02 miliar lembar saham dengan rata-rata volume transaksi bursa harian sebesar 5.483,54 juta lembar
saham. Sedangkan di tahun 2013, total volume transaksi bursa sebesar 1.342,66 miliar lembar saham dengan rata-
rata volume transaksi bursa harian sebanyak 5.502,69 juta lembar saham. Penurunan juga terjadi pada nilai transaksi
bursa dimana pada tahun 2014 total nilai transaksi bursa sebesar Rp1.453,39 triliun dengan rata-rata nilai transaksi
bursa harian sebesar Rp6,01 triliun. Jumlah tersebut sedikit menurun dibanding tahun 2013 dengan total nilai
transaksi bursa sebesar Rp1.522,12 triliun dengan rata- rata nilai transaksi bursa harian sebesar Rp6,24 trilliun.
Berbeda dengan nilai maupun volume transaksi bursa, pada tahun 2014 total frekuensi transaksi bursa sebanyak
51,45 juta kali dengan rata-rata frekuensi transaksi bursa harian sebanyak 212,63 ribu kali. Pada tahun 2013,
total frekuensi transaksi bursa mencapai 37,49 juta kali transaksi dengan rata-rata frekuensi transaksi bursa
harian sebanyak 153,68 ribu kali transaksi. However, some aspects indicated contrary conditions, as
reflected in the decreased of transaction volume in 2014 compared to 2013. In 2014, the total securities transaction
volume reached 1,327.02 billion shares with the average of daily transaction volume of 5,483.54 million shares.
Whereas in 2013, the total securities transaction volume stood at 1.342.66 billion shares with the average of daily
securities transaction volume of 5,502.69 million shares. A decline was also posted in the securities transaction
value in 2014, which amounted to Rp1,453.39 trillion with the average of daily securities transaction value of
Rp6.01 trillion. The account was slightly lower compared to 2013 total securities transaction value of Rp1,522.12
trillion and the average of daily securities transaction value at Rp6.24 trillion. In contrast to the value and volume
transactions, the total securities transaction frequency in 2014 was posted at 51.45 million transactions with
the average of daily securities transaction frequency of 212.63 thousand transactions. In 2013, the total securities
transaction frequency reached 37.49 million transactions with the average of daily securities transaction frequency
of 153.68 thousand transactions.
Powering The Way To Promote Capital Market Deepening
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
86 SETTLEMENT EFFICIENCY
Aligned with the decline in securities activities in 2014, KPEI also experienced similar trends in terms of value and
total volume of securities transaction settlements. The securities transaction settlement value in 2014 reached
Rp649.32 trillion with the average of daily securities transaction settlement value of Rp2.68 trillion. On
securities transaction settlement volume, KPEI recorded 457.74 billion shares, with the average of daily securities
transaction settlement volume of 1.89 billion shares.
In 2013, KPEI recorded the total securities transaction settlement value at Rp718.74 trillion with the average
of daily securities transaction settlement value of Rp2.95 trillion. Meanwhile, total securities transaction settlement
volume reached Rp547.58 billion with the average of daily securities transaction settlement volume of Rp2.24 billion.
SECURITIES TRANSACTIONS CLEARING
Throughout 2014, KPEI carried out securities transaction clearing process through netting scheme with the average
of daily securities transaction settlement volume efficiency of 64.87, an increased compared to 2013 level of
58.96. Meanwhile on value efficiency, KPEI recorded the average of daily securities transaction settlement
value efficiency of 54.24 in 2014, compared to 50.88 in 2013.
EFISIENSI PENYELESAIAN
Seiring dengan penurunan aktivitas bursa yang terjadi di tahun 2014, KPEI juga mengalami hal serupa terhadap
nilai dan volume penyelesaian transaksi bursa tersebut, Total nilai penyelesaian transaksi bursa tahun 2014
tercatat sebesar Rp649,32 triliun dengan rata-rata penyelesaian transaksi bursa harian sebesar Rp2,68
triliun, Dari sisi volume penyelesaian transaksi bursa, KPEI melakukan penyelesaian transaksi efek sebanyak 457,74
miliar lembar saham dengan rata-rata volume efek harian sebanyak 1,89 miliar lembar saham.
