Powering The Way To Promote Capital Market Deepening PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
259
NESIA
61 -
ang
ial
n nilai alue
n ive
ang ed
ang re
angan, es,
n bonds
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2014 AND FOR YEAR THEN ENDED - Continued
62 - 30. KOMITMEN DAN KONTINJENSI
30. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES
a. Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-26PM2000 tanggal
30 Juni 2000 tentang Dana Jaminan, Bapepam memberikan persetujuan kepada
Perusahaan untuk menerima 0,01 dari nilai kumulatif transaksi bulanan di bursa efek.
Perusahaan diwajibkan melakukan pembentukan, pengelolaan dan penggunaan
dana jaminan tersebut. Pelaporan keuangan dana jaminan dilakukan terpisah dari laporan
keuangan Perusahaan. a. Based on the decision letter of the Chairman
of Bapepam No. KEP-26PM2000 dated June 30, 2000, regarding Guarantee Fund,
Bapepam has given its approval for the Company to receive 0.01 of the monthly
securities transactions cumulative value on the stock exchange. The Company is
responsible for the establishment, management and utilization of the guarantee
fund. The financial statements of the guarantee fund are maintained separately
from the Company’s financial statements.
Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-47PM2004 tanggal
9 Desember 2004, Bapepam-LK memberikan persetujuan kepada Perusahaan untuk
melakukan pungutan Dana Jaminan sebesar 0,005 dari nilai transaksi kontrak berjangka
dan 0,00125 dari nilai transaksi obligasi. Based on the decision letter of the Chairman
of Bapepam-LK No. Kep-47PM2004 dated December 9, 2004, Bapepam-LK has
approved the Company to withhold Guarantee Fund of 0.005 and 0.00125,
respectively, of the value of futures and debt securities transactions.
Sehubungan dengan perubahan dari
Bapepam ke Otoritas Jasa Keuangan OJK, pada tanggal 19 Nopember 2014, OJK
menerbitkan peraturan OJK No. 26POJK.042014 tentang penjaminan
penyelesaian transaksi bursa, dimana OJK menyatakan mencabut dan tidak berlakunya
Keputusan Bapepam No. Kep-47PM2004 tanggal 9 Desember 2004, kecuali mengenai
pungutan sebesar 0,01 dari nilai transaksi bursa sebagai salah satu sumber utama
pembentukan dana jaminan. In relation with the change from Bapepam to
Financial Services Authority FSA, on November 19, 2014, the FSA published the
FSA regulation No. 26POJK.042014 on the settlement of exchange transactions, which
replaces Bapepam Decree No. Kep- 47PM2004 dated December 9, 2004, except
to collect 0.01 of cumulative value of securities transaction as the main source for
the guarantee fund.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, posisi dana jaminan adalah sebagai berikut:
As of December 31, 2014 and 2013, the financial position of the guarantee fund is as
follows:
31 Desember 31 Desember
December 31, December 31,
2014 2013
Rp Rp
Bank 186.474.723
25.549.980 Cash in bank
Deposito berjangka 2.377.956.098.488
1.880.661.079.300 Time deposits
Investasi dalam Surat Investment in Government
Utang Negara 328.319.415.000
411.302.050.000 Bonds
Piutang dana jaminan 17.599.737.925
12.659.499.504 Guarantee fund receivable
Piutang bunga 9.873.940.472
10.311.636.516 Interest receivable
Liabililtas 20.495.430.924
8.548.626.550 Liabilities
Aset Bersih 2.713.440.235.684
2.306.411.188.750 Net Asset
Powering The Way To Promote Capital Market Deepening PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
260
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2014 AND FOR YEAR THEN ENDED - Continued
63 - b. Pada Agustus 2002, PT Usaha Bersama
Sekuritas mengalami gagal bayar atas transaksi saham. Perusahaan memperkirakan
adanya potensi kegagalan beruntun sebesar Rp 30.986.550.000. Selanjutnya, Perusahaan
memutuskan untuk menunda penyelesaian transaksi tersebut. Keputusan ini telah sesuai
dengan surat Ketua Bapepam-LK tanggal 11 Nopember 2002, untuk memberikan
kesempatan kepada Bapepam-LK untuk melakukan penyidikan atas adanya indikasi
transaksi yang tidak wajar. b. In August 2002, PT Usaha Bersama
Sekuritas failed to settle securities transactions. The Company estimated
potential recurring failure of Rp 30,986,550,000. Moreover, the Company
decided to postpone the settlement of such transaction. The decision was in accordance
with the letter of the Chairman of Bapepam- LK dated November 11, 2002, in order to give
Bapepam-LK a chance to investigate any indication of unfair transaction.