Pada tahun 2013, KPEI melakukan total nilai penyelesaian transaksi bursa sebesar Rp718,74 triliun dengan rata-rata
penyelesaian transaksi bursa harian mencapai Rp2,95 triliun, Sedangkan total volume penyelesaian transaksi
bursa, tercatat Rp547,58 miliar dengan rata-rata volume penyelesaian transaksi bursa harian mencapai Rp2,24
miliar,
KLIRING TRANSAKSI BURSA
Selama tahun 2014, KPEI melakukan proses kliring transaksi bursa secara netting dengan rata-rata efisiensi
volume penyelesaian transaksi bursa harian sebesar 64,87, meningkat dibandingkan pada tahun 2013
yang tercatat sebesar 58,96, Sedangkan dari sisi nilai, selama tahun 2014 KPEI mencatat rata-rata efisiensi nilai
penyelesaian transaksi bursa harian sebesar 54,24, dibandingkan tahun 2013 sebesar 50,88,
Transaksi Bursa |
Securities Transaction
Penyelesaian Transaksi Bursa |
Securities Transaction Settlement
Efisiensi |
Efficiency
Frekuensi Frequency
| dalam ribuan kali |
in thousand
times volume |
dalam miliar lembar | in billion
shares Nilai dalam triliun
Rp | Value in trillion Rp
volume | dalam miliar
lembar | in billion shares
Nilai dalam triliun Rp |
Value in trillion Rp volume
Nilai | Value
Jumlah 2014 Total in 2014
51,457,61 1,327,02
1,453,39 457,74
649,32 66,26 55,36
Rata-rata Harian Daily Average
212,63 5,483,54
6,005,75 1,89
2,68 64,87 54,24
Tinjauan Usaha
Business Review
Powering The Way To Promote Capital Market Deepening
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
87
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis
ALTERNATE CASH SETTLEMENT
Pada tahun 2014 total volume penyelesaian efek melalui mekanisme Alternate Cash Settlement ACS adalah
sebesar 24,22 juta lembar saham dengan nilai sebesar Rp99 miliar, Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun
2013 dimana total volume penyelesaian efek pada tahun tersebut adalah sebesar 23,52 juta lembar saham dengan
nilai sebesar Rp50,16 miliar,
Sedangkan jumlah Anggota Kliring AK KPEI yang melakukan penyelesaian transaksi melalui mekanisme
ini mengalami penurunan dari 156 AK di tahun 2013 menjadi 136 AK di tahun 2014,
ACS JUMLAH AK | TOTAL CM
volume lembar | shares
Nilai | Value Rp AK Serah |
Deliver CM
AK Terima |
Receive CM
Jumlah 2014 | Total in 2014
24,224,988 99,001,514,125
31 105
Tertinggi Harian | Daily Highest
8,053,700 56,394,224,375
2 26
Rata-rata Harian | Daily Average
100,103 409,097,166
0,13 0,43
Terendah Harian | Daily Lowest
FASILITAS INTRADAY
Selama tahun 2014, penggunaan Fasilitas Intraday FI untuk kebutuhan penyelesaian transaksi bursa sebesar
Rp178,45 triliun dengan total biaya sebesar Rp4,96 miliar, Rata-rata penggunaan harian tercatat sebesar Rp736,25
miliar,
Penggunaan | Usage IDR Biaya | Cost Rp
Total Penggunaan 2014 | Total Usage in 2014
178,452,446,297,300 4,957,012,397
Rata-rata Bulanan | Monthly Average
14,871,037,191,442 413,084,366
Rata-rata Harian | Daily Average
736,245,192,962 20,451,255
PINJAM MEMINJAM EFEK PME
Layanan Pinjam Meminjam Efek PME merupakan layanan KPEI yang bertujuan untuk membantu AK menghindari
risiko gagal menyerahkan saham untuk penyelesaian transaksi bursa, Kegagalan Penyelesaian Transaksi bursa
akan berdampak pada pengenaan ACS atau penggantian kewajiban serah saham menjadi serah uang,
ALTERNATE CASH SETTLEMENT
In 2014, the total stock settlement volume through the Alternate Cash Settlement ACS mechanism reached
24.22 million shares, valued at Rp99 billion. This amount increased compared to 2013, which recorded a total
stock settlement volume of 23.52 million shares, valued at Rp50.16 billion.
Meanwhile, the total of KPEI’s Clearing Members CM that carried out transaction settlements through this
mechanism decreased from 156 CM in 2013 to 136 CM in 2014.
INTRADAY FACILITY
Throughout 2014, the Intraday Facilities IF for securities transaction settlements was recorded at Rp178.45 trillion
with total cost amounted to Rp4.96 billion, while the average of daily securities transaction was posted at
Rp736.25 billion.
SECURITIES BORROWING LENDING SBL
Securities Borrowing Lending SBL is KPEI’s service that seeks to assist CM to avoid risks associated with securities
delivery failure in securities exchange transaction settlement. Securities Transaction Settlement Failures will
affect the application of ACS or changed of liabilities from securities delivery to money delivery.
Powering The Way To Promote Capital Market Deepening
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
88
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis
Pada tahun 2014, KPEI meluncurkan layanan PME sistem Front End, Layanan ini merupakan aplikasi baru
yang memberikan pilihan kepada peminjam borrower maupun yang meminjamkan lender dalam menentukan
tingkat fee secara negosiasi melalui sistem, Layanan PME front end
melengkapi layanan PME regular yang saat ini masih digunakan, KPEI terus menerus mengembangkan
dan mensosialisasikan layanan PME kepada pelaku pasar, tidak hanya pada AK dan Bank Kustodian BK namun
diperluas ke partisipan lainnya seperti Dana Pensiun, Asuransi, dan Mutual Fund, Hal ini dilakukan agar
dapat meningkatkan nilai transaksi PME di pasar modal Indonesia,
Selama tahun 2014, realisasi layanan PME mengalami penurunan yakni mencapai Rp262,04 miliar dibandingkan
dengan nilai total tahun 2013 sebesar Rp395,33 miliar, Rata-rata outstanding pinjaman harian tahun 2014
tercatat sebesar Rp717,92 juta dengan rata-rata volume harian sebanyak 276,930 lembar saham,
Bulan |
Month
Total Rata-Rata Harian | Daily Average
Jumlah Hari |
Total Days
Nilai | Value Rp volume
lembar | shares Frekuensi
Frequency kali | times
Nilai | Value Rp volume
lembar | shares
2014 262,041,191,700
101,079,300 307
717,921,073 276,930
365 2013
395,330,570,500 148,121,000
619 1,086,072,995
406,925 364
PENGELOLAAN AGUNAN
Collateral management merupakan proses penting yang
dapat mengurangi risiko kredit counterparty dengan menempatkan agunan sebagai jaminan penyelesaian
transaksi di bursa, Agunan merupakan aset yang dimiliki oleh AK maupun nasabah AK yang dikelola KPEI dan
menjadi jaminan atas penyelesaian transaksi bursa, Dalam menangani collateral management, KPEI menetapkan
kebijakan, metodologi parameter risiko, termasuk jenis agunan yang diperbolehkan dan penerapannya dalam
konteks risk management,
Sampai dengan akhir tahun 2014, nilai agunan yang dikelola oleh KPEI mencapai Rp23,99 triliun yang terdiri
dari dari agunan offline sebesar Rp7,92 triliun dan agunan online
sebesar Rp16,07 triliun, In 2014, KPEI launched the SBL Front End System
service. This is a new service application that provides the borrower and the lender an option to negotiate and
determine fees through the system. The SBL front-end service reinforces SBL regular services that are currently
used. KPEI continuously strives to develop and increase awareness of the SBL services to market practitioners, not
only to CM and Custodian Banks CB but also to other participants such as Pension Fund, Insurance, and Mutual
Funds. This is aimed at enhancing SBL transaction value in Indonesia capital market.
The actual SBL services throughout 2014 declined to Rp262.04 billion compared with the total value of
Rp395.33 billion in 2013. The average of daily outstanding borrowing in 2013 was posted at Rp717.92 million with
the average of daily volume of 276,930 shares.
COLLATERAL MANAGEMENT
Collateral management is an important process that can reduce counterparty credit risk by placing collateral
as a guarantee of securities transaction settlement. The collateral is an asset owned by CM or its customers
managed by KPEI and pledged as collateral for the securities transaction settlement. In handling the
collateral management, KPEI determines policy, risk parameter methodology, including the type of collateral
that is permitted and applied within the context of risk management.