Sampai dengan tanggal laporan keuangan ini diterbitkan, Perusahaan masih melakukan
penundaan penyelesaian sehubungan
dengan status hukum transaksi tersebut. As of the date of the issuance of these
financial statements, the Company has still placed on hold the settlement of such
transaction due to the legal status of the transactions.
c. Berdasarkan Surat Bapepam-LK No. S-3411 BL2006 tanggal 28 Desember 2006
mengenai penyusunan Rencana Kerja Anggaran Tahunan RKAT 2007, terdapat
perubahan mengenai komposisi pembagian porsi fee transaksi bursa, yaitu PT Bursa Efek
Indonesia dari 52,5 menjadi 60, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia dari 32,5
menjadi 30, dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia 15 menjadi 10.
c. Based on the Letter from Bapepam-LK No. S-3411BL2006 dated December 28,
2006 regarding the establishment of Annual Operational Budget Plan RKAT 2007, there
were changes made to the composition of securities transaction fee, which are, for
PT Bursa Efek Indonesia increased from 52.5 to 60, PT Kliring Penjaminan Efek
Indonesia decreased from 32.5 to 30, and PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
decreased from 15 to 10.
Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-181BL2007 tanggal
13 Juni 2007, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, serta Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian dikenakan biaya tahunan sebesar 7,5 dari pendapatan
usaha berdasarkan laporan realisasi anggaran sebagai setoran atas Penerimaan
Negara Bukan Pajak PNBP dan berlaku sampai dengan 31 Desember 2013.
Based on the Decision Letter of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-181BL2007 dated
June 13, 2007, Stock Exchange, Clearing and Guarantee Institution and Custodial and
Settlement Institution is charged for annual fee of 7.5 on its operating revenue
according to the budget realization statements as contribution on Non-Tax State
Revenues PNBP and valid until December 31, 2013.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2014 tentang Pungutan oleh Otoritas
Jasa Keuangan OJK yang menggantikan surat keputusan yang disebutkan
sebelumnya, Perusahaan diharuskan untuk membayar iuran tahunan ke OJK dengan tarif
23 dua per tiga dari 15 dari pendapatan usaha tahun 2014 dan 15 dari pendapatan
usaha tahun-tahun selanjutnya. Jumlah biaya tahunan yang berakhir 31 Desember 2014
adalah sebesar Rp 28.104.085.769. Based on Government Regulation No. 11
Year 2014 on levies by the Financial Service Authority OJK which replaces the afore-
mentioned decision letter, the Company is required to pay an annual fee at the rate 23
two thirds of 15 of operating revenue in 2014 and 15 of the operating revenue in the
following years. Total annual contribution for the year ended December 31, 2014
amounted to Rp 28,104,085,769.
d. Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dana talangan standby credit facility dari
PT Bank Mandiri Persero, Tbk sebesar Rp 30 miliar yang jatuh tempo pada 31 Juli
2011 sesuai Addendum II No. RCO.JSD156PKAD2009 tanggal
9 Agustus 2010. Fasilitas kredit ini semata- mata digunakan untuk menanggulangi
kegagalan penyelesaian transaksi bursa tanpa warkat dan dijamin dengan deposito
berjangka dana jaminan di bank yang sama. d. The Company obtained a standby credit
facility from Bank Mandiri Persero, Tbk amounting to Rp 30 billion, which is originally
due on July 31, 2011 with reference to Addendum II No. RCO.JSD156 PKAD2009
dated August 9, 2010. This credit facility is solely intended for handling failure in
settlement of securities transactions and is collateralized by time deposits of the
guarantee fund in the same bank.
Powering The Way To Promote Capital Market Deepening PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
261
NESIA
63 - ama
ama
ini ese
3411 LK
ua an
. 11 . 11
na edit
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2014 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT - Lanjutan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2014 AND FOR YEAR THEN ENDED - Continued
64 - Pada tanggal 30 Juli 2012, fasilitas perjanjian
ini diadendum dengan jatuh tempo pada tanggal 31 Juli 2013, dan dijamin dengan
cadangan jaminan berupa deposito berjangka sebesar Rp 35 miliar di bank yang sama.