Up to the end of 2014, the collateral under KPEI management reached Rp23.99 trillion, comprising offline
collateral and online collateral amounted to Rp7.92 trillion and Rp16.07 trillion, respectively.
Powering The Way To Promote Capital Market Deepening
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
89
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis
Komposisi agunan offline terdiri dari bank garansi senilai Rp6,39 triliun atau 80,74 dari total agunan offline,
deposito sebesar Rp1,29 triliun atau sebesar 16,30 dari total agunan offline, agunan minimum kas sebesar
Rp223,20 miliar atau sebesar 2,82 dari total agunan offline
, dan Rp11,50 miliar atau 0,15 yang merupakan nilai saham BEI milik AK,
Sementara, komposisi agunan online terdiri dari 95,49 atau sebesar Rp15,34 triliun dalam bentuk saham,
obligasi sebesar Rp564,58 miliar atau 3,51, dan uang tunai sebesar Rp160,59 miliar atau 1 dari total agunan
online
,
Agunan Offline | Offline Collateral
Jenis Instrumen | Type of Instrument Nilai Agunan |
Collateral Value Rp Persentase |
Percentage
Bank Garansi | Bank Guarantee
6,395,460,800,000 80,74
Deposito Berjangka | Time Deposits
1,291,226,163,172 16,30
Agunan Minimum Kas | Minimum Cash Collateral
223,197,989,182 2,82
IDX Seat 11,500,000,000
0,15
Grand Total 7,921,384,952,353
100,00 Agunan Online |
Online Collateral
Jenis Instrumen | Type of Instrument Nilai Agunan |
Collateral Value Rp Persentase |
Percentage
Uang | Cash
160,598,023,515 1,00
Saham | Equity
15,340,655,839,978 95,49
Obligasi | Bond
564,584,976,673 3,51
Grand Total 16,065,838,840,166
100,00 DANA JAMINAN
Dana jaminan adalah dana yang digunakan apabila cadangan jaminan dan fasilitas kredit bank tidak
mencukupi dalam penanggulangan kegagalan penyelesaian transaksi bursa dan sebagai jaminan untuk
memperoleh kredit bank dalam rangka penjaminan penyelesaian transaksi bursa tersebut,
Dana Jaminan merupakan dana yang bersumber dari pungutan AK yang melakukan transaksi bursa sebesar
persentase tertentu dari nilai transaksi bursa dan merupakan kontribusi dari AK yang baru bergabung,
Penjelasan Dana Jaminan ini tertuang dalam Peraturan OJK No, 26POJK,042014 tentang penjaminan penyelesaian
transaksi bursa, penyempurnaan dari Peraturan Bapepam dan LK No, III,B,7 tentang Dana Jaminan,
The composition of offline collaterals consist of bank guarantee at Rp6.39 trillion or 80.74 of total offline
collateral, time deposits at Rp1.29 trillion or 16.30 of total offline collateral, minimum cash collateral of
Rp223.20 billion or 2.82 of total offline collateral, and Rp11.50 billion or 0.15 that represents the value of IDX
shares owned by CM.
Meanwhile, the composition of online collaterals consist of 95.49 or Rp15.34 trillion in stocks, 3.51 or Rp564.58
billion in bonds, and cash amounted to Rp160.59 billion, or 1 of total online collateral.
GUARANTEE FUND
The guarantee fund is a fund that is used when the guarantee fund reserve and credit facility becomes
insufficient to cover securities transaction settlement failures and as a guarantee to secure credit facility to
guarantee securities transaction settlement.
Guarantee Fund is a fund from CM levies charged from securities transactions at a certain percentage
of the transaction value and represents the new CM’s contribution. Detailed explanation about Guarantee Fund
is set out in the IFSA Regulation No.26POJK.042014 on securities transaction settlement guarantee, a refinement
to Bapepam and LK Regulation No. III.B.7 on Guarantee Fund.
Powering The Way To Promote Capital Market Deepening
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
90
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis
Dana Jaminan bukan merupakan milik pihak tertentu dan tidak didistribusikan kepada siapapun untuk keperluan
apapun kecuali untuk tujuan yang telah diatur dalam ketentuan yang berlaku, Sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, KPEI diwajibkan untuk mengelola dana jaminan tersebut dan penggunaannya wajib dilaporkan kepada
Otoritas Jasa Keuangan OJK,
Dana jaminan hanya dapat diinvestasikan dalam surat berharga negara SBN dan atau deposito bank dengan
komposisi yang disetujui oleh Komite Kebijakan Kredit dan Pengendalian Risiko KKKPR KPEI, Hasil investasi
dana jaminan wajib ditambahkan ke dalam dana jaminan setelah dikurangi biaya atas jasa pengelolaan yang
dilakukan KPEI,
KPEI mendapatkan persetujuan melakukan pungutan sebesar 0,01 dari nilai transaksi bursa sebagai salah satu
sumber utama pembentukan dana jaminan berdasarkan Surat Keputusan Ketua Bapepam No, KEP-26PM2000
tentang Dana Jaminan tanggal 30 Juni 2000, yang sebelumnya diatur dalam surat Bapepam No, S-1484
PM1997 tanggal 27 Juni 1997,
Selanjutnya pada tanggal 9 Desember 2004 Bapepam-LK mengeluarkan surat keputusan No, Kep-47PM2004 yang
memberikan persetujuan kepada KPEI untuk memungut dana jaminan sebesar 0,005 dari nilai transaksi kontrak
berjangka dan 0,00125 dari nilai transaksi obligasi,
Hingga akhir tahun 2014, total dana jaminan yang dikelola KPEI adalah sebesar Rp2,71 triliun, Sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, KPEI telah menginvestasikan dana jaminan ke dalam dua instrumen yaitu deposito
sebesar Rp2,38 triliun dan SBN sebesar Rp328,27 miliar, Penempatan ini telah mendapatkan persetujuan dari
KKKPR,
Dana Jaminan | Guarantee Fund
Jumlah dan Komposisi Penempatan Dana Jaminan
Guarantee Fund Placement, Amount and Composition
Instrumen | Instrument 2014 Rp
Persentase Percentage
2013 Rp Persentase
Percentage
Deposito | Time Deposits
2,378,004,293,966 87,87
1,880,555,747,591 82,05
Surat Berharga Negara | Government
Securities 328,271,219,786
12,13 411,407,381,709
17,95
Jumlah | Total
2,706,275,513,484 100,00
2,291,963,129,301 100,00
Guarantee Fund does not belong to a particular party and is not distributed to anyone for any purpose except
for the purpose as set out within the prevailing rules and regulations. In accordance with prevailing regulations,
KPEI is required to manage the guarantee fund and its use shall be reported to the Indonesia Financial Services
Authority IFSA.
Guarantee fund can only be invested in the government securities SBN andor bank deposits with a composition
approved by KPEI’s Credit and Risk Management Policy Committee KKKPR. The guarantee fund’s investment
returns must be included in the guarantee fund after deducting management fees for services performed by
KPEI.
KPEI has secured the approval to charge a 0.01 levy over securities transaction value as one of the main sources
for the guarantee fund based on Bapepam Chairman’s Decree No. KEP-26PM2000 on the Guarantee Fund
dated June 30
th
, 2000, in lieu of Bapepam Letter No. S-1484PM1997 dated June 27
th
, 1997. Furthermore, on December 9
th
, 2004, Bapepam-LK issued the Decree No. Kep-47PM2004 that grants the approval
to KPEI to collect the guarantee fund at 0.005 from a futures transaction value and 0.00125 of bond
transactions.
Up to the end of 2014, total guarantee fund managed by KPEI reached Rp2.71 trillion. Pursuant to the
prevailing regulations, KPEI has invested guarantee fund in two instruments, comprising deposits and SBN at
Rp2.38 trillion and Rp328.27 billion, respectively. These placements have received prior approval from the KKKPR.