On July 30, 2012, this facility was amended with due date extended until July 31, 2013,
and collateralized by time deposits on fund reserved for guarantee of settlement of
securities transaction which amounted to Rp 35 billion in the same bank.
Pada tanggal 23 Juli 2014, Perjanjian ini telah diadendum dengan perpanjangan jangka
waktu jatuh tempo sampai dengan 31 Juli 2015.
On July 23, 2014, this facility was amended with due date extended until July 31, 2015.
e. Perusahaan menandatangani perjanjian sewa ruang kantor dengan PT First Jakarta
International FJI untuk masa sewa yang berakhir 31 Agustus 2009, atas ruang kantor
di Gedung Bursa Efek Indonesia, Lantai 4 dan 5, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53.
e. The Company entered into an office space lease agreement with PT First Jakarta
International FJI for a period expiring on August 31, 2009, for an office space at
Indonesia Stock Exchange Building, fourth and fifth floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53.
Berdasarkan Addendum XXIII tanggal 8 Juli 2014, masa sewa telah diperpanjang sampai
dengan 1 September 2024 untuk ruang kantor lantai 2, 4 dan 5, kecuali untuk
ruangan suite 211 akan berakhir sewa sampai dengan 26 September 2016.
Based on Addendum XXIII dated July 8, 2014, the rental period for office space on
second floor, fourth and fifth floors were extended until September 1, 2024, except for
suite 211 the lease expiry dated shall be September 26, 2016.
f. Perusahaan mengadakan perjanjian untuk
pembelian aset perdagangan dari beberapa pemasok.
f. The Company entered into agreements to
purchase trading facilities and equipment from several suppliers.
g. Perusahaan memperoleh fasilitas intraday perjanjian intraday dari PT Bank Permata,
Tbk sebesar Rp 300 miliar yang jatuh tempo pada 31 Mei 2013.
Pada tanggal 11 Nopember 2013, atas kesepakatan kedua
belah pihak, perjanjian ini diadendum dengan mengubah fasilitas kredit menjadi Rp 500
miliar yang jatuh tempo 7 Nopember 2014 dan diadendum sehingga jatuh tempo pada
7 Nopember 2015. Jangka waktu fasilitas ini berlaku sampai dengan waktu yang
disepakati oleh kedua belah pihak. Fasilitas kredit ini dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan pembiayaan dalam rangka penyelesaian transaksi harian perdagangan
saham di BEI. g. The Company obtained an intraday facility
from PT Bank Permata, Tbk amounting to Rp 300 billion which is due on May 31, 2013.
On November 11, 2013, both parties agreed to amend the maximum credit facility to
become Rp 500 billion, which is due on November 7, 2014 and was amended so will
be due on November 7, 2015. Term of this facility shall be valid until the time agreed
upon by both parties. This credit facility is solely intended for handling settlement of
daily transaction in BEI.
h. Perusahaan memperoleh fasilitas intraday dari PT CIMB Niaga, Tbk, sebesar Rp 290
miliar yang jatuh tempo pada 31 Mei 2013. Pada tanggal 4 Desember 2012, atas
kesepakatan kedua belah pihak, perjanjian ini diadendum dengan mengubah fasilitas kredit
menjadi Rp 500 miliar. Jangka waktu fasilitas ini berlaku sampai dengan waktu yang
disepakati oleh kedua belah pihak. Fasilitas kredit ini diperpanjang hingga tanggal 31 Mei
2015 yang dipergunakan untuk penyelesaian dana secara multi batch settlement atas
pemenuhan kewajiban serah efek oleh anggota kliring.
h. The Company obtained an intraday facility from PT Bank CIMB Niaga, Tbk, amounting
to Rp 290 billion which is due on May 31, 2013. On December 4, 2012, both parties
agreed to amend the maximum credit facility become Rp 500 billion. The term of this
facility shall be valid until the time agreed upon by both parties. This credit facility is
amended and will be due on May 31, 2015 which solely intended for the completion of a
multi-batch settlement funds by transferring effect of clearing member.