Powering The Way To Promote Capital Market Deepening
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
91
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis
METODOLOGI MANAJEMEN RISIKO
Risiko sangat tidak bisa dihindari tetapi risiko dapat dikurangi atau dihilangkan dengan manajemen risiko,
Pergerakan naik-turunnya harga pasar yang tinggi dan tidak diharapkan dapat terjadi sewaktu-waktu, Gejolak
harga yang terjadi di pasar modal merupakan risiko yang mau tidak mau harus dihadapi, Kondisi ketidakpastian
seperti ini, bila tidak dikelola dengan tepat, maka akan mengalami kerugian,
Dalam menjamin risiko kegagalan penyelesaian transaksi bursa, KPEI sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan
LKP menerapkan manajemen risiko sebagai kebutuhan mutlak Perusahaan, Mengemban fungsi penjaminan
penyelesaian transaksi bursa, KPEI tentunya mempunyai perangkat pengendalian risiko untuk menjalankan
fungsinya sebagai LKP,
KPEI memiliki berbagai macam metodologi manajemen risiko yang dibedakan berdasarkan produknya, Pemilihan
metodologi tersebut tentunya berdasarkan international best practices
dimana lembaga kliring sejenis di luar negeri juga menggunakan metodologi tersebut, Metode
perhitungan risiko untuk produk ekuiti dan PME menggunakan Value at Risk VaR dan Factor Model,
Sedangkan obligasi menggunakan Factor Model dan Stress Test Scenario
untuk derivatif, Pada tahun 2014, KPEI menggunakan model Standard
Portfolio Analysis of Risk SPAN sebagai metodologi
perhitungan margin untuk pasar derivatif yang dikembangkan oleh Chicago Merchantile Exchange CME
untuk menjawab penyelesaian transaksi bursa derivatif, Hal ini dikarenakan SPAN lebih cocok dengan market
Indonesia dan lebih banyak digunakan oleh lembaga kliring di berbagai negara,
SPAN adalah model yang digunakan untuk menilai risiko dengan cara mengestimasi potensi kerugian terburuk
terhadap nilai sebuah posisi atau portofolio dalam satu jangka waktu tertentu berdasarkan parameter yang telah
ditetapkan oleh KPEI, Metode perhitungan model SPAN adalah melakukan simulasi terhadap perubahan harga
pasar dan menghitung nilai laba dan rugi berdasarkan perubahan harga pasar tersebut, dimana simulasi ini
dilakukan dalam 16 skenario,
Parameter untuk mengetahui risiko tingkat margin meliputi parameter price scan ranges, volatility surface,
intra-comodity charge , short option minimum, Available
Net Option Minimum ANOV,
RISK MANAGEMENT METHODOLOGY
Risk cannot be avoided but it can be mitigated or eliminated through risk management. Substantial and
unanticipated market price fluctuations can occur at any time. Price fluctuation that occurs in the capital market
represents risk that inevitably must be dealt with. These uncertain conditions, if they are not properly managed,
will result in losses.
To manage risk failures in securities transaction settlement, KPEI as the Clearing and Guarantee Institution
applies risk management as an absolute requirement of the Company. In its functions as securities transaction
settlement guarantee institution, KPEI does indeed have a risk control device to carry out its function as the LKP.
KPEI implements several risk management methodologies that is distinguished by its products. The selection of
these methodologies is made based on international best practices wherein similar clearing companies have also
used these methodologies. The risk calculation method for equities and SBL products adopts the Value at Risk
VaR and Factor Models. Whereas Factor Models is applied for bonds, and Stress Test Scenario is applied for
the derivatives.
In 2014, KPEI adopted Standard Portfolio Analysis of Risk SPAN model, developed by the Chicago Mercantile
Exchange CME, as the methodology for calculating margins for the derivatives market in response to derivative
securities transaction settlements. The application of SPAN model is due to its compatibility with Indonesia
markets and more widely adopted by clearing companies in different countries.
SPAN is a model adopted to assess risk by estimating the worst potential loss to the value of a position or portfolio
within a certain period based on the parameters set by KPEI. The SPAN model calculation method simulates
market price changes and calculates profits and losses based on market price changes, whereby the simulation is
carried out in 16 scenarios.
The parameters to determine the margin risk level includes price scan ranges, surface volatility, intra-commodity
charge, short option minimum, and Available Net Option Minimum ANOV parameters.
Powering The Way To Promote Capital Market Deepening
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
92 LAPORAN LABARUGI
PENDAPATAN PERSEROAN
Pada akhir tahun 2014, Perusahaan membukukan total pendapatan sebesar Rp368,68 miliar. Jumlah
ini meningkat sebesar Rp67,66 miliar atau 22,48 dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp301,02 miliar.
Selain dari kegiatan bisnis utama Pendapatan Perusahaan tahun 2014 juga bersumber dari kegiatan investasi atas
aset keuangan, dana kontribusi bank pembayaran serta sumber pendapatan lainnya.
Pendapatan Usaha Bersih
Pada akhir tahun 2014, realisasi Pendapatan Usaha bersih sebesar Rp281,04 miliar. Jumlah ini mengalami
peningkatan sebesar 7,71 dibandingkan realisasi tahun 2013 yang sebesar Rp260,92 miliar.
Peningkatan pendapatan usaha bersih terutama karena pada tahun 2014 biaya tahunan setoran atas Penerimaan
Negara Bukan Pajak adalah nihil. Sementara, pada tahun 2013, Perusahaan membukukan biaya atas akun tersebut
sebesar Rp21,16 miliar.
Pada tahun 2014 Perusahaan juga berhasil meningkatkan pendapatan jasa pengelolaan dana jaminan yang sangat
signifikan yaitu 138,78 dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar Rp8,49 miliar menjadi Rp20,27 miliar.
Rincian Pendapatan Usaha Bersih tahun 2014 tercantum dalam tabel berikut:
Pendapatan Usaha Bersih | Net Operating Revenues
DESKRIPSI | DESCRIPTION Tahun | Year
Naik Turun | IncreaseDecrease
2014 2013
Rp
Jasa Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Perdagangan Saham |
Clearing and Settlement Guarantee Services for Securities Transactions
260,634,706,372 273,450,628,047
4.69 12,815,921,675
Jasa Pengelolaan Dana Jaminan | Guarantee Fund
Management Services for Securities Transactions 20,273,688,113
8,490,402,666 138.78
11,783,285,447 Jasa Pinjam Meminjam Efek |
Securities Borrowing and Lending Income
27,338,204 44,841,122
39.03 17,502,918
Lainnya | Others
105,125,000 95,071,000
10.58 10,054,000
Jumlah Pendapatan Usaha | Total Operating
Revenues 281,040,857,689
282,080,942,835 0.37
1,040,085,146
Setoran atas Penerimaan Negara Bukan Pajak | Annual Contribution on Non-Tax State Revenue
21,156,070,713 100.00
21,156,070,713
Pendapatan Usaha Bersih | Net Operating
Revenues 281,040,857,689
260,924,872,122 7.71
20,115,985,567
INCOME STATEMENTS
REvENUES
At the end of 2014, the Company posted total revenues of Rp368.68 billion, grew 22.48 or by Rp67.66 billion
compared to Rp301.02 billion in 2013. In addition to revenues from its core business activities, the Company’s
revenues in 2014 were also derived from investment activities of financial assets, payments bank contribution
and other sources of revenues.
Net Operating Revenues
At the end of 2014, the actual net operating revenues was posted at Rp281.04 billion. This is an increase by
7.71 compared to Rp260.92 billion in 2013.
The increase in net operating revenues in 2014 was primarily due to the annual contribution on Non-Tax State
Revenue, which was nil. Meanwhile, the Company posted Rp21.16 billion on this account in 2013.
The Company booked a significant increase in revenues of guarantee fund management services for securities
transaction by 138.78 compared to 2013 figure of Rp8.49 billion, to Rp20.27 billion in 2014. Details of Net
Operating Revenues in 2014 are listed in the following table:
Kinerja Keuangan
Financial Performance
Powering The Way To Promote Capital Market Deepening
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
93
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis
Pendapatan Investasi
Pada akhir 2014, Perusahaan membukukan peningkatan yang signifikan pada pendapatan investasi yaitu sebesar
155,17 dibandingkan tahun 2013 yang sebesar Rp33,48 miliar menjadi Rp85,43 miliar. Peningkatan
pendapatan investasi terutama karena peningkatan pendapatan bunga dari deposito berjangka sebesar
Rp14,07 miliar atau 50,56 dibandingkan tahun 2013 menjadi Rp41,91 miliar.
Perusahaan juga membukukan peningkatan pendapatan bunga dari investasi pada kupon surat berharga dan
penempatan dana pada rekening giro masing-masing sebesar Rp2,14 miliar dan Rp254,92 juta dibandingkan
tahun 2013.
Pendapatan Investasi | Investment Income
DESKRIPSI | DESCRIPTION Tahun | Year
Naik Turun | IncreaseDecrease
2014 2013
Rp Penghasilan Bunga |
Interest Income
Deposito Berjangka | Time Deposits
41,908,587,784 27,835,686,079
50.56 14,072,901,705
Kupon Surat Berharga | Interest on Bonds
14,068,226,316 11,926,232,431
17.96 2,141,993,885
Rekening Giro | Current Accounts
261,574,583 6,653,799
3831.21 254,920,784
Laba Rugi Belum Terealisasi atas Perubahan Nilai Wajar Reksadana |
Unrealized Gain Loss on Changes in Fair Value of Mutual Fund 29,189,552,894
6,289,187,303 564.12
35,478,740,197
Jumlah | Total 85,427,941,577
33,479,385,006 155.17 51,948,556,571
BEBAN USAHA
Seiring dengan perkembangan usaha dan tanggung jawab Perusahaan dalam meningkatkan efisiensi penyelesaian
transaksi perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia BEI, beban usaha Perusahaan tahun 2014 meningkat
18,73 atau sebesar Rp38,51 miliar dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp244,06 miliar.
Peningkatan ini terutama karena pada tahun 2014, Perusahaan melakukan pembayaran biaya tahunan
Otoritas Jasa Keuangan OJK sebesar Rp28,10 miliar. Pada tahun 2013, belum terdapat akun biaya tahunan
OJK mengingat pada tahun tersebut secara resmi OJK baru beroperasi.
Investment Income At the end of 2014, the Company posted a significant
increase in investment income by 155.17, from Rp33.48 billion in 2013 to Rp85.43 billion. This increase
was mainly due to the increase in interest income from time deposits by Rp14.07 billion or 50.56 compared to
2013, to Rp41.91 billion.
The Company also recorded an increase in interest income derived from interest on bonds and fund placement
in current accounts amounting to Rp2.14 billion and Rp254.92 million, respectively compared to 2013.
OPERATING ExPENSES
In line with the Company business development and responsibility to boost settlement efficiency for stock
exchange transactions in the Indonesia Stock Exchange IDX, the Company’s operating expenses in 2014
increased by 18.73, or by Rp38.51 billion, compared to the previous year, to Rp244.06 billion.
This increase was mainly due to the Annual Contribution of IFSA at Rp28.10 billion paid in 2014. There was no
Annual Contribution of IFSA account in 2013 since its only officially operating in that year.
Powering The Way To Promote Capital Market Deepening
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
94
Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis
Peningkatan beban usaha juga disebabkan karena peningkatan beban penyusutan atas aset tetap sebesar
Rp7,53 miliar atau 28,83 dibandingkan tahun 2013 menjadi Rp33,66 miliar tahun 2014. Selain itu, beban
pemeliharaan teknologi informasi juga meningkat sebesar Rp6,08 miliar atau 60,40 dari Rp10,06 miliar di tahun
2013 menjadi Rp16,13 miliar pada tahun 2014.
Beban Usaha | Operating Expenses
URAIAN | DESCRIPTION Tahun | Year
KenaikanPenurunan |
IncreaseDecrease
2014 2013
Rp
Gaji, Honor dan Tunjangan | Salaries, Honorarium and Allowances
71,272,337,015 81,928,221,227
13.01 10,655,884,212
Pengembangan Usaha | Business Development
51,806,542,527 53,002,731,985
2.26 -1,196,189,458
Penyusutan | Depreciation
33,656,360,822 26,125,520,993
28.83 7,530,839,829
Biaya Tahunan OJK | Annual Contribution of
IFSA 28,104,085,769
Beban Administrasi | Administrative Expense
20,444,524,553 18,028,020,955
13.40 2,416,503,598
Telekomunikasi | Telecommunication
8,342,737,178 8,082,208,279
3.22 260,528,899
Pemeliharaan Teknologi Informasi | Information Technology Maintenance
16,134,748,699 10,059,012,972
60.40 6,075,735,727
Sewa | Rent
5,330,961,291 3,277,370,820
62.66 2,053,590,471
Beban Konsultan | Consultant Fees
8,968,190,461 5,049,803,117
77.59 3,918,387,344
Jumlah Beban Usaha | Total Operating
Expenses 244,060,488,315 205,552,890,348
18.73 38,507,597,967